Ini 10 Negara Penghasil Emas Terbesar di Dunia, RI Nomor Berapa?

1 day ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah kekacauan yang tengah terjadi, harga emas dunia masih berada di level yang tinggi meskipun sempat mengalami penurunan di dua hari terakhir perdagangan.

Harga emas dunia terperosok usai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan kenaikan tarif resiprokal ke beberapa negara. Kebijakan tarif membuat investor banyak kehilangan keuntungan dari pasar saham. Emas pun kemudian dijual untuk menutupi kerugian tersebut.

Pada perdagangan Jumat (4/4/2025), harga emas dunia anjlok 2,42% di level US$3.037,36 per troy ons. Penurunan tersebut menghapus kenaikan harga emas dalam sepekan ini. Dan menjadi penurunan terburuk di sepanjang 2025.

Harga emas sempat mencapai level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan intraday Kamis (3/4/2025) di level US$3.167,57 per troy ons.

Penurunan emas yang terjadi saat ini hanyalah istirahat sejenak usai mencapai level tertinggi sepanjang masa. Harga emas diperkirakan dapat melanjutkan kenaikan karena bersiap menghadapi gejolak ekonomi yang dipicu oleh perang dagang Presiden Donald Trump.

Namun harga emas di ramal masih dapat melanjutkan kenaikan bahkan dengan target lebih tinggi.

Minggu lalu, Goldman Sachs menaikkan perkiraan harga emasnya menjadi US$3.300 per troy ons pada akhir tahun, naik dari US$3.100 per troy ons. Bank of America (BoA) juga menaikkan perkiraan emasnya baru-baru ini.

Dunia semakin cemas tentang ekonomi, dan emas telah diuntungkan. Logam mulia secara tradisional dipandang sebagai tempat berlindung yang aman selama masa-masa sulit, terutama sebagai nilai lindung terhadap inflasi.

Negara penghasil emas terbesar di dunia pun akan diuntungkan dengan kenaikan harga emas yang akan terjadi.

Dalam bidang produksi emas, tahun 2024 terbukti menjadi tahun yang dinamis, ditandai oleh ketegangan geopolitik, fluktuasi ekonomi, dan aktivitas bank sentral yang signifikan, yang semuanya telah secara kolektif membentuk lanskap penambangan emas global.

China tetap menjadi produsen emas terbesar pada 2024, dengan produksi tambang sebesar 370 metrik ton (MT). Meskipun produksi puncaknya sebesar 455 MT pada tahun 2016, produksi China yang konsisten melebihi 300 MT selama lebih dari satu dekade memperkuat posisinya sebagai pemimpin dunia dalam produksi emas.

Didominasi oleh operator milik negara, industri pertambangan emas China mencakup perusahaan-perusahaan besar seperti China Gold International Resources, Shandong Gold, dan Zijin Mining Group. Selain itu, bank sentral China muncul sebagai pembeli emas terbesar pada tahun 2023, menambahkan 225 MT ke cadangannya, sehingga totalnya menjadi 2.235 MT.

China dengan produksi emas sebesar 370 MT, menyandang status sebagai produsen emas terbesar di dunia, diikuti oleh Australia, Rusia, Kanada, dan Amerika Serikat.

1. China

China tetap menjadi pemimpin yang tak terbantahkan dalam produksi emas, mencapai hasil produksi yang luar biasa sebesar 370 metrik ton pada 2023. Tingkat produksi yang konsisten ini telah membantu China mempertahankan posisinya di puncak produsen emas global selama lebih dari satu dekade.

Dominasi perusahaan milik negara seperti China Gold International Resources, Shandong Gold, dan Zijin Mining Group menggarisbawahi pendekatan terstruktur negara tersebut untuk mengeksploitasi sumber daya emasnya yang melimpah. Selain itu, China merupakan konsumen utama emas, dengan bank sentralnya memimpin pembelian, yang semakin memperkuat posisinya di pasar emas global.

2. Australia

Australia, yang menyamai Rusia dengan produksi sebesar 310 metrik ton pada tahun 2023, terus memanfaatkan cadangan emasnya yang besar, yang merupakan yang terbesar di dunia.

Tambang emas utama, seperti tambang Boddington milik Newmont, memainkan peran penting dalam produksi emas negara tersebut, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi Australia. Kinerja tambang-tambang ini yang konsisten menyoroti peran penting Australia dalam rantai pasokan emas global.

3. Rusia

Rusia juga memproduksi 310 metrik ton emas pada tahun 2023, mempertahankan produksi yang kuat meskipun menghadapi tantangan pasar internasional karena ketegangan geopolitik. Negara tersebut telah mencari pasar alternatif, khususnya di antara negara-negara BRICS, untuk mengurangi dampak sanksi dan mempertahankan keberadaannya di pasar emas.

4. Kanada

Produksi emas Kanada mencapai 200 metrik ton pada 2023. Ontario dan Quebec merupakan andalan produksi emas Kanada, yang menyumbang lebih dari 70% dari total nasional. Meskipun sedikit menurun dari tahun sebelumnya, Kanada tetap menjadi pemain penting di pasar emas, didukung oleh perusahaan pertambangan mapan dan junior yang mengeksplorasi peluang baru di wilayah seperti Segitiga Emas BC.

5. Amerika Serikat (AS)

Amerika Serikat (AS) memproduksi 170 metrik ton emas pada 2023, dengan Nevada memimpin produksi berdasarkan negara bagian. Penurunan kecil dalam produksi ini merupakan kelanjutan dari tren yang diamati sejak 2017.

Namun, AS masih memiliki cadangan emas yang besar dan tetap menjadi pemain utama dalam industri ini, berkat infrastruktur pertambangannya yang kuat dan kemajuan teknologi dalam ekstraksi emas.

6. Kazakhstan

Produksi emas Kazakhstan telah menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan, dengan produksi sebesar 130 metrik ton pada  2023.

Tambang-tambang utama negara tersebut, seperti tambang Altyntau Kokshetau yang dimiliki oleh Glencore, sangat penting bagi peningkatan produksi ini. Inisiatif strategis dan investasi Kazakhstan di sektor emas ditetapkan untuk meningkatkan produksinya lebih jauh, memposisikannya sebagai bintang yang sedang naik daun di pasar emas global.

7. Meksiko

Meksiko, dengan produksi sebesar 120 metrik ton pada 2023, terus memanfaatkan konteks sejarahnya yang kaya akan pertambangan emas.

Tambang-tambang utama negara tersebut, seperti tambang Herradura yang dimiliki oleh Fresnillo, memainkan peran penting dalam produksi emasnya, menjadikannya salah satu produsen emas teratas secara global.

8. Indonesia

Indonesia memproduksi 110 metrik ton emas pada  2023. Kawasan Pertambangan Grasberg tetap menjadi landasan produksi emas Indonesia, yang menunjukkan pentingnya negara ini secara strategis di pasar emas global dengan cadangan yang signifikan dan operasi berskala besar.

9. Afrika Selatan

Afrika Selatan yang pernah menjadi produsen emas terbesar di dunia, memproduksi 100 metrik ton pada tahun 2023. Meskipun menghadapi berbagai tantangan seperti pemogokan buruh dan pemadaman listrik, negara ini berhasil mempertahankan produksi emas yang substansial, berkat sumber daya yang melimpah dan industri pertambangan yang mengakar kuat.

10. Uzbekistan

Uzbekistan juga melaporkan produksi emas sebesar 100 metrik ton pada 2023, mempertahankan angka yang stabil selama bertahun-tahun. Investasi besar-besaran negara ini dalam pertambangan dan eksplorasi diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi di tahun-tahun mendatang, terutama dengan peningkatan di tambang Muruntau.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Photo View |