Saham Bank BUMN Kompak Terbang dan Topang Pergerakan IHSG

1 week ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali hari ini, Kamis (10/4/2025) dengan berada di zona hijau.

IHSG dibuka melesat 5,07% di awal perdagangan. Selang beberapa menit, kenaikan IHSG sedikit terpangkas namun masih mengalami apresiasi lebih dari 4%

Sebanyak 342 saham naik, 23 turun, dan 109 tidak berubah.

Nilai transaksi pada awal perdagangan hari ini tergolong ramai, yakni lebih dari Rp 652 miliar yang melibatkan 583 juta saham dalam 23 ribu kali transaksi.

Secara sektoral, seluruh sektor perdagangan bursa mengalami kenaikan. Sektor teknologi tercatat melesat 5%, energi lompat 3,79% dan keuangan naik 3,02%.

Kinerja cemerlang IHSG hari ini utamanya didorong oleh faktor eksternal terkait kebijakan Presiden AS Donald Trump untuk menunda tarif selama 90 hari.

Saham emiten perbankan yang tergabung dalam Himpunan Bank Negara (Himbara) tercatat ikut menjadi penopang utama gerak IHSG hari ini.

Hingga pukul 9.10, saham BMRI tercatat melesat 6,16% ke Rp 5.000 per saham, saham BBNI naik 4,95% ke 4.240 per saham dan Saham BBRI melonjak 4,96% ke Rp 3.810 per saham.

Sementara itu saham BBTN tercatat naik 4,24% ke Rp 860 per saham dan saham BRIS naik 6,91% ke Rp 2.320 per saham.

Kenaikan saham emiten bank BUMN juga didorong oleh aksi korporasi pembagian dividen jumbo kepada para investor. Mayoritas bank BUMN telah mengumumkan besaran dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham atas laba bersih tahun buku 2024, dengan imbal hasil (yield) dividen nyaris mencapai 10% untuk beberapa emiten mengacu harga perdagangan saham penutupan kemarin.

Hari ini pasar keuangan Indonesia merespons positif kebijakan Trump untuk menunda tarif yang lebih tinggi selama 90 hari untuk sebagian besar negara, sebuah pembalikan mengejutkan dalam perang dagangnya yang telah mengguncang pasar secara drastis.

Dalam sebuah unggahan di platform X sekitar pukul 13:30 waktu setempat, Trump menulis bahwa ia mengambil keputusan tersebut karena lebih dari 75 mitra dagang tidak melakukan pembalasan dan telah menghubungi AS untuk "membahas" beberapa isu yang telah ia angkat sebelumnya.

Namun, penundaan tersebut tidak berlaku untuk China, yang telah melakukan pembalasan-dengan menaikkan tarif hingga 84%. Sebaliknya, Trump justru menaikkan tarif untuk negara tersebut menjadi 125%, berlaku segera.

"Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan China terhadap Pasar Dunia, saya dengan ini menaikkan Tarif yang dikenakan kepada China oleh Amerika Serikat menjadi 125%, berlaku segera. Pada suatu titik, semoga dalam waktu dekat, China akan menyadari bahwa hari-hari menipu AS, dan negara-negara lain, tidak lagi dapat dipertahankan ataupun diterima." tulis Trump.

Namun, perang dagang ini belum sepenuhnya berakhir, dan penundaan tersebut tidak mengembalikan dunia ke situasi sebelum Trump memicu ketidakstabilan global; tarif 10% secara menyeluruh tetap diberlakukan.

Untuk Kanada dan Meksiko, barang-barang yang tercakup dalam perjanjian perdagangan AS-Kanada-Meksiko tetap bebas tarif, sementara produk yang tidak termasuk dalam kesepakatan tersebut akan dikenakan tarif 25%. Produk energi dan pupuk dari Kanada akan dikenakan tarif 10%.

Belum jelas negara mana saja yang termasuk dalam kebijakan penundaan ini; pihak Gedung Putih tidak memberikan keterangan. Sebelumnya pada Rabu, Uni Eropa telah memberikan suara untuk memberlakukan tarif balasan baru, namun tarif tersebut baru akan berlaku minggu depan.

Sementara itu, tarif terpisah untuk mobil, baja, dan aluminium impor akan tetap diberlakukan, kata Menteri Keuangan Scott Bessent kemudian. Sementara tarif yang direncanakan untuk produk seperti kayu dan obat-obatan masih akan diberlakukan.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Terus Melemah, Sentuh Rp16.900 per Dolar AS

Next Article Dibuka Sri Mulyani, IHSG Ngegas Ke Level 7.100

Read Entire Article
Photo View |