Mentan Amran Bilang Pertanian Siap Bikin RI Naik Kelas, Begini Caranya

2 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan, Indonesia siap naik kelas. Dari penghasil bahan mentah menjadi negara pengolah sekaligus eksportir produk pertanian bernilai tambah tinggi.

Kata Amran, program hilirisasi tidak hanya meningkatkan nilai tambah ekspor, tetapi juga menciptakan jutaan lapangan kerja baru, menghidupkan industri desa, dan memperkuat ekonomi lokal.

"Selama ini, negara lain mengolah kakao dan kopi kita lalu mengekspor dengan nilai puluhan kali lipat. Kini saatnya Indonesia memimpin hilirisasi komoditasnya sendiri," kata Amran dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (26/9/2025).

Untuk itu, sambungnya, pemerintah menyiapkan investasi senilai Rp371,6 triliun yang bersumber dari Kredit Usaha Rakyat (KUR), sektor swasta, dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Lebih jauh, jelasnya, pemerintah mempercepat hilirisasi komoditas strategis perkebunan dengan fokus pada enam komoditas utama, yakni tebu, kakao, kelapa, kopi, mete, serta lada/pala. Program ini menargetkan pengembangan lahan seluas 800.000 hektare dengan dukungan Anggaran Belanja Tambahan (ABT) Kementerian Pertanian sebesar Rp9,95 triliun.

"Dengan sinergi pemerintah, dunia usaha, dan pemuda, hilirisasi diharapkan menjadi momentum penting untuk memperkuat kedaulatan pangan sekaligus meningkatkan daya saing pertanian Indonesia di pasar global," tegas Amran.

PB HMI Dukung Hilirisasi Pertanian

Sementara itu, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) turut mendorong peningkatan nilai tambah pertanian lewat hilirisasi. Sebagaimana terus ditekankan Kementerian Pertanian (Kementan).

Ketua Umum Pengurus Besar (PB) HMI Bagas Kurniawan mengatakan, regenerasi petani merupakan agenda strategis yang perlu mendapat perhatian.

Hal itu disampaikannya dalam Forum Guntur (Gerakan Untuk Rakyat) bertajuk "Menakar Hilirisasi Sektor Pertanian" di Sekretariat PB HMI, Jakarta, Kamis (25/9/2025).

Menurutnya, semakin banyak generasi muda yang beralih profesi di luar sektor pertanian sehingga diperlukan langkah bersama untuk menjaga keberlanjutan pangan nasional.

"Indonesia dikenal sebagai negara agraris, namun modernisasi pertanian kita masih tertinggal dibandingkan negara lain. Karena itu, perlu pembenahan menyeluruh mulai dari kebijakan, penguatan kelembagaan, hingga jaminan harga yang menguntungkan petani," kata Bagas dalam keterangannya, dikutip Jumat (26/9/2025).

Senada, Ketua Bidang Pertanian dan Kelautan Pengurus Besar (PB) HMI Romadhon mengatakan, keterlibatan generasi muda dalam mengawal keberlanjutan hilirisasi menjadi penting.

Romadhon menegaskan, keterlibatan pemuda menjadi kunci dalam membangun hilirisasi yang berkelanjutan.

"Hilirisasi berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja, dan mengurangi ketergantungan impor. Namun semua itu harus diawali dari sektor hulu dengan mendorong generasi muda kembali ke dunia pertanian," kata Romadhon.

Dalam keterangan yang sama, Ketua Pengurus Koperasi Bulog Pusat Fatah Yasin menekankan agar peran mahasiswa dan pemuda tidak berhenti pada wacana.

"Pangan merupakan fondasi ketahanan sosial, ekonomi, dan politik. Karena itu, mahasiswa harus mampu terlibat langsung dalam penguatan ekosistem pangan nasional, baik di sektor produksi (on farm) maupun pengolahan dan distribusi (off farm)," ujarnya.

Sementara itu, FIAN Indonesia melalui Martin Hadiwinata mengingatkan, ketergantungan Indonesia terhadap beras dan impor gandum masih tinggi. Ia menilai diversifikasi pangan lokal perlu diperkuat agar akses gizi masyarakat lebih merata sekaligus mendorong kedaulatan pangan.

"Regenerasi petani muda dan kampanye pangan lokal harus menjadi agenda strategis, termasuk bagi kader HMI," kata Martin.

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman saat ditemui di kantor Kementan, Jakarta, Rabu (13/8/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)Foto: Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman saat ditemui di kantor Kementan, Jakarta, Rabu (13/8/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman saat ditemui di kantor Kementan, Jakarta, Rabu (13/8/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Dipanggil Prabowo ke Istana, Mentan Amran Lapor Data Baru Stok Beras

Read Entire Article
Photo View |