Alasan China Ajak Negara Muslim ke 'Istana di Surga'

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Untuk pertama kalinya pintu Stasiun Luar Angkasa Tiangong milik Beijing akan terbuka untuk astronaut non-China.

Astronaut tersebut berasal dari Pakistan, yang akan memperkuat hubungan strategis kedua negara tidak hanya di Bumi, tapi juga di orbit.

Misi ini menandai langkah besar dalam "internasionalisasi" proyek ambisius China di luar angkasa, yang hingga kini hanya dihuni oleh astronaut asal Negeri Tirai Bambu sejak pertama kali beroperasi pada 2021.

Astronaut asal Pakistan akan bertugas sebagai payload specialist yang bertanggung jawab atas eksperimen ilmiah dan tugas harian di stasiun.

"Ini langkah signifikan untuk membuka kerja sama internasional di Tiangong," kata Quentin Parker, astrofisikawan dari University of Hong Kong, dikutip dari CNN, Senin (28/4/2025).

Deputi Direktur Badan Antariksa Pakistan (SUPARCO), Amjad Ali, menyebut misi ini sebagai "tonggak sejarah" bagi negaranya, yang tengah menghidupkan kembali program luar angkasa mereka yang telah berusia lebih dari enam dekade.

"Itu sangat penting bagi Pakistan, menjadi negara asing pertama yang diundang China untuk mengirimkan astronaut ke stasiun luar angkasa mereka," ujar Ali.

Dalam waktu dekat, SUPARCO akan mengajukan 5 hingga 10 kandidat astronaut untuk diseleksi oleh China. Dua kandidat terpilih akan menjalani pelatihan intensif selama enam bulan hingga satu tahun, sebelum satu di antaranya berangkat ke Tiangong paling cepat Oktober tahun depan.

Badan antariksa China kini kerap menggunakan nama "mistis" untuk proyek mereka setelah sebelumnya memilih nama yang revolusioner. Arti dari Tiangong adalah "Istana di Langit/Surga," menyusul kapsul luar angkasa Shenlong (naga agung) dan misi ke bulan Chang'e (dewi bulan).

Kolaborasi China-Pakistan muncul di tengah persaingan panas antara China dan Amerika Serikat dalam perebutan kekuasaan di luar angkasa. Tiangong, bersama dengan International Space Station (ISS) milik AS dan sekutunya, kini menjadi pusat persaingan geopolitik baru di orbit Bumi.

Tak hanya di antariksa, hubungan China dan Pakistan, makin erat lewat proyek ekonomi ambisius seperti China-Pakistan Economic Corridor (CPEC), bagian dari inisiatif Belt and Road.

China tercatat telah berinvestasi besar-besaran dalam infrastruktur di utara dan selatan Pakistan, termasuk pelabuhan laut dalam di kota barat daya Gwadar, serta beberapa proyek teknologi antara kedua negara.

Penandatanganan perjanjian kerja sama antariksa antara kedua negara pada Februari lalu menjadi fondasi utama misi bersejarah ini.

Amer mengungkapkan bahwa eksperimen yang akan dilakukan dalam misi luar angkasa mendatang masih dalam tahap seleksi, tetapi akan berfokus pada dampak ilmiah, industri, dan sosial yang tinggi.


(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Video: QRIS & GPN Indonesia Bikin AS Ketar-ketir?

Next Article Kulit Astronaut Merah dan Sering Radang, Alasannya Tak Kasat Mata

Read Entire Article
Photo View |