Awas Arab Makin Panas! Houthi Yaman Beri Warning Baru di Laut Merah

7 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Milisi penguasa Yaman, Houthi, kembali melontarkan ancaman bagi kapal-kapal dagang yang ingin melalui wilayah Laut Merah. Hal ini terungkap dari sebuah pemberitahuan lembaga milik kelompok pro-Iran itu, Pusat Koordinasi Operasi Kemanusiaan (HOCC), Senin (28/4/2025).

Dalam pengumumannya, Houthi memperingatkan tentang risiko yang akan dihadapi kapal-kapal mereka jika mereka terlibat dengan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS) yang dikenai sanksi oleh kelompok tersebut. Ini utamanya berlaku bagi kapal-kapal yang mengangkut senjata dari AS ke Israel melalui Laut Merah atau Samudra Hindia.

"Adanya hubungan semacam itu akan membuat perusahaan dan armada Anda terkena sanksi, dan, jika perusahaan Anda tercantum dalam daftar sanksi, armadanya akan dilarang melintasi Laut Merah, Selat Bab al-Mandab, Teluk Aden, Laut Arab, dan Samudra Hindia," kata lembaga HOCC dalam pengumumannya dikutip Newsweek.

"Lebih jauh lagi, armada perusahaan tersebut akan menjadi sasaran di mana pun yang dapat dijangkau oleh Angkatan Bersenjata Yaman."

Kelompok pemberontak Houthi di Yaman yang didukung Iran telah melancarkan ratusan serangan rudal terhadap kapal-kapal, yang semakin meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut, serta mengganggu rute maritim penting di Laut Merah sejak pecahnya perang Gaza pada Oktober 2023.

Setelah gagalnya gencatan senjata tahun ini, kelompok tersebut kembali melancarkan ancaman dan blokade, terutama yang menargetkan kepentingan Israel dan AS, dengan Presiden Donald Trump memerintahkan operasi militer di Yaman untuk menghancurkan kelompok tersebut.

Minggu lalu, HOCC yang berafiliasi dengan Houthi menjatuhkan sanksi kepada 15 perusahaan manufaktur senjata AS dengan alasan pasokan senjata mereka ke Israel dengan senjata dan peralatan canggih yang terkait dengan kejahatan perang di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Kelompok yang dikenakan sanksi dianggap sebagai "musuh" dan dapat dikonfrontasi dengan kekerasan. Ini termasuk perusahaan pelayaran, maskapai penerbangan, dan pelabuhan, serta perusahaan sektor energi.

Daftar tersebut mencakup Lockheed Martin, Northrop Grumman, dan Boeing, di antara perusahaan-perusahaan besar lainnya yang mengkhususkan diri dalam sistem rudal, kendaraan militer, teknologi satelit, dan elektronik canggih. Perusahaan-perusahaan ini sebelumnya telah dikritik oleh organisasi-organisasi hak asasi manusia karena peran potensial mereka dalam memicu konflik dan krisis kemanusiaan di Yaman.


(tps)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Detik-Detik Jet Tempur AS Gempur Pemberontak Houthi

Next Article Laut Merah Masih Panas, Houthi Yaman Beri Warning Baru

Read Entire Article
Photo View |