Ada Kabar Penting dari AS dan China, IHSG Dibuka Galau

1 day ago 5
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah tipis pada awal perdagangan hari ini, Kamis (12/6/2025).

Pagi ini, indeks dibuka turun 0,04% atau terdepresiasi 2,89 poin ke 7.219. Sebanyak 96 saham naik, 194 turun, dan 251 tidak bergerak.

Selang satu menit setelah dibuka IHSG terkoreksi semakin dalam hingga 0,26%, namun koreksi itu terpangkas lagi dengan indeks acuan bahkan sempat berbalik ke zona hijau dalam lima menit awal perdagangan.

Nilai transaksi pagi ini mencapai Rp 392 miliar yang melibatkan 694 juta juta saham dalam 42.219 kali transaksi. Kapitalisasi pasar pun naik menjadi Rp 12.578 triliun.

Pergerakan pasar keuangan Tanah Air hari ini diperkirakan banyak dipengaruhi oleh sentimen eksternal khususnya dari AS usai merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) serta AS dengan China yang telah menyepakati kerangka kerja perdagangan dan berujung pada meredakan ketegangan serta membangun kepercayaan antara kedua negara.

Inflasi AS

AS melaporkan indeks harga konsumen (CPI) naik atau mengalami inflasi 0,1% pada Mei 2025 (month to month), lebih rendah dari perkiraan ekonom yang disurvei oleh Dow Jones sebesar 0,2%.

Inflasi inti, tidak memasukkan harga makanan dan energi yang bergejolak, juga naik 0,1%, atau di bawah ekspektasi.

Secara tahunan (year on year/yoy), inflasi tercatat 2,4% pada Mei 2025, lebih tinggi dibandingkan April yakni 2,3%. Kenaikan inflasi (yoy) ini adalah yang pertama kali sejak Januari 2025 atau empat bulan terakhir. Laju inflasi Mei masih di bawah ekspektasi pasar yakni 2,5%. Namun, inflasi sedikit lebih tinggi dibandingkan April 2025 (2,3%) yang merupakan level terendah sejak 2021.

Naiknya inflasi ini menjadi sinyal jika dampak perang dagang sudah mulai merembet kepada harga barang di tingkat konsumen. Kendati demikian, laju inflasi masih di bawah ekspektasi pasar yang membuat ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed semakin besar.

AS dan China Telah Capai Kesepakatan

Kesepakatan yang untuk kembali melakukan 'gencatan senjata' dalam perang dagang AS-China telah tuntas, kata Presiden AS Donald Trump pada Rabu, setelah negosiator dari Washington dan Beijing menyepakati kerangka kerja yang mencakup tingkat tarif.

Kesepakatan itu juga menghapus pembatasan ekspor China atas mineral tanah jarang dan memungkinkan mahasiswa China mengakses universitas-universitas Amerika.

Trump menggunakan platform media sosialnya untuk menawarkan beberapa perincian pertama yang muncul dari perundingan maraton selama dua hari yang diadakan di London.

"Kesepakatan kami dengan China telah selesai, tergantung persetujuan akhir dengan Presiden Xi dan saya," kata Trump di platform Truth Social. "Magnet penuh, dan tanah jarang apa pun yang diperlukan, akan dipasok, di muka, oleh China. Demikian pula, kami akan menyediakan kepada China apa yang telah disetujui, termasuk mahasiswa China yang menggunakan perguruan tinggi dan universitas kami (yang selalu baik bagi saya!). Kami mendapatkan total tarif 55%, China mendapatkan 10%."

AS Melunak Soal Perang Dagang

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengisyaratkan pemerintahan Trump terbuka untuk memperpanjang jeda tarif 90 hari yang saat ini berlaku hingga setelah 9 Juli, asalkan mitra dagang utama AS menunjukkan "itikad baik" dalam negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung.
Namun, belum diketahui apakah Indonesia termasuk dalam daftar tersebut.

AS memiliki 18 "mitra dagang penting", kata Bessent dalam sidang di hadapan Komite Cara dan Sarana DPR di Washington. Pemerintahan Trump, menurutnya, sedang "bekerja menuju kesepakatan" dengan negara-negara tersebut.

"Sangat mungkin," ujar Bessent, bahwa untuk negara-negara dan blok dagang seperti Uni Eropa, "yang bernegosiasi dengan itikad baik," AS akan "memperpanjang batas waktu untuk melanjutkan negosiasi tersebut."

"Jika ada pihak yang tidak bernegosiasi, maka kami juga tidak akan melanjutkannya," tegasnya kepada komite yang bertanggung jawab atas kebijakan pajak.

Sebelumnya, pejabat pemerintahan Trump belum pernah mengindikasikan bahwa mereka bersedia memperpanjang jeda tarif 90 hari tanpa ada setidaknya "rancangan kesepakatan" sebelum masa jeda berakhir.

Pernyataan Bessent ini menunjukkan bahwa pemerintahan Trump mungkin lebih fleksibel terhadap tenggat waktu yang mereka tetapkan sendiri, terutama mendekati masa berakhirnya jeda.

Jeda tarif timbal balik selama 90 hari yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump pada 9 April dijadwalkan akan berakhir kurang dari satu bulan lagi.

Pejabat Gedung Putih berulang kali menyatakan bahwa mereka hampir mencapai kesepakatan dagang dengan setengah lusin negara. Namun sejauh ini, baru satu kesepakatan perdagangan formal diumumkan dengan Inggris, serta sebuah kesepakatan kerangka kerja (framework agreement) dengan Tiongkok.

Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia Mei 2025

Bank Indonesia (BI) pada pagi hari ini akan merilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang diperkirakan masih akan berada di level optimis.

Sebagai catatan, pada April 2025,IKK Indonesia berada di level 121,7 atau naik dari level terendah dalam lima bulan sebesar 121,1 pada Maret. Ini menandai peningkatan pertama dalam sentimen konsumen dalam empat bulan terakhir, seiring menguatnya sebagian besar dari enam sub-indeks.

Peningkatan terjadi pada persepsi terhadap kondisi ekonomi saat ini (naik 3,1 poin menjadi 113,7), ekspektasi pendapatan dalam enam bulan ke depan (naik 0,5 poin menjadi 137,5), tingkat pendapatan saat ini (naik 4,1 poin menjadi 125,4), dan ketersediaan lapangan kerja dibandingkan enam bulan lalu (naik 1,3 poin menjadi 101,6).

Sementara itu, sub-indeks yang mengalami pelemahan mencakup ketersediaan lapangan kerja secara umum (turun 2,4 poin menjadi 123,5) dan prospek ekonomi ke depan (turun 1,9 poin menjadi 129,8).

Indeks Harga Produsen (IHP) AS Mei 2025

Pada hari ini, AS juga akan merilis data IHP usai sebelumnya merilis data IHK.

Sebelumnya, inflasi harga produsen di Amerika Serikat melambat menjadi 2,4% secara tahunan pada April 2025, turun dari 3,4% (yang telah direvisi) pada Maret dan sedikit di bawah ekspektasi pasar sebesar 2,5%. Ini merupakan tingkat tahunan terendah sejak September 2024.

Sedangkan untuk periode Mei 2025, IHP diperkirakan naik menjadi 2,6%, meningkat dari 2,4% pada bulan sebelumnya. Kenaikan ini dapat mendorong bank sentral AS (The Fed) untuk mempertimbangkan pemotongan suku bunga lebih awal tahun ini.

Untuk diketahui, IHP AS yang lebih rendah dari perkiraan adalah sinyal positif bagi pasar keuangan global dan negara berkembang seperti Indonesia, karena bisa membuka peluang pelonggaran moneter oleh The Fed, yang mendukung aliran modal masuk dan stabilitas nilai tukar. Namun beda halnya apabila IHP mengalami kenaikan bahkan di atas ekspektasi yang akan memberikan dampak negatif bagi pasar keuangan negara berkembang.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Pasar Tunggu Kabar Penting, IHSG & Rupiah Anjlok Berjamaah

Next Article Analis Sebut Pasar Saham RI Jadi Primadona, Ini Alasannya

Read Entire Article
Photo View |