Breaking News: Harga Minyak Meroket 10% Pasca Israel Serang Iran

19 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia melonjak tajam pada perdagangan Jumat (14/6/2025) waktu Indonesia setelah serangan militer Israel ke Iran memicu kekhawatiran terganggunya pasokan dari kawasan Timur Tengah, yang menjadi jantung produksi minyak global.

Mengacu data Refinitiv, harga minyak Brent kontrak Agustus 2025 melesat 10,74% ke posisi US$76,81 per barel. Sementara itu, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak Juli 2025 meroket 11,08% ke level US$75,58 per barel.

Lonjakan ini menjadi yang tertinggi dalam lebih dari dua bulan terakhir, dan sekaligus menandai kebangkitan tajam dari tren turun selama Mei dan awal Juni lalu.

Kementerian Pertahanan Israel mengonfirmasi pihaknya telah meluncurkan serangan ke "puluhan target strategis" di wilayah Iran. Serangan ini diklaim sebagai tindakan pre-emptive terhadap program nuklir Iran yang dinilai membahayakan keamanan regional.

Media lokal Iran melaporkan sejumlah ledakan terdengar di Teheran. Beberapa tokoh penting disebut tewas, termasuk Komandan Tertinggi Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami, serta dua ilmuwan nuklir senior Fereydoun Abbasi-Davani dan Mohammad Mehdi Tehranchi.

PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan tersebut ditujukan untuk menghancurkan infrastruktur nuklir, fasilitas rudal balistik, dan jaringan militer strategis Iran.

Ketegangan geopolitik yang melibatkan dua kekuatan besar di Timur Tengah langsung mengguncang pasar energi. Pasalnya, wilayah ini mencakup negara-negara produsen utama OPEC+ seperti Iran, Irak, dan Arab Saudi yang secara kolektif menyumbang hampir sepertiga dari pasokan minyak global.

Presiden AS Donald Trump menyebut serangan Israel "sangat mungkin" dilakukan, tetapi ia meminta sekutunya tersebut menahan diri selama pembicaraan nuklir dengan Iran masih berlangsung. Di sisi lain, AS memperingatkan Iran agar tidak menyerang kepentingan Amerika di kawasan dan mulai mempersiapkan evakuasi staf diplomatik dari Timur Tengah.

Sementara itu, Iran berjanji akan membalas serangan tersebut dan mengumumkan pembangunan fasilitas pengayaan uranium baru, memperkeruh hubungan Teheran-Washington.

Lonjakan harga minyak ini diperkirakan belum akan berhenti dalam jangka pendek, terutama jika konflik bereskalasi menjadi perang terbuka. Namun, para pelaku pasar juga mencermati potensi respons dari negara-negara produsen lain serta rilis data ekonomi global.

CNBC Indonesia


(emb/emb)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Trump Bawa Kabar Mengejutkan dari Ukraina-Rusia, Harga Minyak Merosot

Read Entire Article
Photo View |