Jakarta, CNBC Indonesia - CEO Nvidia Jensen Huang membeberkan kenyataan pahit. Ia mengatakan jika Amerika Serikat (AS) terus-terusan membatasi chip AI ke China, maka Huawei akan mendapat peluang besar untuk memenuhi kebutuhan di Negeri Tirai Bambu.
Huang mengakui bahwa teknologi AS masih satu generasi lebih maju ketimbang yang dikembangkan di China saat ini. Hal tersebut juga diakui CEO Huawei Ren Zhengfei baru-baru ini.
"Namun, jika AS tak mau berpartisipasi di China, Huawei akan menggarap pasar China, lalu Huawei akan menggarap semua [pasar]," kata Huang, dikutip dari CNBC International, Jumat (13/6/2025).
Selama bertahun-tahun, AS berupaya untuk menghalangi perkembangan teknologi canggih China. Belakangan, upaya itu dilakukan dengan melancarkan pemblokiran akses chip dan teknologi chip canggih dari AS dan negara sekutu ke China.
Namun, hal ini justru memotivasi China untuk mengembangkan teknologi secara mandiri. Huawei dan beberapa perusahaan China lainnya mulai menggenjot perkembangan chip canggih domestik untuk melepas ketergantungan terhadap teknologi AS.
Hal ini didukung penuh oleh pemerintahan Xi Jinping yang membekingi perkembangan industri chip dengan bantuan regulasi dan pendanaan.
Pada pekan ini, Ren mengatakan kepada koran People's Daily yang dibekingi pemerintah China, bahwa chip Huawei memang masih ketinggalan satu generasi di belakang chip buatan AS.
"AS melebih-lebihkan pencapaian Huawei. Huawei belum sehebat itu. Kami harus bekerja keras untuk menyamai mereka [AS]," kata Ren.
Huang mengatakan sangat penting bagi para pengembang teknologi AI untuk membangun sistemnya dengan teknologi asal AS, bukan China.
"Jika kita ingin teknologi AS menang di seluruh dunia, maka melepas 50% peneliti AI dunia bukanlah hal yang masuk akal. Selama semua pengembang AI berada di China, saya pikir teknologi China akan menang," kata Huang.
"Jadi, kita perlu memperhatikan tindakan jangka pendek terhadap konsekuensi jangka panjang yang tidak diinginkan," ia menambahkan.
Pembatasan ekspor terbukti menjadi titik lemah karena ketegangan perdagangan antara AS dan China meningkat. Bulan lalu, Gedung Putih mengatakan akan secara agresif mencabut visa pelajar China, termasuk mereka yang belajar di bidang-bidang penting.
China juga menuduh AS merusak pembicaraan perdagangan setelah AS mengeluarkan peringatan terhadap industri dan negara sekutu agar tidak menggunakan chip China yang secara khusus menargetkan Huawei.
Huang mengatakan bahwa tugasnya adalah memberi tahu pemerintahan Trump tentang sifat teknologi Nvidia dan dinamika industri. Ia mengatakan Trump tahu apa yang dia lakukan.
"Trump punya strategi. Saya percaya padanya, dan kami akan mendukungnya sebaik mungkin," katanya.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Huawei Bikin AS Cemas, Pria Harta Rp 1.700 Triliun Kasih Peringatan