Iran-Israel: Selat Hormuz Jadi Sumbu Neraka, Bisa Picu Kiamat Minyak

14 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Konflik panas Israel vs Iran membuat nasib Selat Hormuz dalam tanda tanya. Jalur penting perdagangan minyak dunia ini dikhawatirkan tidak bisa dilewati sehingga harga minyak mentah pun bisa melambung.

Selat Hormuz adalah salah satu jalur perdagangan air paling penting dan strategis di dunia. Menghubungkan Teluk Persia ke Teluk Oman, jalur sempit ini telah menjadi titik krusial bagi perdagangan global, terutama dalam hal minyak.

Dengan negara-negara seperti Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, dan Iran mengelilinginya, Selat Hormuz memainkan peran besar dalam perdagangan internasional, keamanan, dan geopolitik.

Arne Lohmann Rasmussen, kepala analis dan kepala riset di Global Risk Management, mengatakan bahwa penutupan Selat Hormuz akan menjadi "mimpi buruk mutlak" bagi pasar minyak.

"Jika Iran memblokir titik sempit ini, hal itu bisa memengaruhi hingga 20% aliran minyak global. Penutupan kemungkinan akan mendorong harga minyak melampaui $100," tuturnya kepada Reuters.

Harga energi, terutama minyak mentah, terbang pada perdagangan kemarin, Jumat (13/6/2025) setelah Israel dan Iran saling melancarkan serangan udara.

Serangan ini, memicu kekhawatiran investor bahwa konflik dapat mengganggu ekspor minyak dari Timur Tengah dipicu oleh ketegangan politik di Timur Tengah.

Merujuk Refinitiv, harga minyak brent ditutup di US$74,23/barel, naik $4,87 atau 7,02%. Harga brent bahkan sempat menyentuh $78,50, tertinggi sejak 27 Januari 2025. Harga penutupan kemarin juga menjadi yang tertinggi sejak 2 April 2025 atau lebih dari dua bulan.
harga minyak brent naik 13% dalam sepekan.

Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berakhir di $72,98/barel, naik $4,94 atau 7,62%. Harga sempat melonjak ke $77,62, tertinggi sejak 21 Januari 2025.
Harga minyak WTI naik 13% dalam sepekan.

Kedua harga minyak acuan ini mencatat lonjakan intraday terbesar sejak 2022 saat invasi Rusia ke Ukraina mengguncang pasar energi.

Pentingnya Strategis Selat Hormuz

Selat Hormuz hanya memiliki lebar sekitar 33 kilometer. Meski ukurannya kecil, selat ini menjadi penghubung vital antara Teluk Persia yang kaya minyak dengan seluruh dunia. Hal ini menjadikannya salah satu jalur laut tersibuk dan paling strategis di Bumi.

Sekitar 22% atau hampir seperempat pasokan minyak dunia melewati Selat Hormuz. Sekitar 20% perdagangan global gas alam cair (LNG) juga melewati Selat Hormuz pada 2022.

Setiap hari, puluhan kapal tanker minyak melintasi perairan ini, mengangkut minyak dari negara-negara Teluk menuju pasar di Asia, Eropa, dan Amerika Utara. Aliran minyak yang terus-menerus ini menjadikan Selat Hormuz sebagai urat nadi penting pasar energi global.

Selain minyak, Selat ini juga digunakan untuk mengangkut gas alam cair (LNG), petrokimia, dan barang-barang penting lainnya.

Keamanan dan stabilitas jalur ini sangat penting untuk memastikan perdagangan global tetap berjalan lancar. Jika Selat ini diblokir atau terganggu, konsekuensinya bisa sangat serius terhadap harga energi global, rantai pasok, dan ekonomi di seluruh dunia.

Ketegangan Geopolitik di Sekitar Selat

Selat Hormuz berbatasan dengan beberapa negara, masing-masing memiliki kepentingan dan pengaruhnya sendiri di kawasan.

Di sisi barat ada Uni Emirat Arab (UEA) dan Oman, sementara Iran menguasai pantai utara, dan Arab Saudi serta Bahrain berada di sisi seberangnya. Kedekatannya dengan negara-negara kuat dan sumber daya vital menjadikan Selat Hormuz sebagai pusat ketegangan geopolitik.

Pentingnya Selat ini secara strategis telah menimbulkan berbagai tantangan politik dan militer selama bertahun-tahun.

Iran, yang menguasai sebagian besar garis pantai utara, sering mengancam untuk memblokir Selat ini pada saat terjadi konflik.

Contohnya pada 2019, ketika ketegangan antara Iran dan AS memuncak, Iran menyita kapal tanker yang melintas di Selat ini. Tindakan ini, bersama dengan konfrontasi militer lainnya di kawasan, memicu kekhawatiran global mengenai keamanan jalur ini dan dampaknya pada pasar minyak dunia.

Tantangan Keamanan dan Kehadiran Militer

Selat Hormuz menjadi fokus isu keamanan kawasan. Karena perannya yang penting dalam transportasi minyak global, setiap ancaman terhadap Selat ini bisa dengan cepat berubah menjadi krisis internasional.

AS dan Iran sama-sama menempatkan kekuatan militernya di kawasan ini, dan ketegangan sering meningkat saat operasi militer berlangsung di sekitar Selat.

Dalam beberapa tahun terakhir, kehadiran militer di kawasan ini meningkat.

Angkatan Laut AS, bersama anggota NATO lainnya, sering berpatroli di Selat untuk memastikan jalur pelayaran tetap terbuka. Selain itu, UEA dan Arab Saudi juga menjaga kehadiran militer guna melindungi fasilitas minyak dan infrastruktur mereka.

In this photo released Tuesday, July 28, 2020, by Sepahnews, Revolutionary Guard's speed boats circle around a replica aircraft carrier during a military exercise. Iran's paramilitary Revolutionary Guard has fired a missile from a helicopter targeting the mock-up aircraft carrier in the strategic Strait of Hormuz according to footage aired on state television on Tuesday. Iranian commandos also fast-roped down from a helicopter onto the replica in the footage from the exercise called Foto: Kapal cepat Revolutionary Guard mengelilingi sebuah kapal induk replika AS selama latihan militer. (Sepahnews via AP)
In this photo released Tuesday, July 28, 2020, by Sepahnews, Revolutionary Guard's speed boats circle around a replica aircraft carrier during a military exercise. Iran's paramilitary Revolutionary Guard has fired a missile from a helicopter targeting the mock-up aircraft carrier in the strategic Strait of Hormuz according to footage aired on state television on Tuesday. Iranian commandos also fast-roped down from a helicopter onto the replica in the footage from the exercise called "Great Prophet 14." The drill appears aimed at threatening the U.S. amid tensions between Tehran and Washington. (Sepahnews via AP)

Namun, konsentrasi pasukan yang tinggi ini juga menimbulkan kekhawatiran. Semakin banyak kekuatan militer di kawasan, semakin besar risiko terjadinya konflik.

Iran, misalnya, telah berulang kali mengancam akan menutup Selat jika terjadi aksi militer terhadapnya. Jika ini terjadi, dunia bisa menghadapi krisis minyak global, karena negara-negara yang bergantung pada minyak dari Teluk harus mencari jalur alternatif.

Fakta Selat Hormuz:
1. Selat Hormuz terletak di antara Oman dan Iran, menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman dan Laut Arab.

2. Selat ini merupakan chokepoint (titik penyumbatan) minyak paling penting di dunia karena menjadi jalur utama aliran minyak global.

3. Pada 2022, rata-rata 21 juta barel per hari (bpd) minyak mengalir melalui Selat Hormuz. Volume tersebut setara dengan sekitar 22% konsumsi cairan minyak bumi global.

4. Antara 2020-2022, volume minyak mentah, kondensat, dan produk minyak bumi

5. Sekitar 82% minyak mentah dan kondensat yang melalui Selat Hormuz pada 2022 dikirim ke pasar Asia.

6. China, India, Jepang, dan Korea Selatan menjadi empat negara tujuan utama, menyerap 67% dari seluruh minyak dan kondensat yang melewati Selat Hormuz pada 2022 dan paruh pertama 2023.

Apakah ada riwayat kapal yang diserang?

Selama Perang Iran-Irak pada tahun 1980an, kedua negara secara rutin saling mengancam pengiriman minyak satu sama lain. Pada tahun 1988, kapal perang AS Vincennes menembak jatuh sebuah pesawat penumpang Iran, menewaskan 290 orang dalam apa yang menurut Washington sebagai kecelakaan. Pada tahun 2010, sebuah kapal tanker minyak Jepang diserang oleh kelompok yang terkait dengan al-Qaeda .

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)

Read Entire Article
Photo View |