Batam-Jurong-Johor: Poros Energi Strategis Kawasan ASEAN

18 hours ago 3

Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNBCIndonesia.com

Selat Singapura selama ini menjadi garis pemisah tiga negara: Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Sebuah kawasan maritim strategis yang sarat lalu lintas kapal, kilang minyak, dan pusat perdagangan dunia. Namun di balik sibuknya pelayaran dan kompleksitas hubungan geopolitik kawasan ini, tersembunyi sebuah peluang besar yang bisa mengubah arah ketahanan energi Asia Tenggara.

Bayangkan sebuah poros energi lintas negara-menghubungkan Batam di Indonesia, Jurong di Singapura, dan Johor Bahru di Malaysia-yang bekerja bukan dalam persaingan, melainkan dalam harmoni. Bukan sekadar berbagi perbatasan, melainkan berbagi masa depan. Sebuah Batam-Jurong-Johor Axis, atau Poros BJJ, yang menyatukan keunggulan geografis, energi, dan industri dalam satu kerangka besar ketahanan kawasan.

Batam: Lumbung Energi Surya dan Gas yang Mulai Bergerak
Batam telah lama dikenal sebagai kawasan industri strategis Indonesia. Namun hari ini, wajah Batam mulai berubah. Dari pusat manufaktur dan pelabuhan logistik, Batam sedang bermetamorfosis menjadi simpul energi bersih. Wilayah ini memiliki apa yang dibutuhkan untuk menjadi episentrum energi terbarukan: lahan datar luas, radiasi matahari yang tinggi, serta kedekatan dengan ladang gas alam Natuna.

Pada awal tahun ini, sebuah megaproyek pembangkit surya-hidrogen dengan kapasitas 1,2 gigawatt diumumkan akan dibangun di Batam. Proyek ini bukan hanya akan memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga ditujukan untuk mengekspor green hydrogen ke Singapura. Langkah ini mempertegas posisi Batam sebagai pintu gerbang energi masa depan-tidak hanya untuk Indonesia, tetapi juga untuk kawasan.

Puncaknya, pada pertengahan tahun ini, pemerintah Indonesia menyampaikan rencana resmi untuk mengekspor listrik hingga 1 GW langsung dari Batam ke Singapura. Kabel bawah laut bertegangan tinggi tengah dikaji dan diproyeksikan menjadi jalur strategis pertama bagi arus listrik bersih antarnegara di Asia Tenggara. Bukan hanya energi yang mengalir, tetapi juga kepercayaan dan kemitraan lintas batas.

Jurong: Tangki Likuiditas dan Jantung Perdagangan Energi Asia
Di sisi lain Selat Singapura, Jurong Island berdiri kokoh sebagai contoh keberhasilan industrialisasi dan efisiensi energi. Dengan lebih dari 100 fasilitas petrokimia dan kilang, kawasan ini telah menjadi pelabuhan bahan bakar laut tersibuk di dunia, menangani lebih dari 54 juta ton bahan bakar per tahun. Namun Jurong tidak hanya bergerak dalam energi fosil-ia telah memantapkan langkah dalam transisi energi bersih.

Singapura menyadari keterbatasan lahannya, dan karenanya memilih strategi "orchestrator"-menjadi simpul koneksi, penyimpanan, dan perdagangan energi lintas negara. Jurong memainkan peran sentral dalam strategi ini, dengan mempersiapkan infrastruktur untuk menerima aliran energi terbarukan dari Indonesia dan Malaysia. Beberapa studi teknis menunjukkan potensi hingga 2,1 GW energi terbarukan bisa masuk ke sistem kelistrikan Singapura melalui koneksi kabel bawah laut.

Namun yang membuat Jurong benar-benar istimewa bukan hanya infrastrukturnya, melainkan kekuatan ekosistem keuangan dan perdagangannya. Jurong mampu mengubah molekul-molekul energi seperti hidrogen, amonia, atau e-metanol dari Batam menjadi komoditas yang bisa diperdagangkan secara global. Di sinilah nilai ekonomi kawasan bertumbuh.

Johor Bahru: Kawasan Industri yang Siap Menyerap dan Mengolah
Sementara itu, Johor Bahru di Malaysia menawarkan satu dimensi lagi: kapasitas industri berat dan hilirisasi energi. Di sinilah terletak Pengerang Integrated Complex, kawasan industri dengan nilai investasi mencapai US$ 27 miliar. Kilang, fasilitas kimia, dan penyimpanan bahan bakar skala besar di sini menjadi aset tak ternilai dalam ekosistem Poros BJJ.

Lebih jauh lagi, pemerintah Malaysia dan Singapura baru saja menyepakati pembentukan Special Economic Zone di Johor-membuka ruang untuk pembentukan standar industri hijau, pengembangan manufaktur baterai, hingga pusat penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS). Johor siap menjadi jantung pengolahan dan penyerapan energi kawasan.

Poros BJJ: Sinergi Tiga Kekuatan
Apa yang membuat ide Poros BJJ begitu mendesak dan strategis? Ketiganya-Batam, Jurong, dan Johor-menghadapi tantangan yang sama: harga LNG yang volatil, ketergantungan pada bahan bakar impor, dan tekanan global untuk segera bertransisi menuju net-zero emissions. Namun ketiganya juga memiliki keunggulan yang saling melengkapi: sumber daya (Batam), keuangan dan logistik (Jurong), serta industri dan hilirisasi (Johor).

Dengan menyatukan kekuatan melalui infrastruktur bersama seperti pipa hidrogen, kabel interkoneksi listrik, dan sistem sertifikasi pembiayaan hijau, kawasan ini dapat membangun "tulang punggung energi" Asia Tenggara-sebuah sistem ketahanan energi regional yang adaptif dan berkelanjutan.

Jika dieksekusi dengan benar, Poros BJJ berpotensi membuka lebih dari 30 GW energi angin dan surya di sekitar koridor ini sebelum 2030. Tidak berlebihan jika kita menyebutnya sebagai realisasi konkret dari visi ASEAN Power Grid-sebuah impian lama yang kini memiliki jalan nyata menuju realisasi.

Peta Jalan: Dari Retorika ke Infrastruktur
Untuk itu, diperlukan tindakan nyata. Pertama, ketiga negara harus membentuk gugus tugas trilateral guna menyelaraskan regulasi pajak dan harga karbon. Kedua, lakukan pemetaan jalur pipa hidrogen dan interkonektor listrik bertegangan tinggi.

Ketiga, ciptakan skema pelabelan pembiayaan hijau bersama agar modal institusional masuk dengan percaya diri. Dan keempat, bangun cadangan bahan bakar darurat bersama di ketiga titik untuk menghadapi risiko geopolitik atau cuaca ekstrem.

Langkah-langkah ini tidak hanya soal teknologi atau anggaran, tetapi juga soal kepercayaan politik dan visi bersama. Kita harus berani melihat kawasan ini bukan sebagai persaingan tiga negara, tetapi sebagai jaringan kolaboratif untuk menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian.

Mengubah Selat Menjadi Simpul
Sudah saatnya Selat Singapura tidak lagi menjadi garis pemisah yang memisahkan Batam, Jurong, dan Johor. Ia harus menjadi simpul yang menyatukan energi, kepercayaan, dan visi masa depan. Sebuah energy spine yang menopang daya saing ASEAN di tengah dunia yang berubah cepat.

Dengan Poros BJJ, Singapura dapat memainkan peran baru sebagai pengatur simfoni ketahanan energi regional. Indonesia dan Malaysia tak lagi sekadar pengekspor bahan mentah, melainkan aktor strategis dalam rantai nilai industri bersih. Dan ASEAN sebagai kawasan, punya peluang langka untuk menunjukkan bahwa integrasi bukan hanya retorika, melainkan infrastruktur yang nyata.

Poros ini adalah jembatan yang belum dibangun. Namun ia jelas terlihat, dan panggilan untuk membangunnya semakin nyaring.

Batam-Jurong-Johor: Poros Energi Strategis Kawasan ASEAN


(miq/miq)

Read Entire Article
Photo View |