Kenapa Setiap Paskah Selalu Ada Telur, Begini Makna dan Sejarahnya!

10 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Tradisi berburu telur ketika paskah ternyata memiliki sejarah dengan makna yang dalam dari awal mula adanya kekristenan.

Meskipun bentuk-nya berbeda-beda di setiap budaya dan negara, maka telur paskah tetap sama sebagai lambang harapan, kehidupan baru, dan kemenangan atas kegelapan.

Sampai saat ini, telur menjadi satu bagian yang terpisahkan dari perayaan paskah yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan kepercayaan, serta kebudayaan, sukacita yang yang melampaui generasi.

Lantas, bagaimana sejarahnya telur paskah bisa ada sampai sekarang?

Pada awalnya, umat kristen menggunakan telur untuk mewakili kubur kosong tempat Yesus bangkit.

Di gereja-gereja Ortodoks awal, telur Paskah diberkati oleh para imam dan dibagikan kepada jemaat di akhir vigil Paskah, yaitu malam Sabtu sebelum Hari Paskah yang dikenal sebagai Sabtu Suci.

Dalam beberapa denominasi Kristen hingga kini, vigil Paskah masih diperingati dengan ibadah pada pagi atau malam hari Sabtu. Ibadah ini mirip dengan ibadah Malam Natal. Selama vigil, Kitab Suci dibacakan, lilin dinyalakan, dan upacara baptisan dilakukan.

Dalam ibadah tersebut, telur Paskah dibagikan sebagai simbol kebangkitan Yesus, yakni cangkang telur yang keras mewakili kubur yang tersegel, dan retaknya telur melambangkan kebangkitan Yesus dari kematian.

Meskipun mungkin tampak aneh membagikan telur dalam ibadah gereja, umat Kristen pada zaman dahulu menjalani masa puasa Prapaskah selama 40 hari, di mana mereka tidak makan telur dan daging. Maka dari itu, Paskah menjadi saat pertama umat Kristen dapat makan telur kembali.

Sebagai simbol kubur Yesus dan kebangkitan-Nya, berbagai tradisi seputar telur Paskah pun berkembang di kalangan umat Kristen.

Berkembangnya Tradisi Menghias - Berburu Telur

Seiring waktu, tradisi menghias telur mulai berkembang. Umat Kristen awal di wilayah Mesopotamia memulai kebiasaan mewarnai telur Paskah. Awalnya, telur-telur diwarnai merah untuk melambangkan darah Yesus Kristus yang tertumpah di kayu salib.

Menurut majalah Good Housekeeping, misionaris Kristen pada masa itu mulai mewarnai telur dengan warna-warna berbeda untuk mewakili bagian-bagian dari kisah Paskah.

Warna kuning melambangkan kebangkitan, biru melambangkan kasih, dan merah melambangkan darah Kristus. Terkadang, para misionaris melukis adegan-adegan Alkitab pada telur-telur tersebut dan menyembunyikannya. Ini merupakan bentuk awal dari tradisi perburuan telur Paskah.

Seiring waktu, tradisi ini menyebar ke gereja-gereja Ortodoks Timur dan akhirnya diterima pula oleh gereja Katolik dan Protestan di Eropa.

Di Eropa Timur, terutama di Ukraina dan Rusia, seni menghias telur berkembang menjadi bentuk yang sangat rumit dan penuh makna simbolis, seperti pada tradisi pysanka Ukraina.

Di kalangan bangsawan Rusia, bahkan diciptakan telur-telur mewah dari emas, perak, dan batu mulia oleh pengrajin seperti Peter Carl Fabergé-telur Fabergé ini menjadi simbol kemewahan dan status sosial tinggi pada masa Kekaisaran Rusia.

Example eggs are displayed during Egg-Stravaganza at the Walk in Art Center in Schuylkill Haven, Pa., on Saturday, April 9, 2022. Participants could stop at various stations and learn at least 11 different ways to decorate an egg. (Lindsey Shuey/Republican-Herald via AP)Foto: AP/Lindsey Shuey
Example eggs are displayed during Egg-Stravaganza at the Walk in Art Center in Schuylkill Haven, Pa., on Saturday, April 9, 2022. Participants could stop at various stations and learn at least 11 different ways to decorate an egg. (Lindsey Shuey/Republican-Herald via AP)

Tradisi telur Paskah pun terus berkembang dan menyebar ke seluruh dunia. Di berbagai negara Barat, terutama di Amerika dan Eropa, muncul tradisi "perburuan telur Paskah" (Easter egg hunt), di mana anak-anak mencari telur yang telah disembunyikan di taman atau halaman rumah.

Salah satu bentuk awal perburuan telur Paskah yang menyerupai tradisi modern saat ini dapat ditelusuri ke masa Martin Luther, tokoh penting dalam Reformasi Protestan.

Pada waktu itu, para pria akan menyembunyikan telur, lalu para wanita dan anak-anak akan mencarinya. Kegembiraan yang dirasakan saat menemukan telur diibaratkan dengan sukacita para wanita yang menemukan kubur Yesus telah kosong dan menyadari bahwa Ia telah bangkit.

Hingga kini, tradisi perburuan telur masih dilanjutkan. Kita menyembunyikan telur-telur berisi hadiah kecil agar anak-anak dapat mencarinya. Ketika mereka membuka telur dan menemukan kejutan di dalamnya, mereka merasakan kegembiraan.

Kegembiraan ini diibaratkan sebagai sukacita yang sama yang dirasakan para pengikut Yesus saat mendengar kabar sukacita tentang kebangkitan-Nya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn)

Read Entire Article
Photo View |