Akhirnya Negara Ini Punya ATM, Perdana Menteri Gelar Hajatan

4 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara kepulauan Pasifik, Tuvalu, akhirnya memiliki ATM untuk pertama kalinya dalam sejarah. Hal ini terjadi saat mesin penarik dan transaksi keuangan itu tiba pada Selasa (15/4/2025).

Saat para pejabat berkumpul di depan salah satu ATM di pulau utama negara itu, Funafuti, Perdana Menteri Feleti Teo memuji 'tonggak penting' tersebut. Ia menyerahkan mesin-mesin baru tersebut kepada negara itu pada hari Selasa, dikelilingi oleh pejabat setempat, sambil memotong kue cokelat berukuran besar.

Siose Teo, manajer umum Bank Nasional Tuvalu, yang mengoperasikan mesin-mesin tersebut, mengatakan bahwa itu adalah pencapaian hebat. Ia menyebut hal ini merupakan perubahan transformatif yang akan membuka pintu bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat Tuvalu, yang berpenduduk sekitar 11.200 jiwa.

"Kehadiran ATM ini pasti akan mendobrak batasan dan memperkenalkan masyarakat pada layanan perbankan yang modern dan andal," timpal perwakilan perusahaan perancang mesin ATM Pacific Technology Limited, Nisar Ali, kepada Lembaga penyiaran publik Australia ABC.

Negara ini memiliki satu bandara, di Funafuti, yang hanya melayani beberapa penerbangan setiap minggu dari negara tetangga Pasifik, Fiji. Ketika tidak ada pesawat yang mendarat, landasan pacu digunakan oleh penduduk setempat sebagai taman bermain untuk semua jenis kegiatan mulai dari rugbi hingga sepak bola.

Di dalam negeri, orang-orang bepergian antarpulau dengan feri, karena tidak ada penerbangan domestik.

Karena titik tertingginya hanya 15 kaki di atas permukaan laut, Tuvalu sangat rentan terhadap kenaikan permukaan laut dan merupakan salah satu negara yang paling terancam oleh krisis iklim.

Naiknya permukaan laut tidak hanya mendorong garis pantainya, tetapi air asin yang merambah juga mengikis lahan pertanian terbatas di negara itu. Suhu laut yang menghangat juga mengancam kehidupan laut di sekitarnya.

Negara ini menjadi berita utama internasional pada tahun 2021 ketika Menteri Luar Negeri saat itu Simon Kofe menyampaikan pidato di Perserikatan Bangsa-Bangsa sambil berdiri di air setinggi lutut.


(tps/tps)

Saksikan video di bawah ini:

PBB Sebut Kebijakan Tarif Trump "Pendekatan yang Salah"

Next Article Gempa M7,5 dan Tsunami Hantam Vanuatu, BMKG Jelaskan Efek ke Indonesia

Read Entire Article
Photo View |