Ekosistem Kreator YouTube di ASEAN Melonjak, Siap Panen Cuan!

3 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekosistem kreator YouTube di Asia Tenggara terus melesat. Hingga kini, tercatat sudah ada 7.600 channel yang memiliki lebih dari 1 juta subscriber di kawasan, termasuk Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam, Singapura, dan Filipina. Bahkan, ada lebih dari 77.000 channel yang telah melampaui 100.000 subscriber.

VP Southeast Asia and South Asia Frontier, Google, Sapna Chadha mengatakan, pesatnya pertumbuhan ini membuka peluang besar, tak hanya bagi kreator, tapi juga bagi brand dan pelaku e-commerce. Pasalnya, YouTube kini menjadi platform yang sangat efektif mendorong tren video commerce di Asia Tenggara yang kontribusinya sudah mencapai 20% dari Gross Merchandise Value (GMV) e-commerce kawasan, atau naik empat kali lipat dalam dua tahun terakhir

"YouTube mendorong niat membeli hampir 4x lebih besar dibandingkan platform media sosial lain," ujar Sapna Chadha dalam keterangan pers yang diterima CNBC Indonesia di Jakarta, Senin (9/6/2025).

Menurut data, YouTube kini menjangkau 290 juta penonton di Asia Tenggara yang mewakili 85% populasi online di kawasan. Sementara itu, konten yang diunggah dari Vietnam dan Indonesia bahkan tumbuh 85% year-on-year selama periode 2023-2024

Kepercayaan publik menjadi kekuatan utama ekosistem kreator YouTube. Studi Kantar mencatat, 67% penonton Indonesia menilai kreator YouTube sebagai sumber yang dapat dipercaya. Bahkan, 60% Gen Z Indonesia mengaku lebih percaya pada brand yang dipromosikan lewat kreator YouTube, dibandingkan hanya 46% di platform sosial lain

"Kepercayaan ini mewujud jadi tindakan nyata. Brand yang bermitra dengan kreator tidak hanya mengiklankan produk, tapi benar-benar terintegrasi dalam cerita," kata Sapna.

"Karakteristik utama YouTube di Asia Tenggara adalah kepercayaan dan kredibilitas yang telah dibangun creator dengan audiens mereka. Pengguna 98% lebih mungkin untuk percaya rekomendasi kreator di YouTube dibandingkan dengan rekomendasi di situs atau aplikasi sosial lainnya," ujarnya menambahkan.

Tren video commerce di YouTube juga kini makin diperkuat dengan fitur YouTube Shopping yang telah resmi meluncur di Indonesia, Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia, dan Filipina, lewat kemitraan dengan Shopee. Program ini memungkinkan kreator mempromosikan produk mereka sendiri atau brand lain, dan sudah mulai diikuti oleh 55% kreator yang memenuhi syarat di tiga negara awal peluncuran (Indonesia, Vietnam, Thailand)

Contohnya, channel Jagat Review melaporkan bahwa 50% dari total pendapatan channel kini berasal dari program ini. Sementara channel Mai Trinh Hồ di Vietnam mengalami peningkatan pendapatan hingga lima kali lipat. Tak hanya di ponsel, YouTube kini juga makin dominan di Connected TV (CTV). Secara global, penonton menonton lebih dari 1 miliar jam konten YouTube di layar TV setiap hari.

Di Asia Tenggara, YouTube di TV menjangkau lebih dari 79 juta orang. Format interaktif seperti Shoppable CTV (di mana penonton bisa langsung belanja lewat QR code di layar TV) juga mulai diadopsi banyak brand.

Di Filipina, McDonald's mencatat peningkatan penjualan harian rata-rata lebih dari 46% berkat kampanye CTV bersama YouTube. Sementara di Vietnam, Pepsi meningkatkan jangkauan audiens usia 18-44 tahun sebesar 27% lewat format ini.

VP Client Strategy & Growth APAC di WPP Media, Arthur Altounian menilai, YouTube akan terus jadi penggerak utama video commerce di Asia Tenggara. "Dengan fitur seperti live streaming, Shorts, dan kemitraan marketplace seperti Shopee, YouTube memungkinkan transisi yang mulus dari penemuan ke pembelian," ujarnya.


(mij/mij)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Talenta Digital Lokal Tumbuh, GOTO Dorong Kolaborasi & Inovasi

Next Article Cuma di ShopeePay, Nikmati Transaksi Hemat Serba Seribu di Awal Tahun

Read Entire Article
Photo View |