Airlangga: RI Punya Lahan Luas untuk Data Center AI

2 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki sumber daya yang memadai untuk pembangunan data center kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence. Mulai dari lahan yang luas, serta sumber air dan energi yang lapang.

Dalam acara Indonesia AI Day for Financial Industry 2025 Airlangga mengungkapkan bahwa mengacu pada World Bank, keberhasilan pengembangan AI bertumpu pada empat pilar utama yaitu connectivity, compute, context, dan competency.

Dalam konteks komputasi atau compute AI membutuhkan banyak data center, dan mendorong juga berbagai pembangunan data center yang berbasis green energy.

"Indonesia punya potensi untuk menjadi tempat, regional data center, karena Indonesia punya luas lahan, Indonesia punya air, dan Indonesia punya energi. Jadi itu yang membuat Indonesia di ASEAN dilirik untuk menjadi rumah bagi data center," ujar Airlangga dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (27/11/2025).

Airlangga menegaskan tak hanya compute AI, RI kini tengah mengembangkan keempat pilar tersebut melalui perluasan jaringan infrastruktur dengan pembangunan fiber optik, tower BTS maupun penguatan 4G, 5G dan 6G.

Serta mendorong pertumbuhan data center di dalam negeri melalui pemberian insentif fiskal seperti tax holiday dan tax allowance, pengembangan model AI, seperti inovasi dari Indosat Ooredo dan GoTo yang telah menghasilkan Sahabat-AI, salah satu Large language Model (LLM) open-source Indonesia.

Tak hanya itu, kolaborasi dengan berbagai global tech companies juga dilakukan untuk meningkatkan kompetensi talenta digital dan program magang bagi sekitar 20 ribu lulusan baru sebagai bentuk upskilling.

Airlangga menegaskan bahwa menjaga keseimbangan teknologi dalam era AI menjadi sangat penting. Maka dari itu, pemerintah tengah mempersiapkan Peta Jalan Kecerdasan Buatan (AI) yang sedang disusun oleh Kementerian Komunikasi dan Digital. Langkah ini untuk memastikan Indonesia memiliki arah yang jelas dalam memanfaatkan teknologi demi mendukung transformasi ekonomi nasional.

"Tantangannya bagaimana kita ke depan dengan AI tetap bisa menjaga keseimbangan, kita jaga keadilan. Jangan sampai dengan teknologi yang lebih tinggi, literasinya semakin dalam, maka menimbulkan ketidakseimbangan," ujarnya.

Berdasarkan laporan Sea-conomy 2025, ekonomi digital Indonesia mencatatkan pertumbuhan dua digit di seluruh sektor. Pada tahun 2025, nilai Gross Merchandise Value (GMV) diproyeksikan mendekati US$100 miliar, dengan kontribusi terbesar berasal dari sektor e-commerce.

Pertumbuhan pendapatan mencapai 127% pada aplikasi yang menggunakan AI. Optimisme turut terlihat di dalam negeri, dimana sebanyak 56% pekerja yakin AI akan meningkatkan produktivitas mereka (PwC, 2023). Hal ini memperkuat posisi Indonesia sebagai pasar potensial AI ke-4 di Asia.

(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Photo View |