Ada Bencana, Lifting Minyak RI Dipastikan Tak Terganggu

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan produksi minyak siap jual alias lifting nasional tetap aman dan tidak akan terganggu meski terjadi bencana banjir dan longsor di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan bahwa secara umum tidak ada dampak signifikan terhadap produksi migas akibat bencana tersebut. Adapun, lapangan-lapangan migas yang berada di wilayah terdampak tidak mengalami gangguan operasional.

"Kalau ke produksi, walaupun ada lapangan-lapangan di sana, tidak terdampak. Dan buktinya kemarin barusan 620 ribu barel hari kemarin, per hari kemarin satu hari," ujar Laode di Jakarta dikutip Selasa (23/12/2025).

Menurut dia, tantangan yang dihadapi justru berada pada aspek penyaluran energi ke daerah bencana, khususnya dalam memastikan ketersediaan BBM dan LPG bagi masyarakat terdampak.

"Secara umum tidak ada dampak khusus terhadap produksi Migas atas bencana tersebut. Tetapi dengan adanya bencana ini, menguji kita bagaimana mensuplai sumber-sumber energi di wilayah bencana. Mungkin itu yang lebih ini, bagaimana mensuplai BBM-nya, mensuplai LPG-nya, itu yang lebih ini," kata dia.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan produksi minyak nasional pada tahun 2029 dapat mencapai 900 ribu barel per hari (bph), kemudian pada 2030 dapat mencapai 1 juta bph.

Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan bahwa pemerintah tidak hanya menargetkan peningkatan produksi minyak pada 2026, melainkan juga menyusun roadmap jangka menengah menuju produksi 900 ribu hingga 1 juta 1 juta bph bph pada 2030.

Adapun, untuk merealisasikan target tersebut, maka rata-rata per tahun produksi minyak nasional harus mengalami kenaikan sebesar 100 ribu bph.

"Untuk peningkatan produksi, ini kita tidak saja melihat peningkatan produksi pada tahun 2026 yang akan datang tetapi target untuk produksi secara bertahap sampai dengan tahun 2029. Jadi targetnya sampai dengan 900 ribu barel sampai dengan 1 juta barel per hari," kata Yuliot dalam acara Rapat Koordinasi Dukungan Bisnis SKK Migas, Rabu (3/12/2025).

Yuliot lantas menyoroti pentingnya kolaborasi multi pihak dalam sektor hulu migas, mengingat Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tidak dapat bekerja sendirian. Sehingga diperlukan partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan bersama.

(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]