Jakarta, CNBC Indonesia - Film Superman (2025) yang baru dirilis tengah menuai kontroversi. Bagaimana tidak, sejumlah warga Israel menyerukan aksi boikot terhadap film tersebut. Adapun pemicu utama boikot adalah pernyataan dari sang pemeran utama, David Corenswet, yang beberapa waktu lalu secara terbuka menyuarakan dukungan terhadap rakyat Palestina.
Film yang disutradarai James Gunn itu menawarkan sentuhan yang lebih emosional dan mendalam.
Alur cerita film berpusat pada Superman (David Corenswet) yang turun tangan melindungi warga Jarhanpur dari serangan militer Boravia. Meski bertujuan melindungi, tindakannya menimbulkan ketegangan internasional dan memicu perdebatan soal batas intervensi Superman dalam urusan manusia.
Banyak penonton yang mengaitkan bahwa alur ceritanya mirip dengan genosida Israel di Gaza. Sebagian penonton menafsirkan bahwa Boravia sebagai Israel dan Jarhanpur sebagai Palestina.
Platform media sosial, khususnya X, ramai dengan reaksi warganet yang terbelah. Unggahan dari pengguna mengklaim film tersebut menggambarkan Superman sebagai anti-genosida. Sementara beberapa secara eksplisit menyebutnya anti-Israel dan pro-Palestina
Superman diciptakan sebagai simbol kekuatan Amerika menjelang Perang Dunia II. Jurnalis Joe Gill, yang menulis di Middle East Eye, menyebut bahwa meskipun tidak semua pahlawan super merupakan simbol langsung imperialisme AS, gagasan tentang "kekuatan super" yang memungkinkan suatu karakter mengalahkan lawan-lawannya melalui pertarungan yang panjang merupakan esensi dari cara hidup Amerika.
Sementara itu, sutradara James Gunn sendiri membantah film tersebut berlatar Timur Tengah, dan dalam komik aslinya, konflik tersebut sebenarnya berlatar di Eropa.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]