Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa industri Jerman, Bosch, mengumumkan akan memangkas 13.000 karyawan di unit otomotifnya, seluruhnya di Jerman. Langkah ini menjadi pukulan terbaru bagi sektor otomotif Eropa yang tengah menghadapi permintaan lemah, persaingan ketat di China, serta transisi kendaraan listrik (EV) yang berjalan lebih lambat dari perkiraan.
Pemangkasan ini mencakup sekitar 10% tenaga kerja Bosch di Jerman dan 3% dari total global. Perusahaan menyebut langkah tersebut diperlukan untuk mencapai target penghematan tahunan sebesar 2,5 miliar Euro atau sekitar Rp42,5 triliun.
"Permintaan untuk produk kami bergeser secara signifikan ke wilayah di luar Eropa. Kami perlu menyesuaikan diri dengan pasar dan pelanggan kami," kata Stefan Grosch, Kepala Hubungan Industrial Bosch, seperti dikutip AFP, Jumat (26/9/2025).
Bosch, pemasok otomotif terbesar dunia, sebelumnya sudah mengumumkan 9.000 PHK sejak tahun lalu. Perusahaan lain seperti Schaeffler, Continental, hingga Volkswagen juga melakukan langkah serupa akibat menurunnya penjualan dan laba.
Tantangan utama bagi industri adalah lambatnya peralihan ke kendaraan listrik. Marco Zehe, Kepala Gerakan Elektrifikasi Bosch, mengatakan "elektromobilitas belum berkembang secepat yang diperkirakan. Itu berarti kami memiliki banyak kelebihan kapasitas, terutama di Eropa dan khususnya di Jerman."
Persaingan harga di China juga mempersempit margin keuntungan. "Ada tekanan harga dan persaingan yang besar pada seluruh industri otomotif, baik pada produsen mobil maupun pemasok mereka," imbuh Zehe.
Sementara itu, perwakilan pekerja menyatakan akan menolak keputusan Bosch. Mereka menyebut Bosch telah "mengkhianati kepercayaan" karyawannya dan meninggalkan "kehancuran sosial di banyak wilayah".
"Kami sepenuhnya menolak pemutusan hubungan kerja yang belum pernah terjadi sebelumnya ini," kata Frank Sell, Kepala Dewan Pekerja Bosch Mobility.
Meski begitu, Bosch menegaskan Jerman tetap menjadi pusat masa depan perusahaan. "Kami mendukung Jerman sebagai lokasi dan mendukung Eropa. Kami terus berupaya meningkatkan daya saing dengan kemampuan kami sendiri," ujar Grosch.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Baru Masuk RI, Mobil Listrik China Ini di Ambang Kebangkrutan