Trump Hanya 'Gertak Sambal', JK Yakin Efek Tarif AS Minim Buat RI

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha senior yang telah menjadi Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla mengingatkan perang dagang yang dimulai Presiden AS Donald Trump melalui pengenaan tarif impor tinggi terhadap mitra dagang utamanya, termasuk Indonesia, sebatas gertak sambal belaka.

Ia mengatakan, tak ada perhitungan ekonomi yang digunakan Trump saat mengenakan tarif dagang yang tinggi ke negara mitranya itu. Termasuk, soal hitung-hitungan ekonomi yang berimplikasi langsung ke masyarakatnya sendiri.

"Karena menyebabkan harga-harga akan naik di negaranya sendiri, mulai 10%, 15%, tapi tidak 30%, dan kita lihat beberapa hari kemudian rakyat Amerika dan di bagian dunia lain memprotes itu, demo besar-besaran," kata pria yang akrab disapa JK itu dalam program Koneksi Cuap-Cuap Cuan CNBC Indonesia, dikutip Rabu (16/4/2025).

JK menjelaskan, tak adanya perhitungan ekonomi yang dia lakukan tergambar dari skema pengenaan tarif dagangnya. Bila menggunakan perhitungan ekonomi JK menilai Trump akan mengenakan tarif dagang berdasarkan komoditas impor yang masuk ke negaranya, bukan berdasarkan pertimbangan negara semata.

"Jadi ini isunya politik, bukan ekonomi. Kalau ekonomi dia harus berdasarkan komoditas dong," tegas JK.

"Kalau yang normal, sama seperti di Indonesia, mana ada Indonesia kenakan bea masuk untuk AS sekian, bea masuk untuk Eropa sekian, tidak kan? kita tulis barangnya apa, nomor barangnya berapa, jadi berlakunya untuk semua negara," ungkapnya.

Oleh sebab itu, JK menekankan, Trump tidak akan lama konsisten dengan kebijakannya tersebut, terbukti dari penundaan pemberlakuan tarif yang sudah ia putuskan selama 90 hari, kecuali untuk China karena membalas pengenaan tarifnya.

"Makanya, China melawan, bingung lah dia. Karena itu orang yang paling bingung sekarang di dunia ini Trump, melanjutkan salah, tidak melanjutkan malu. Target sebenarnya kan China aja kan," papar JK.

Ia pun mengungkapkan, langkah pemerintah Presiden RI Prabowo Subianto dengan mengirim delegasi menteri ke AS bukan untuk negosiasi tarif yang dikenakan Trump, melainkan sebatas klarifikasi tarif dagang di RI yang disebut Trump sebesar 64%.

"Karena itu yang saya bilang di statement saya itu, itu bukan negosiasi, klarifikasi. Karena yang angka 32% tarif untuk Indonesia itu berasal daripada asumsi pemerintah Amerika, Trump, bahwa Indonesia itu memberikan tarif impor itu kurang lebih 64%. Padahal sebenarnya itu tidak, jadi Indonesia cukup mengklarifikasi angka itu bahwa ini tidak benar," tegasnya.

JK juga mengklaim, telah berbicara dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bahwa efek dari pengenaan tarif 32% oleh Trump ke Indonesia sangat minim, mempertimbangkan porsi ekspor RI ke AS hanya sebesar 10% dan porsi ekspor terhadap PDB RI hanya 20%.

"Jadi tidak akan masalah besar bagi ekonomi kita, 0,2% pengaruhnya dari GDP. Jadi ini yang kadang-kadang tidak dihitung oleh ekonom-ekonom. Jadi saya hitungkan bahwa pengaruhnya kecil ini. Jadi jangan khawatir lah, tenang aja lah. Dan ini tidak lama gertakan ini, ini hanya pressure agar orang taat apa maunya Trump," kata JK.

Soal efek gejolak di pasar modal setelah Trump mengumumkan pengenaan tarif, JK mengatakan, itu sebetulnya terjadi di pasar modal AS karena efek perhitungan dan perkiraan para investor yang menilai aktivitas sebuah perusahaan yang ia modali akan melambat, karena harga jualnya makin mahal ke AS. Padahal, dampak harga jualnya secara langsung di AS belum menjadi kenyataan.

"Kalau kita lihat, yang paling turun harga saham di Amerika hari pertama, itu kan Apple, iPhone. Karena semua iPhone itu buatan Cina. Berarti kalau masuk ke Amerika, itu mahal. Karena itu pasti orang tidak beli iPhone. Karena itu pasti iPhone rugi, karena rugi-rugi, maka jual sahamnya, atau begitu juga barang-barang lain. Jadi sebatas melihat kemungkinan yang terjadi," paparnya.

"Jadi seperti dikatakan Pak Presiden, pasar modal kayak judi, ya iya. Daripada rugi nanti besok, jual aja sekarang. Kalau banyak orang jual saham, maka turun saham itu," tegas JK


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Senjata Industri Sawit Hadapi Perang Dagang

Next Article Prabowo Panggil Bahlil Cs ke Istana Kepresidenan, Ada Apa?

Read Entire Article
Photo View |