Susi Setiawati, CNBC Indonesia
04 December 2025 08:55
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga gas alam cair meroket seiring permintaan-nya meningkat secara global hingga mendorong kenaikan tarif sewa kapal LNG. Beberapa pemain angkutan laut alias perkapalan pun dapat berkahnya.
Melansir data Refinitiv, data futures gas alam Amerika Serikat (AS) per penutupan Rabu kemarin (3/12/2025) di posisi US$ 4,95 per MMBtu mencatat level tertinggi dalam tiga tahun.
Jika di tarik dari titik terendah pada pertengahan Oktober lalu, harga di level itu sudah melesat sekitar 65%.
Kenaikan ini sejalan dengan permintaan ekspor yang meningkat tajam, terutama karena Eropa memperpanjang penolakan gas Rusia dan sudah mengonfirmasi penghapusan total LNG asal Rusia pada akhir 2027. Ini otomatis mendorong Eropa bergantung lebih besar pada LNG dari AS, Qatar, dan pasar alternatif lainnya.
Di saat bersamaan, data menunjukkan bahwa ekspor LNG AS melonjak 40% YoY pada November menjadi 10,7 juta ton, menandakan bahwa permintaan global terus menyedot suplai meskipun produsen AS sudah meningkatkan produksi.
Tekanan permintaan makin kuat karena prakiraan front dingin di awal musim dingin Amerika Utara, dengan suhu lebih rendah di wilayah Northeast dan Great Lakes, yang membuat permintaan gas untuk pemanas meningkat. Dampaknya terlihat jelas pada laporan EIA yang mencatat penarikan 11 miliar kaki kubik dari storage untuk periode yang berakhir 21 November, menandai awal musim withdrawal yang lebih agresif dari perkiraan.
Tarif Sewa LNG Naik
Tarif sewa LNG melonjak tajam pada pertengahan November, dengan tarif spot Atlantik menembus di atas US$100.000/hari, level tertinggi sejak awal 2024. Lonjakan terbaru tarif sewa LNG ini mencerminkan fundamental musim dingin yang semakin ketat, didorong oleh pasokan LNG yang lebih kuat, peningkatan penyimpanan terapung, dan permintaan musiman.
Foto: LNG
Tarif sewa LNG spot melonjak hampir lima kali lipat sejak awal Oktober, yang biasanya menandai dimulainya musim pemanasan di Belahan Bumi Utara. Tarif sewa spot Pasifik tumbuh pada tingkat yang agak lebih moderat, masih meningkat tiga kali lipat sejak awal Oktober dan mencapai lebih dari US$75.000/hari.
Ada beberapa faktor pendorong di balik kenaikan tajam tarif sewa LNG spot ini:
(1) Pertumbuhan pasokan LNG yang kuat, ekspor LNG global melonjak 14% secara tahunan (yoy) sejak awal Oktober, terutama didorong oleh pengiriman yang lebih kuat dari AS ke Eropa.
(2) Penyimpanan terapung, LNG yang mengapung di atas air naik hampir 40% sejak awal November, dengan beberapa pedagang bertaruh pada harga gas yang lebih tinggi menjelang musim dingin dan lebih memilih untuk menyimpan LNG di atas air lebih lama.
(3) Musim dingin akan datang, cuaca dingin musiman meningkatkan permintaan LNG/gas di pasar impor dan karenanya memberikan dukungan untuk tarif sewa LNG spot.
Kenaikan musiman tarif sewa spot ini memberikan sedikit ruang bernapas bagi operator pengangkut LNG, yang menghadapi harga spot LNG yang sangat rendah selama tiga kuartal pertama tahun ini.
Saham Perkapalan Dapat Berkah
Dari Indonesia, sejumlah emiten pelayaran justru menjadi salah satu pihak yang paling cepat memanen berkah dari tren kenaikan harga LNG ini. PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI), PT GTS Internasional Tbk (GTSI), dan PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) adalah tiga nama yang memiliki eksposur langsung terhadap bisnis jasa angkut LNG maupun kepemilikan armada kapal terkait.
Kenaikan tarif sewa kapal dan padatnya permintaan angkutan membuat prospek pendapatan mereka semakin terbuka, terlebih ketiganya sedang memperbesar kapasitas armada untuk menangkap peluang di pasar regional dan global.
Data kinerja keuangan sampai September 2025 menunjukkan bahwa beberapa pemain terlihat mulai memetik berkah. HUMI mencatat kenaikan pendapatan 8,84% YoY menjadi Rp1,58 triliun pada 9M25, meski laba bersih-nya masih terkoreksi 8,44% YoY menjadi Rp119 miliar.
Di sisi lain, SMDR berhasil mencatat pertumbuhan lebih solid, dengan pendapatan tumbuh 11,60% YoY menjadi Rp9,37 triliun dan laba bersih naik 7,74% YoY menjadi Rp706,95 miliar.
Adapun GTSI juga mencatat peningkatan pendapatan 17,18% YoY menjadi Rp440,9 miliar, walaupun laba bersihnya masih tertekan hingga -20,87% YoY.
Ke depan, prospek ketiga emiten ini terlihat masih positif selama dinamika pasar LNG tetap mendukung. International Energy Agency (IEA) memperkirakan pasokan LNG global akan melonjak hingga 40 miliar meter kubik pada 2026, sekaligus menandai awal gelombang ekspansi LNG global yang lebih agresif.
Permintaan, terutama dari Asia, Afrika, dan Timur Tengah, diproyeksikan mencapai rekor baru, sementara produsen besar seperti Woodside Energy memperkirakan harga LNG akan tetap kuat hingga akhir 2025.
Dengan kondisi ini, perusahaan pelayaran seperti HUMI, GTSI, dan SMDR berada pada posisi yang menguntungkan untuk memanfaatkan lonjakan perdagangan LNG, meski tetap harus mencermati risiko dari potensi koreksi harga energi atau keterlambatan fasilitas pencairan baru yang dapat memengaruhi pasar.
Lantas, gimana dengan valuasinya? apakah masih menarik? kalau kita lihat menggunakan metrik price to book value (PBV) terkini dari tabel di bawah ini terlihat kalau sebenarnya tiga saham itu sudah mahal.
Dari keseluruhan perkembangan, prospek sektor pelayaran, khususnya yang terkait pengangkutan LNG dan kargo energi-memang masih terlihat menarik. Permintaan global LNG yang meningkat, harga gas yang terus menguat, serta kenaikan aktivitas ekspor-impor memberi ruang pertumbuhan bagi HUMI, SMDR, maupun GTSI.
Namun, di tengah optimisme itu, valuasi sebagian emiten pelayaran sudah mulai menanjak ke level yang relatif mahal, seiring lonjakan harga saham dalam beberapa pekan terakhir.
Karena itu, investor tetap perlu bersikap selektif dan tidak gegabah. Pengecekan teknikal menjadi penting untuk memastikan momentum masuk yang lebih aman, agar peluang dari sektor ini bisa dimanfaatkan tanpa mengambil risiko berlebihan.
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5318733/original/009741500_1755495163-Dirgahayu_ke-80_Republik_Indonesia_Semoga_semangat_kemerdekaan_selalu_hadir_dalam_hal-hal_kecil___1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5313569/original/057794800_1755019430-Blackpink._Custom_Rosso._lalalalisa_m_wore_a_bespoke_Ferrari_creation_by__rocco.iannone_for__bla.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5308009/original/052161000_1754533006-photo-grid_-_2025-08-07T090553.369.jpeg)




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5319194/original/083630100_1755507727-Web_Photo_Editor_-_2025-08-18T153227.024.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5341662/original/098956200_1757320693-downloadgram.org_542267009_18540863665047688_9096491130815971427_n.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5311828/original/002082300_1754896970-HOP_1.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5337590/original/033950300_1756917993-WhatsApp_Image_2025-09-03_at_23.42.17.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5311886/original/082397400_1754898386-BATU_ALAM_KALIMANTAN_1_.jpeg)