Rumor IPO Jumbo 2025 : Ada 2 Emiten Prajogo Pangestu!

4 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Rumor IPO anak usaha dari emiten yang terafiliasi beberapa taipan di RI cukup menarik untuk dicermati karena secara track record menghasilkan kenaikan harga saham yang ciamik.

Contohnya saja seperti saham yang berhubungan dengan konglomerat Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) pada 2023 lalu.

Waktu IPO, saham ini berhasil naik berkali-kali lipat hanya dalam jangka waktu yang relatif singkat. Bahkan dalam tiga bulan sempat menembus kapitalisasi pasar saham nomor satu di bursa yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Jadi, memperhatikan emiten lain yang akan IPO dan masih punya hubungan dengan konglomerasi cukup menarik. Diantaranya kami mengumpulkan sebagai berikut :

PT Chandra Daya Investasi, Anak Usaha TPIA

Manajemen PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) buka suara perihal rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) anak usahanya yaitu PT Chandra Daya Investasi.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen membenarkan terkait rencana tersebut.

Adapun PT Chandra Daya Investasi (PT CDI) merupakan anak perusahaan PT Chandra Asri Pacific Tbk (Perseroan) yang bergerak di bidang investasi khususnya dalam infrastuktur.

"Perseroan memang mulai menjajaki untuk kemungkinan rencana IPO atas PT CDI, namun terhadap hal ini masih dalam tahap pembahasan internal," tulis manajemen, Selasa (20/8).

Manajemen menyebut, PT CDI juga menjadi salah satu motor pertumbuhan dari Chandra Asri Group, oleh karena bisnis infrastuktur ini merupakan bisnis dengan prospek yang baik.

"Perseroan tentu saja akan tetap mengikuti dan mematuhi ketentuan dari peraturan pasar modal yang berlaku," pungkasnya.

Kabar terbaru, untuk IPO CDI ini akan menggandeng penjamin emisi Henan Putihrai Sekuritas dan BNI Sekuritas.

cia

Baru-baru ini juga terjadi transaksi yang melibatkan CDI.

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (24/4/2025), BRPT beserta entitas anak usaha PT Griya Idola (GI) melakukan pengalihan kepemilikan saham secara menyeluruh di PT Barito Investama Prima (BIP) kepada Grup CAP dan afiliasinya melalui PT Chandra Daya Investasi (CDI).

Adapun BRPT sendiri memiliki saham di BIP sebanyak 99,95% dari jumlah seluruh saham yang telah dikeluarkan di dalam BIP atau sejumlah 20.390 saham dengan nilai mencapai Rp 20,39 miliar. Di sisi lain, GI memiliki sepuluh saham senilai Rp 10 juta di BIP dengan porsi kepemilikan 0,05%.

Saham-Saham tersebut dialihkan dan dijual oleh BRPT dan GI kepada CDI dan BPN. Alhasil, komposisi kepemilikan saham BIP setelah dilakukan pegambilalhihan saham pun berubah, di mana CDI kini menjadi pemegang saham mayoritas di BIP sebanyak 20.399 saham senilai Rp 20,39 miliar atau sekitar 99,99%. Sisanya, yakni satu lembar saham senilai Rp 1 juta atau sekitar 1% dimiliki oleh BPN.

PT Griya Idola, Anak Usaha BRPT

Berikutnya masih dari afiliasi konglomerat yang sama dengan Prajogo Pangestu. Menurut kabar beredar, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) akan membuka peluang IPO anak usahanya, PT Griya Idola.

Sebelumnya, Direktur Utama Barito Pacific Agus Salim Pangestu memberikan sinyal bahwa perseroan akan menggelar ekspansi di lini bisnis properti, selain fokus pada petrokimia melalui PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan panas bumi melalui PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).

"Di segmen properti, kami telah memulai rencana pengembangan tahap awal untuk memperluas kawasan industri kami di Subang," ungkap putra Prajogo Pangestu itu dalam keterangan resmi yang dikutip Kamis (1/8/2024).

Agus melanjutkan jika kawasan industri perseroan berlokasi strategis berdekatan dengan Pelabuhan Patimban. Posisi prima tersebut, lanjutnya, akan menempatkan BRPT secara optimal dalam memanfaatkan peluang yang muncul dalam pengembangan fasilitas manufaktur otomotif dan menyelaraskan dengan rencana pemerintah untuk lebih meningkatkan investasi asing langsung.

Sebagai informasi, Griya Idola memiliki empat portofolio aset yang terdiri dari segmen residensial, industrial, perkantoran dan hospitality. Di segmen residensial, perusahaan tengah mengembangkan Griya Idola Residence Tangerang. Pembangunan klaster ini telah dimulai sejak 2023 dan ditargetkan selesat dalam lima tahun mendatang.

PT Summarecon Investastmen Property, Anak Usaha SMRA

Anak usaha PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) dikabarkan bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni PT Summarecon Investment Property (SMIP) yang bergerak dalam bidang investasi properti.

Ada beberapa sinyal yang merujuk pada potensi IPO anak usaha SMRA ini mengingat dalam beberapa waktu terakhir Summarecon Mal Kelapa Gading dijual ke ke SMIP yang dinilai merupakan bagian dari langkah restrukturisasi guna mempersiapkan SMIP untuk melaksanakan IPO tahun depan

SMRA juga mencatat biaya yang dibayar di muka sebesar Rp 11 miliar yang diakui sebagai "biaya IPO entitas anak".

Meski begitu, Direktur PT Summarecon Agung Tbk, Lydia Tjio menyampaikan, perseroan menunda proses IPO SMIP lantaran kondisi market masih volatil.

Namun, menurut kami potensi IPO bisa saja terjadi di paruh kedua tahun ini, mengingat ada gairah positif dari prospek penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI), ditambah saham induk usahanya, SMRA sudah mulai bergerak atraktif dan saat ini terpantau sudah keluar dari tren turun.

Sebagai informasi saja, sampai perdagangan Senin (28/4/2025) dalam sebulan, saham SMRA sudah melesat lebih dari 20%.

Semakin pulihnya harga saham SMRA dan potensi likuiditas pasar meningkat dari suku bunga turun akan membawa momentum positif untuk SMIP listing di bursa.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn)

Read Entire Article
Photo View |