Petaka Besar Mengancam Manusia, Warga Amerika Sudah Cemas

2 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Umat manusia dihadapkan pada persimpangan antara manfaat dan petaka, di tengah perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang kian pesat. Sejak awal popularitasnya, debat soal AI masih terus menjadi kontroversi.

Sebagian pihak menilai AI akan membawa manfaat besar bagi kehidupan manusia, menggenjot pertumbuhan ekonomi, serta mendorong inovasi di sektor kesehatan dan pendidikan.

Namun, di sisi lain tak sedikit yang menganggap AI mendatangkan mudarat. Mulai dari penyebaran disinformasi yang tak terbendung dan sudah terlihat contohnya melalui deepfake berbahaya, hingga potensi hilangnya pekerjaan manusia yang diganti mesin AI.

Penelitian terbaru dari Pew Research mengungkapkan kecemasan warga Amerika Serikat (AS) terhadap penggunaan AI yang kian masif di kehidupan sehari-hari. Mayoritas responden menginginkan kontrol lebih terkait bagaimana AI digunakan dalam kehidupan mereka.

Sebanyak 53% responden menilai AI akan memperburuk kemampuan manusia untuk berpikir secara kreatif. Hanya 16% yang menganggap AI justru membantu meningkatkan kreativitas.

Tak cuma itu, 50% menilai AI akan memperburuk kemampuan manusia dalam menjalin hubungan yang bermakna. Cuma 5% yang menilai AI akan berkontribusi untuk meningkatkan interaksi antar-manusia. Sisanya menilai AI bisa meningkatkan atau memperburuk hubungan manusia dengan sesama.

Terkait kemampuan AI menyelesaikan masalah, 29% warga AS mengaku optimis tetapi lebih banyak yang pesimistis yakni 38%.

Sebagai informasi, Pew Research melakukan survei yang melibatkan 5.023 orang dewasa AS dari 9-15 Juni 2025, dikutip dari laman resminya, Kamis (18/9/2025).

Secara umum, 50% responden mengaku lebih cemas ketimbang antusias menghadapi penggunaan AI yang kian masif di kehidupan sehari-hari. Persentase itu meningkat dari 37% pada 2021 silam.

Sebanyak 38% mengaku seimbang, antara cemas dan antusias. Sementara sisanya sebanyak 10% mengaku lebih antusias ketimbang cems.

Lebih lanjut, 57% responden menilai AI akan membawa risiko sosial yang tinggi, dibandingkan 25% yang menilai manfaatnya akan lebih tinggi.

Untuk kehidupan sehari-hari, sebanyak 6 dari 10 responden menginginkan kontrol yang lebih tinggi atas bagaimana AI digunakan dalam kehidupan mereka.

Lebih spesifik, sebanyak 76% menilai sangat penting bagi pengguna AI untuk bisa membedakan apakah gambar, video, dan teks, dibuat oleh AI atau manusia.

Mayoritas responden menilai AI harus setidaknya mengambil peran kecil dalam beberapa hal yang krusial, sebagai berikut:

  • Ramalan cuaca (74%)
  • Pencarian kejahatan finansial (70%)
  • Pencarian penipuan dalam klaim manfaat pemerintah (70%)
  • Pengembangan obat baru (66%)
  • Mengidentifikasi pelaku kejahatan (61%)
  • Menyediakan dukungan kesehatan mental (46%)

(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Mesin Uang Baru Israel Sudah Panen Rp 326 Triliun

Read Entire Article
Photo View |