Peta Persaingan Bursa Kripto ASEAN: Siapa Pesaing RI?

3 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Kesuksesan penawaran umum perdana (IPO) PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) di Bursa Efek Indonesia menjadi sinyal kuat kebangkitan dan legitimasi industri aset kripto di Asia Tenggara.

Kinerja saham yang meroket pasca-penawaran tidak hanya mencerminkan kepercayaan investor domestik tetapi juga menjadi cetak biru bagi bursa-bursa kripto lain di kawasan ini yang memiliki potensi serupa.

Bursa kripto Tanah Air makin bergairah dengan adanya kabar positif.

Nama dua konglomerat yakni, Haji Isam dan Happy Hapsoro muncul sebagai kandidat pemilik bursa kripto baru. Keduanya menjadi bahan pembicaraan di media sosial dan dikatakan tertarik masuk ke bisnis investasi yang identik dengan anak muda tersebut.
Layaknya gayung bersambut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mengkonfirmasi tengah mengkaji permohonan perizinan oleh satu calon penyelenggara bursa kripto. Belakangan, muncul isu adanya rencana pendirian bursa kripto oleh sejumlah konglomerat di Indonesia.

Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Sektor Teknologi Sektor Keuangan (ITSK), Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi mengatakan, saat ini OJK sudah mengeluarkan izin bagi 24 Pedagang Aset Keuangan Digital (PAKD), 1 lembaga bursa kripto, 1 lembaga kliring, serta 2 lembaga kustodian.

Fenomena bergairahnya bursa kripto memicu pertanyaan penting yaitu siapa saja pemain raksasa di panggung kripto ASEAN dan siapa yang paling berpotensi menyusul jejak COIN untuk melantai di bursa?

Analisis Mendalam Bursa Kripto Terbesar di ASEAN

Kawasan Asia Tenggara, dengan populasi lebih dari 680 juta jiwa yang didominasi oleh generasi muda dan tingkat adopsi digital yang masif, telah menjadi medan pertempuran strategis bagi bursa aset kripto. Setiap negara memiliki "juara"-nya masing-masing, baik pemain lokal yang mengakar maupun raksasa global yang dominan.

Daftar Bursa Kripto Lokal Murni Teratas di ASEAN

  1. Indonesia

    Pasar Indonesia dikuasai oleh pemain lokal murni seperti Indodax sebagai pionir dengan basis pengguna terbesar, dan Tokocrypto yang sukses menargetkan investor pemula. Kekuatan pasar ini didukung oleh regulasi Bappebti yang menumbuhkan juara domestik.

    Potensi masuknya pemain baru yang didukung konglomerat seperti Jhonlin Group juga menandakan persaingan masa depan yang semakin ketat di pasar terbesar ASEAN ini, menjadikan potensi IPO lokal setelah COIN sangat tinggi.

  2. Laos

    mengambil pendekatan unik dengan melegalkan dan melisensikan bursa kripto secara resmi. Platform seperti Lao Digital Assets Exchange (LDX), hasil kemitraan lokal, menjadi yang pertama beroperasi.

    Langkah proaktif pemerintah ini bertujuan untuk mengontrol dan memonetisasi industri, menjadikan Laos negara yang secara sadar membangun ekosistem aset digital teregulasi dari awal, berbeda dengan negara tetangganya yang cenderung lebih reaktif.

  3. Malaysia

    Di bawah regulasi ketat dari Securities Commission, pemain lokal murni seperti Sinegy dan Tokenize berhasil mendapatkan lisensi. Mereka mewakili wirausaha teknologi finansial Malaysia yang mampu bersaing di salah satu lingkungan peraturan paling sulit di kawasan ini.

    Meskipun tidak sebesar pemain global, keberadaan mereka sangat penting untuk menjaga ekosistem kripto domestik yang patuh dan aman bagi investor lokal.

  4. Filipina

    Didorong oleh budaya GameFi dan remitansi, Filipina memiliki bursa lokal kuat seperti PDAX (Philippine Digital Asset Exchange). Dengan lisensi penuh dari bank sentral, PDAX unggul karena integrasinya yang mendalam dengan sistem keuangan lokal, memudahkan akses bagi masyarakat luas.

    Posisi PDAX sangat strategis untuk mengkapitalisasi pertumbuhan ekonomi digital yang pesat dan kebutuhan transaksi lintas batas di negara tersebut.

  5. Singapura

    Sebagai pusat keuangan, Singapura melahirkan pemain lokal kuat seperti Coinhako dan Zipmex. Coinhako sangat populer di kalangan investor ritel karena kemudahan penggunaannya, sementara Zipmex menunjukkan kemampuan startup lokal untuk berekspansi secara regional.

    Keduanya berhasil mendapatkan lisensi dari Monetary Authority of Singapore (MAS), membuktikan kredibilitas dan kepatuhan mereka terhadap standar regulasi keuangan yang tinggi.

  6. Thailand

    Pasar Thailand didominasi secara absolut oleh Bitkub, sebuah unicorn teknologi yang telah menjadi fenomena nasional. Didukung oleh pemain lain seperti Satang Pro, kekuatan bursa lokal ini didorong oleh kepatuhan regulasi sejak dini dan strategi yang mengakar kuat di pasar domestik.

    Kesuksesan Bitkub menjadikannya kandidat IPO paling matang di Bursa Efek Thailand dan simbol supremasi bursa lokal di ASEAN.

  7. Vietnam

    Di negara dengan adopsi kripto tertinggi di dunia ini, bursa lokal seperti ONUS dan Fiahub berkembang pesat. ONUS, dengan pendekatan mobile-first dan ekosistem investasi yang komprehensif, telah menarik jutaan pengguna.

    Sementara Fiahub membangun reputasi sebagai platform perdagangan yang andal. Keberhasilan mereka menunjukkan potensi pasar ritel yang sangat besar dan kemampuan pemain lokal untuk berinovasi dengan cepat.

Jejak COIN Masih yang Pertama di ASEAN

Hingga saat ini, IPO yang dilakukan oleh PT Indokripto Koin Semesta (COIN) merupakan kasus pertama dan satu-satunya untuk perusahaan induk bursa kripto di Asia Tenggara. Belum ada preseden langsung dari bursa kripto lain yang melantai di bursa saham negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia, atau Filipina.

Ini menjadikan kesuksesan COIN sebagai sebuah studi kasus yang sangat penting. Keberhasilannya membuktikan bahwa ada selera (appetite) yang sangat besar dari investor pasar modal terhadap saham di sektor ekonomi digital dan aset kripto.

Hal ini membuka mata para pemilik bursa kripto lain di kawasan ini bahwa IPO adalah jalur yang sangat potensial untuk mendapatkan pendanaan masif untuk ekspansi, meningkatkan valuasi perusahaan secara signifikan, dan memperoleh legitimasi dan kepercayaan dari publik dan regulator.

Potensi IPO Bursa Lain Siapa Bisa Menyusul Sukses COIN?

Sebuah bursa kripto yang ingin sukses melantai di bursa saham harus memenuhi beberapa kriteria kunci, yang mana kesuksesan COIN telah membuktikannya. Berikut beberapa faktor Kunci sebagai penentu keberhasilan IPO:

  1. Kepatuhan regulasi yang jelas adalah faktor non-negosiabel. Perusahaan harus memiliki lisensi penuh dari otoritas keuangan setempat (seperti OJK/Bappebti di Indonesia, SEC di Thailand, atau BSP di Filipina). Status legal yang jelas adalah fondasi kepercayaan investor.

  2. Kinerja keuangan yang solid, karena investor akan melihat metrik kunci seperti pendapatan (revenue) yang konsisten (umumnya dari biaya transaksi), profitabilitas (EBITDA dan laba bersih), serta pertumbuhan jumlah pengguna dan volume transaksi. Laporan keuangan yang sehat dan diaudit adalah syarat mutlak.

  3. Model bisnis yang berkelanjutan menjadi peran penting karena bursa tidak bisa hanya mengandalkan pasar bull run. Adanya diversifikasi pendapatan, seperti dari biaya listing, layanan staking, atau produk investasi lainnya, akan menjadi nilai tambah.

  4. Tata kelola perusahaan yang baik (GCG) menjadi landasan utama sebagai perusahaan publik. Sebagai exchange, perusahaan harus memiliki struktur manajemen yang transparan, dewan komisaris yang kredibel, dan kepatuhan terhadap standar akuntansi.

  5. Sentimen pasar yang mendukung menjadi faktor eksternal terpenting dikarenakan waktu pelaksanaan IPO sangat krusial. Melakukannya saat sentimen pasar terhadap aset kripto dan saham teknologi sedang positif akan memaksimalkan valuasi dan minat investor.

-

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(gls/gls)

Read Entire Article
Photo View |