Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam 3-4 tahun terakhir, deretan merek mobil asing satu per satu pasuk pasar otomotif RI. Mayoritas pemain dari China, namun Vietnam dan Korea Selatan juga tak mau kalah.
Padahal saat ini penjualan mobil sedang lesu, di mana penjualan hanya berkisar 57-an ribu unit, berbeda dengan masa kejayaan pasar otomotif yang penjualan bisa menembus 100 ribu unit per bulan di 1 dekade lalu.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto menyebut masuknya pemain otomotif asing ke Indonesia karena memiliki proyeksi jangka panjang.
"Sangat, pasar Indonesia sangat berpotensi dengan penduduk 286 juta di 1 negara, itu calon pembeli semua. Hari ini income per kapita US$5.000, kalau US$10.000-15.000 semua beli mobil, kalaupun ngga baru jadinya bekas dulu. Ini yang dilihat merek, jadi mereka ngga melihat hari ini, tapi 5-10 tahun ke depan," kata Jongkie kepada CNBC Indonesia, Rabu (16/7/2025).
Kalaupun saat ini pasar sedang lesu, namun berpotensi berbalik di masa yang akan datang. Apalagi pasar otomotif Indonesia masih memiliki rate kepemilikan mobil yang kecil, sedangkan mobil kian menjadi kebutuhan primer.
"Dari statistik per 1.000 orang di Indonesia hanya 99 yang memiliki mobil, sedangkan Malaysia 400-an mobil per 1.000 penduduk, Thailand 200-an mobil per 1.000 penduduk. Jadi Indonesia naik 1 aja ke 100 maka penjualan naik 280 ribu unit, karena 280 juta penduduk tadi, jadi ini yang dilihat mereka," ujar Jongkie.
Kalaupun saat ini sedang lesu maka pabrikan bisa melihatnya sebagai tes pasar sekaligus curi start sebelum brand lainnya masuk ke dalam negeri.
"Masuk struggle dulu, tapi itu yang dilihat , Asean ada 11 negara penduduknya 600 juta, Indonesia 1 negara 280 juta, Thailand 80 jutaan, Malaysia 39 juta penduduk, jadi dimana masuk? Indonesia dong, karena potensi besar sekali," sebutnya.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mobil China Getol Serbu RI, Ternyata Jepang Masih Paling Berkuasa
