Jakarta, CNBC Indonesia - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia yang diperoleh dari sejumlah lembaga internasional mengalami peningkatan, seiring dengan meningkatnya total ULN per Maret 2025.
Akumulasi nominal ULN per Maret 2025 menjadi senilai US$ 430,35 miliar atau bila dikonversi ke rupiah sebesar Rp 7.100,77 triliun (kurs Rp 16.500). Mayoritas masih bersumber dari negara-negara pemberi pinjaman senilai US$ 205,60 miliar, atau naik dari catatan per Februari 2025 US$ 203,98 miliar.
Sisanya berasal dari organisasi internasional yang senilai US$ 45,55 miliar, juga naik dari bulan sebelumnya US$ 45,52 miliar, dan lainnya senilai US$ 179,09 miliar, ikut naik dari bulan sebelumnya US$ 178,11 miliar.
"Posisi ULN Indonesia pada triwulan I 2025 tercatat sebesar 430,4 miliar dolar AS, atau secara tahunan tumbuh sebesar 6,4%, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV 2024 sebesar 4,3%," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso melalui siaran pers, Kamis (15/5/2025).
Adapun daftar lembaga asing yang menjadi kreditur ULN Indonesia per Maret 2025, merujuk pada Statistik ULN Indonesia sebagai berikut:
1. Asian Development Bank (ADB) senilai US$ 11,68 miliar, naik dari per Februari 2025 sebesar US$ 11,52 miliar
2. The International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) senilai US$ 20,84 miliar, turun dari per Februari 2025 sebesar US$ 20,95 miliar
3. International Development Association (IDA) senilai US$ 22 juta, turun lebih dalam dari posisi per Februari 2025 sebesar US$ 54 juta
4. Islamic Development Bank (IDB) senilai US$ 1,33 miliar, tak mengalami perubahan dibanding bulan sebelumnya.
5. International Fund for Agricultural Development (IFAD) senilai US$ 286 juta, terbilang turun dari data per Februari 2025 sebesar US$ 289 juta
6. International Monetary Fund (IMF) senilai US$ 8,53 miliar, naik dari per Februari 2025 sebesar US$ 8,45 miliar
7. The Nordic Investment Bank (NIB) senilai US$ 5 juta, tetap dari per Februari 2025 sebesar US$ 5 juta
8. Organisasi Internasional Lainnya senilai US$ 2,94 miliar, naik dari data per Februari 2025 sebesar US$ 2,91 miliar
(arj/haa)
Saksikan video di bawah ini:
Video: ADB Pangkas Prospek Ekonomi Negara Berkembang di Asia-Pasifik
Next Article Pengusaha Perempuan Sulit Dapat Kredit, RI Luncurkan Ini