Kronologi dan Sebab Los Angeles AS Chaos, Ratusan Orang Ditangkap

1 day ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - Kerusuhan pecah di Los Angeles, California, sejak Jumat. Aksi protes yang awalnya berlangsung damai berubah menjadi bentrokan hebat, menyebabkan penangkapan massal.

Hingga Selasa (10/6/2025), setidaknya ratusan orang ditangkap. Kerusuhan pun belum juga usai dan merembet ke kota lain di California, bahkan protes kini menjalar ke Texas, New York bahkan Washington.


Kronologi & Sebab

Kerusuhan dipicu oleh operasi penegakan hukum yang dilakukan ICE dan Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) pada Jumat pagi di beberapa kawasan padat imigran seperti Garment District dan Compton. Dalam operasi tersebut, petugas menangkap puluhan orang yang dituding menghalangi penegakan hukum.

Aksi tersebut memicu gelombang protes di pusat kota Los Angeles. Demonstrasi yang semula berlangsung damai berubah ricuh ketika aparat kepolisian membubarkan massa menggunakan gas air mata dan peluru karet.

Sejumlah kendaraan dibakar dan fasilitas umum dirusak, termasuk kendaraan otonom Waymo. "Razia ini menciptakan ketakutan yang nyata di masyarakat," ujar Wali Kota Los Angeles Karen Bass, mengecam langkah pemerintah federal.

Lebih detail disebut bahwa, ICE menangkap 44 imigran ilegal Jumat dan sebanyak 77 imigran lainnya namun tak dirinci. Sementara itu KJRI Los Angeles melaporkan dua WNI ikut diamankan dalam operasi tersebut. Mereka berinisial ESS (perempuan, 53 tahun) serta CT (laki-laki, 48 tahun).

Pengerahan Pasukan

Sementara itu, Presiden Donald Trump menanggapi kerusuhan dengan mengerahkan sekitar 4.000 personel militer. Mereka terdiri dari 2.000 anggota Garda Nasional dan 2.000 Marinir.

Langkah ini menuai kritik dari Gubernur California Gavin Newsom. Ia menyebut pengerahan pasukan dilakukan tanpa persetujuan negara bagian.

"Ini bukan soal keamanan, ini soal ego Presiden," kata Newsom dalam konferensi pers pada Senin.

Pengiriman pasukan tanpa otorisasi negara bagian memicu kekhawatiran pelanggaran hukum federal. Ia merujuk potensi pelanggaran Posse Comitatus Act, yang membatasi peran militer dalam urusan sipil domestik.

Didepotasi

Penggerebekan baru-baru ini merupakan bagian dari tujuan presiden untuk memberlakukan "operasi deportasi terbesar" dalam sejarah AS. Los Angeles, tempat lebih dari sepertiga penduduknya lahir di luar AS, telah menjadi target utama operasi.

Melansir BBC, pada awal Mei, ICE mengumumkan telah menangkap 239 migran tidak berdokumen selama operasi selama seminggu di wilayah LA, karena penangkapan dan deportasi secara keseluruhan jauh di bawah ekspektasi Trump. Bulan berikutnya, Gedung Putih meningkatkan targetnya bagi pejabat ICE untuk melakukan setidaknya 3.000 penangkapan per hari.

Pihak berwenang telah memperluas pencarian mereka hingga mencakup tempat kerja seperti restoran dan toko eceran. Kampanye deportasi yang ambisius tersebut mencakup pemindahan migran ke penjara besar di El Salvador, termasuk setidaknya satu orang yang berada di AS secara legal. 

Dampak Politik & Ekonomi

Kerusuhan terjadi di tengah meningkatnya tensi politik menjelang pemilihan presiden AS pada November 2025. Langkah agresif pemerintahan Trump dinilai sebagai upaya memperkuat basis pemilih konservatif.

Di sisi lain, kerusuhan juga menimbulkan kekhawatiran investor. Pasar properti di Los Angeles disebut-sebut tertekan, terutama di wilayah terdampak. Kehadiran militer di jalan-jalan utama dan pusat bisnis dinilai dapat mengganggu aktivitas ekonomi menjelang gelaran Piala Dunia 2026 dan Olimpiade Los Angeles 2028.

"Ketegangan sosial dan politik bisa berdampak jangka panjang pada iklim investasi," ujar analis dari Morningstar Capital.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video:Kerusuhan Los Angeles Menggila-Harga Bitcoin Cs Naik Ugal-Ugalan

Next Article LA Tiba-tiba Berubah Jadi 'Neraka', RI Mulai Was-was

Read Entire Article
Photo View |