Jakarta, CNBC Indonesia - Kanker usus besar atau dikenal sebagai kanker kolorektal merupakan jenis kanker yang menyerang usus besar atau kolon.
Kanker ini pada umumnya muncul dari jaringan yang tidak normal di dalam dinding kolon atau rektum.
Kanker ini biasanya menyerang orang yang berusia lanjut. Namun, akhir-akhir ini terjadi peningkatan kejadian kanker kolorektal pada orang yang masih muda.
Ketua Tim Kerja (Katimker) Kekarantinaan dan Darah Indonesia (KDI) Kementerian Kesehatan, Rindu Rahmani SKM M.Epid, mengatakan bahwa kanker kolorektal merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi ke-5 di Indonesia.
"Kanker kolorektal adalah keganasan yang berasal dari jaringan usus besar, terdiri dari kolon atau rektum. Kanker ini menyumbang kematian tertinggi ke-5 akibat kanker di Indonesia," kata Rindu pada acara Sosialisasi Kementerian Kesehatan Deteksi Dini Kanker Kolorektal, Senin (22/9/2025).
Lebih lanjut, dia mengatakan mayoritas penderitanya ditemukan pada stadium lanjut. Sebab, kanker ini berkembang secara lambat, sehingga penyakit ini tidak langsung disadari oleh penderitanya.
Kanker kolorektal berkembang secara perlahan dan menjadi penyakit menahun yang pada umumnya berbentuk benjolan (polip). Benjolan ini dapat berkembang menjadi kanker seiring berjalannya waktu.
Penyebab dan Faktor risiko kanker kolorektal
Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan sel-sel tersebut berkembang tidak terkendali. Namun, ada faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker kolorektal, antara lain:
- Berusia lebih dari 45 tahun atau lebih
- Riwayat keluarga kanker usus
- Pola makan rendah serat dan tinggi lemak
- Obesitas sentral
- Perokok
- Kurang aktivitas fisik
- Konsumsi alkohol
Diagnosis dan Skrining Kanker Kolorektal
Tes darah samar
Tes darah dilakukan untuk mendeteksi kanker kolorektal. Prosedur ini menjadi pilihan jika pasien memiliki potensi terkena kanker kolorektal tanpa disertai gejala apapun.
Tes darah samar dapat mengetahui adanya perdarahan kecil yang tidak dapat dinyatakan secara makroskopis atau mikroskopis sampel.
Biopsi
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi gen, protein, atau zat lain yang terkait dengan sel tumor. Tes ini dapat membantu dokter menentukan metode pengobatan yang akan dilakukan.
Endoskopi
Pemeriksaan untuk mendeteksi dini dan mendiagnosis kanker kolorektal dengan memasukkan alat fleksibel berkamera melalui anus untuk melihat kondisi usus besar. Prosedur ini juga memungkinkan pengambilan sampel jaringan (biopsi) dan dapat menemukan polip atau peradangan yang dapat berisiko kanker.
Radiologik
Pemeriksaan kanker kolorektal ini meliputi CT colonography untuk visualisasi usus, endoskopi (kolonoskopi, sigmoidoskopi), dan pemeriksaan lanjutan seperti MRI atau PET scan untuk menentukan stadium jika kanker telah terkonfirmasi. Selain itu, barium enema juga dapat digunakan sebagai alternatif pemeriksaan visual usus.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Bra dengan Kawat Bisa Picu Kanker Payudara: Mitos atau Fakta?