Kemenkeu Bocorkan Rencana Rilis Dimsum dan Kangaroo Bond

23 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan Suminto mengungkapkan waktu yang akan dipilih untuk menerbitkan surat utang bernama dimsum bond maupun kangaroo bond.

Suminto mengatakan, dalam menerbitkan surat utang berdenominasi dolar Australia maupun renminbi atau yuan China yang dipertimbangkan akan dikeluarkan pada tahun ini mengacu pada sejumlah indikator, mulai dari kondisi pasar obligasi hingga kebutuhan besarannya.

"Itu salah satu consideration dalam praktik menemukan timing dari sisi market considerationnya, kemarin kita juga mempertimbangkan dari sisi trajectory pemenuhan kebutuhan pembiayaannya," kata Suminto saat ditemui di kawasan JCC, Kamis (12/6/2025).

Suminto menegaskan, bila nantinya pemerintah benar-benar merealisasikan dua obligasi terbaru itu pada tahun ini, tentu akan mempengaruhi komposisi utang pemerintah, baik dari sisi instrumen, tenor, denominasi atau currency, serta suku bunganya.

"Sehingga kita punya fleksibilitas untuk menemukan satu komposisi portofolio atau komposisi financing yang optimal, sehingga dari sisi size, currency, tenor akan memiliki fleskibiltas disesuaikan dengan perkembangan," ucap Suminto.

Suminto juga menegaskan, penerbitan SBN hingga saat ini sebetulnya masih on-track dalam memenuhi pembiayaan APBN 2025. Hingga saat ini, penerbitan utang Pemerintah, baik SBN maupun pinjaman, ditujukan bagi pembiayaan APBN 2025 yang didesain defisit 2,53% dari PDB.

Pemerintah ia pastikan akan dengan konsisten menjalankan prinsip kehati-hatian dan akuntabilitas fiskal. Penerbitan SBN dilakukan secara oportunistik dan fleksibel, mempertimbangkan kondisi pasar keuangan, perkembangan kebutuhan pembiayaan, dan kondisi kas negara. Komposisi utang dari segi instrumen, tenor, mata uang, dan suku bunga terus dijaga optimal.

"Pemerintah juga memiliki bantalan yang cukup, seperti Sisa Anggaran Lebih (SAL) dan posisi kas yang memadai dalam menghadapi risiko pasar, khususnya dampak dinamika global," kata Suminto.

Ia pun memastikan, di tengah dinamika global, prospek surat utang negara atau SUN Indonesia tetap positif dan kompetitif sejalan dengan pengelolaan pembiayaan yang prudent, akuntabel, dan efisien.

Prospek SUN yang baik ini kata dia didukung oleh beberapa faktor, antara lain stabilitas fiskal yang terjaga, dengan defisit APBN 2025 yang didesain sebesar 2,53% PDB serta strategi pembiayaan yang hati-hati, menjadikan SUN Indonesia tetap menarik bagi investor, terutama di tengah ketidakpastian global.

Kinerja ekonomi domestik yang solid ia pastikan juga menjadi salah satu faktor pendukung daya tarik SUN RI. Prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang resilien di kisaran 5% meskipun di tengah perlambatan ekonomi dan volatilitas global serta tingkat inflasi yang terjaga di level rendah.

Kemudian, surplus neraca perdagangan Indonesia berlanjut sebesar US$ 0,16 miliar untuk April 2025, melanjutkan surplus pada Maret 2025 sebesar US$ 4,33 miliar ia sebut berkontribusi positif terhadap kinerja SUN. Kontribusi export (international trade), sekitar 22% GDP sehingga dampak dari volatilitas global relatif lebih manageable dibanding peers countries.

Terakhir, kinerja lelang SUN ia pastikan masih terjaga positif, ditandai Incoming bids yang solid, termasuk dari investor asing. Lelang SUN tanggal 20 Mei 2025 mencatat total incoming bids tertinggi sejak lelang SUN tanggal 31 Agustus 2021 yaitu mencapai Rp 108,3 triliun, dengan incoming bids investor asing sebesar Rp18,3 triliun.

"Hingga 11 Juni, investor asing mencatatkan capital inflow sebesar Rp 52,21 triliun year to date," ungkap Suminto.


(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Kemenkeu Akan Terbitkan 8 SBN Ritel Lebih dari Rp148 T di 2025

Read Entire Article
Photo View |