Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah perang dengan Palestina dan Iran, kekuatan startup Israel jadi sorotan. Bahkan perusahaan rintisan tersebut mendapatkan banyak investasi dari perang.
Kekuatan pertahanan Israel memang cukup dikenal di medan perang. Banyak alat mereka yang dikirim langsung untuk menggantikan peralatan lama negara Eropa ke Ukraina.
Industri pertahanan ini juga kian populer dengan banyaknya startup teknologi pertahanan. Setidaknya sepertiga dari startup tersebut yang terdaftar di organisasi Startup Nation Central didirikan sejak perang dengan Palestina dimulai 7 Oktober 2023 lalu.
Perusahaan tersebut menghasilkan teknologi pertahanan yang ternyata diminati banyak negara. Di dalam negeri misalnya, modal ventura Israel banyak bermunculan untuk melakukan investasi.
Salah satunya adalah pendiri Protego Ventures, Lital Leshem. Prajurit cadangan Israel itu mendirikan perusahaan investasi yang telah mempelajari sekitar 160 perusahaan pertahanan dan mengumpulkan US$100 juta.
Perusahaannya diperkirakan akan menggelontorkan dana pada empat startup hingga akhir tahun nanti, dikutip dari Reuters, Rabu (9/7/2025).
Selain itu banyak investasi juga berasal dari Amerika Serikat dan Eropa. Padahal sebelumnya, investor AS menghindari sektor tersebut sebab dianggap berisiko dan memiliki banyak regulasi.
Leshem mengatakan perusahaan di bidang pertahanan ini akan menghadapi tantangan besar menuju ke pasar global. Termasuk harus mengatasi hambatan regulasi di masing-masing negara.
Namun bidang pertahanan bisa populer seperti industri siber Israel. Leshem mengatakan pengusaha dalam negeri bisa berkembang.
Dia mengatakan sebelumnya para startup Israel memandang AS sebagai 'cawan suci' untuk target bisnis namun kemungkinan akan berubah. Sementara untuk Eropa, mereka berharap bisa mengambil keuntungan dari pernyataan presiden AS Donald Trump yang menginginkan Eropa tidak lagi membebani pertahanan mereka ke AS.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article OpenAI Kantongi Rp 162,7 Triliun Setahun Berkat ChatGPT