Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan menaikkan biaya perekrutan pekerja luar negeri dengan visa. Bos sejumlah raksasa teknologi setempat buka suara soal kebijakan tersebut.
CEO Nvidia Jensen Huang mengatakan senang dengan langkah tersebut. Namun, ia juga menekankan imigrasi penting untuk perusahaan dan menjadi cara mendapatkan talenta terbaik untuk AS.
"Kami ingin semua pemikir terbaik datang ke AS dan mengingat imigrasi adalah fondasi impian Amerika (American Dream)," jelas Huang dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (23/9/2025).
"Kami mewakili impian Amerika. Saya pikir imigrasi penting untuk perusahaan kami dan penting untuk masa depan bangsa kami. Saya senang melihat Presiden Trump mengambil langkah yang diambilnya," dia menambahkan.
CEO OpenAI Sam Altman menyambut positif rencana tersebut. Ia juga mengatakan keputusan memberikan insentif finansial adalah jalan terbaik.
"Kita perlu melibatkan orang-orang terpintar di negara ini dan menyederhanakan prosesnya serta memberikan insentif finansial nampaknya baik untuk saya," kata Altman.
Biaya visa H-1B kini menjadi US$100 ribu atau Rp 1,6 miliar. Perusahaan perekrut harus memiliki dokumen pembayaran sebelum mengajukan petisi visa atas nama pekerja.
Gedung Putih mengatakan petisi pemohon dibatasi selama 12 bulan hingga pembayaran telah dilakukan.
Aturan itu penting untuk sektor teknologi dan keuangan di AS. Sebab dua industri itu mengandalkan visa H-1B untuk imigran dengan keahlian khusus dan mendatangkannya seperti dari India dan China.
Dua negara tersebut memang jadi jumlah pemegang terbesar tahun lalu, India sebanyak 71% dan 11,7% untuk China.
Banyak perusahaan menggunakan pekerja dengan visa tersebut untuk mengisi peran teknis yang kosong dan tidak ditemukan pada pasokan pekerja AS.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Bosch Indonesia Komitmen Hadirkan Solusi Teknologi, Ini Buktinya!