Israel Luncurkan Serangan Baru ke Palestina, Kota Ini Berubah Mencekam

2 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Operasi militer Israel kembali merambah wilayah Tepi Barat, kali ini menargetkan kota Tubas, di mana pasukan keamanan Israel mendirikan posisi di dalam kota dan memerintahkan sejumlah warga Palestina keluar dari rumah mereka. Aksi itu menjadi rangkaian terbaru dari kampanye militer yang telah berlangsung berbulan-bulan di berbagai kota di Tepi Barat utara.

Gubernur Tubas, Ahmed Al-Asaad, mengatakan kepada Reuters bahwa pasukan Israel, didukung helikopter yang melepaskan tembakan, telah mengepung kota dan membangun posisi di sejumlah lingkungan.

"Penyerbuan ini tampaknya akan berlangsung lama; pasukan pendudukan (Israel) telah mengusir warga dari rumah mereka, mengambil alih atap-atap bangunan, dan melakukan penangkapan," ujarnya.

Militer Israel menyatakan operasi yang melibatkan kepolisian dan dinas intelijen itu dimulai pada Rabu (26/11/2025) dini hari setelah adanya "identifikasi intelijen awal mengenai upaya membentuk" basis kekuatan dan infrastruktur kelompok militan. Dalam penggeledahan puluhan rumah di wilayah pendudukan Tepi Barat, militer menyebut telah menemukan "ruang kendali pengamatan".

Kendaraan militer Israel terlihat melaju melewati jalan-jalan kota, sementara pasukan berjalan kaki dengan membawa senapan dan peluncur roket. Keberadaan pasukan juga terlihat di kota Tammun yang berada di dekatnya.

Al-Asaad mengatakan warga yang diusir dari rumah diperintahkan untuk tidak kembali hingga operasi berakhir, dan ia memperkirakan operasi itu bisa berlangsung beberapa hari.

"Mereka terus menuntaskan penguasaan atas kota," ujarnya, sembari menambahkan bahwa tentara Israel telah memasang pos pemeriksaan jalan dan hingga kini menahan sedikitnya 22 warga Palestina.

Adapun Tepi Barat merupakan rumah bagi 2,7 juta warga Palestina yang hidup di bawah pendudukan militer Israel dengan kewenangan pemerintahan terbatas. Ratusan ribu pemukim Israel juga tinggal di wilayah tersebut.

Serangan ke Tubas kali ini memperpanjang operasi militer yang telah dilancarkan Israel sejak awal tahun di sejumlah kawasan Tepi Barat utara, dimulai dari kota Jenin pada Januari, beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump kembali ke Gedung Putih.

Ribuan warga Palestina telah dipaksa keluar dari rumah mereka, sementara pasukan Israel mengosongkan kamp-kamp pengungsi dan mempertahankan keberadaan militer terlama dalam beberapa dekade di sejumlah kota.

Human Rights Watch bulan ini menuduh Israel melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan terkait apa yang disebut sebagai pengusiran paksa. Israel membantah tuduhan tersebut.

Kekerasan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina juga meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Penangkapan terhadap para pelaku jarang terjadi, meski gelombang serangan tersebut menuai kritik dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Hamas, yang bulan lalu menyepakati gencatan senjata dengan Israel di Gaza, mengecam operasi terbaru di Tubas dan menyerukan komunitas internasional mengambil langkah untuk menghentikannya.

(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Photo View |