Houthi Yaman Beraksi Lagi, Luncurkan Rudal ke Wilayah Israel

5 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Konflik di Timur Tengah kian melebar dengan aksi militer terbaru kelompok Houthi dari Yaman yang menargetkan wilayah utara Israel pada Rabu (23/4/2025). Serangan ini menandai eskalasi signifikan, mengingat wilayah tersebut jarang menjadi sasaran kelompok bersenjata yang didukung Iran tersebut.

Di saat yang sama, kampanye udara besar-besaran yang dilancarkan Amerika Serikat terhadap Houthi sejak pertengahan Maret terus berlanjut, menambah intensitas konflik di kawasan.

Menurut militer Israel, sirene serangan udara berbunyi di Haifa, Krayot, dan sejumlah area di sebelah barat Laut Galilea. Ledakan keras terdengar di wilayah itu saat masih dalam kegelapan dini hari.

"Sebuah rudal dicegat, dan kemungkinan besar berhasil dihancurkan di udara," ungkap pernyataan resmi militer Israel, dilansir The Associated Press.

Meski Houthi tidak langsung mengeklaim serangan ini, kelompok tersebut dikenal sering membutuhkan waktu berjam-jam hingga berhari-hari untuk mengakui aksi militernya. Namun, serangan ini dinilai sebagai bagian dari rangkaian balasan atas gempuran udara yang dilakukan militer Amerika Serikat sejak 15 Maret lalu.

Sebagai respons terhadap kampanye udara tersebut, kelompok Houthi meningkatkan serangan terhadap drone pengintai milik AS. Pada

Selasa malam, juru bicara militer Houthi, Brigjen Yahya Saree, mengumumkan bahwa mereka telah menembak jatuh satu unit MQ-9 Reaper-drone canggih milik AS-di wilayah provinsi Hajjah, Yaman.

Saree menyatakan bahwa drone tersebut dijatuhkan menggunakan "rudal buatan lokal". Meskipun AS mengakui adanya laporan bahwa drone mereka ditembak jatuh, pihak militer mengatakan mereka belum dapat memberikan komentar lebih lanjut.

Drone MQ-9 Reaper milik General Atomics memiliki nilai sekitar 30 juta dolar AS per unit, mampu terbang di ketinggian lebih dari 40.000 kaki (sekitar 12.100 meter), dan bertahan di udara lebih dari 30 jam.

Drone ini telah lama digunakan oleh militer dan CIA di berbagai zona konflik, termasuk Afghanistan, Irak, dan kini Yaman. Houthi mengeklaim telah menembak jatuh 26 unit MQ-9 selama konflik yang berlangsung lebih dari satu dekade di Yaman.

Adapun AS meningkatkan operasi militernya terhadap Houthi sebagai respons atas serangan kelompok itu terhadap jalur pelayaran di Laut Merah serta terhadap Israel. Laut Merah merupakan jalur perdagangan strategis global yang mengangkut barang senilai sekitar US$1 triliun setiap tahunnya.

Houthi, yang merupakan satu-satunya kelompok militan dalam apa yang disebut Iran sebagai "Poros Perlawanan", masih secara aktif melancarkan serangan ke arah Israel.

Menurut peninjauan Associated Press, kampanye militer terbaru yang dilancarkan di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump jauh lebih masif dibandingkan dengan operasi serupa di masa Presiden Joe Biden. Operasi ini dimulai setelah Houthi mengancam akan kembali menargetkan kapal-kapal "berbendera Israel", menyusul blokade bantuan oleh Israel terhadap Jalur Gaza.

Sejak November 2023 hingga Januari 2024, Houthi telah menyerang lebih dari 100 kapal dagang dengan rudal dan drone, menenggelamkan dua kapal serta menewaskan empat pelaut. Aksi-aksi ini telah secara signifikan menghambat arus perdagangan melalui koridor Laut Merah. Mereka juga sempat meluncurkan serangan ke kapal perang Amerika, namun semuanya gagal mencapai sasaran.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Detik-Detik Jet Tempur AS Gempur Pemberontak Houthi

Next Article Laut Merah Masih Panas, Houthi Yaman Beri Warning Baru

Read Entire Article
Photo View |