Harga Emas Akhirnya Runtuh, Takluk oleh "Musuh Abadi" nya

8 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Usai melesat tiga hari beruntun, harga emas dunia akhirnya melemah. Setelah mencapai level tertinggi tiga minggu di tengah pembicaraan tarif perdagangan, data ekonomi Amerika Serikat (AS) hingga menguatnya indeks dolar AS selama enam hari beruntun.

Pada perdagangan Senin (14/7/2025), harga emas dunia turun 0,36% di level US$3.343,52 per troy ons. Penurunan tersebut mematahkan penguatan emas selama tiga hari beruntun.

Pada perdagangan hari ini Selasa (15/7/2025) hingga pukul 06.31 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,01% di posisi US$3.343,86 per troy ons.

Harga emas sedikit melemah setelah mencapai level tertinggi tiga minggu pada perdagangan Senin, dengan perhatian tertuju pada pembicaraan perdagangan dan data ekonomi AS, sementara perak naik ke level tertinggi sejak September 2011. Kenaikan indeks dolar juga menggerus kenaikan harga emas.

Pada perdagangan Senin (14/7/2025), indeks dolar AS (DXY) naik 0,23% di level 98,08. Kenaikan tersebut memperpanjang penguatan DXY selama enam hari beruntun dan menjadi level tertinggi dalam hampir tiga minggu. , membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Dolar adalah musuh abadi emas. Kenaikan dolar membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

"Setelah kenaikan harga emas yang signifikan, kami melihat adanya aksi ambil untung. Namun, pasar emas secara keseluruhan masih diminati," ujar Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

Uni Eropa dan Korea Selatan mengatakan mereka sedang menggodok kesepakatan dagang dengan Presiden AS Donald Trump. Trump meningkatkan perang dagangnya pada hari Sabtu, dengan mengatakan akan mengenakan tarif 30% pada sebagian besar impor dari Uni Eropa dan Meksiko mulai bulan depan, menambahkan peringatan serupa untuk negara-negara lain, termasuk Jepang dan Korea Selatan.

Investor kini menunggu data Indeks Harga Konsumen AS pada hari Selasa dan laporan Indeks Harga Produsen pada hari Rabu untuk mendapatkan petunjuk mengenai jalur kebijakan potensial The Federal Reserve (The Fed).

"Presiden AS terus-menerus menyampaikan pernyataan bahwa beliau ingin melihat suku bunga yang lebih rendah dan saya pikir pada akhirnya hal itu cukup mendukung emas," tambah Melek.

Daya tarik emas meningkat dalam lingkungan suku bunga rendah karena merupakan aset yang tidak memberikan imbal hasil.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Photo View |