Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam langkah bersejarah, Uni Eropa untuk pertama kalinya meluncurkan strategi penyimpanan darurat guna memastikan ketersediaan barang-barang penting seperti makanan, air, bahan bakar, dan obat-obatan di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap berbagai krisis, termasuk potensi perang dengan Rusia.
Strategi ini diumumkan pada Rabu (9/7/2025) oleh Komisi Eropa sebagai bagian dari upaya kesiapsiagaan yang lebih luas di seluruh blok beranggotakan 27 negara tersebut.
Langkah ini mencerminkan keseriusan Eropa dalam menghadapi kemungkinan konflik besar, terutama setelah peringatan dari NATO bahwa Rusia, yang saat ini sedang mengobarkan perang di Ukraina, tetangga Uni Eropa, berpotensi menyerang aliansi militer Barat itu dalam waktu 5 tahun ke depan.
"Tujuannya sangat sederhana: memastikan bahwa pasokan penting yang menopang kehidupan masyarakat, terutama yang menyelamatkan nyawa, selalu tersedia," ujar Komisioner Manajemen Krisis Uni Eropa, Hadja Lahbib, dilansir AFP.
"Makin kita mempersiapkan diri, makin kecil kemungkinan kita panik."
Strategi bertajuk "EU Stockpiling Strategy" ini dirancang untuk menjamin keberlangsungan pasokan barang penting selama berbagai bentuk krisis, termasuk pemadaman energi besar-besaran, bencana alam, konflik bersenjata, atau pandemi.
Uni Eropa menilai bahwa kesiapan masyarakat terhadap krisis sangat bervariasi di tiap negara anggotanya.
Sebagai bagian dari strategi ini, Uni Eropa akan membentuk jaringan koordinasi antarnegara anggota untuk menyelaraskan stok yang dimiliki, mengidentifikasi kekurangan, serta memperkuat cadangan di tingkat Uni Eropa.
Ini termasuk peningkatan jumlah dan distribusi stok pangan, air bersih, obat-obatan, bahan bakar, serta perlengkapan penyelamatan jiwa lainnya.
Beberapa negara seperti Finlandia, yang berbatasan langsung dengan Rusia sepanjang 1.300 kilometer, telah lama menerapkan pendekatan nasional terhadap kesiapsiagaan sipil dan militer karena merasa berada di garis depan kemungkinan konflik.
"Tentu saja, jika Anda memiliki perbatasan sejauh 1.000 kilometer dengan Rusia, Anda akan merasa terancam oleh potensi perang," kata Lahbib.
"Namun adalah hal yang wajar pula bahwa di Spanyol, misalnya, masyarakat lebih merasa terancam oleh kebakaran hutan. Tidak ada pendekatan satu solusi untuk semua."
Komisioner Lahbib juga menekankan bahwa meski penyebab krisis berbeda, baik karena perang atau bencana alam, dampaknya terhadap kehidupan masyarakat bisa serupa, seperti hilangnya pasokan energi.
"Orang-orang bisa saja kehilangan akses terhadap energi, dan itulah alasan mengapa kita perlu memiliki stok darurat di seluruh wilayah Uni Eropa," jelasnya.
Sebagai bagian dari kampanye kesiapsiagaan publik, Uni Eropa juga telah mengimbau setiap rumah tangga sejak Maret lalu untuk memiliki "paket bertahan hidup selama tiga hari" yang mencakup air minum, makanan, senter, dan perlengkapan dasar lainnya guna menghadapi keadaan darurat mendadak.
Langkah-langkah ini merupakan bagian dari target ambisius Uni Eropa untuk membangun kapasitas pertahanannya dan memastikan bahwa kawasan ini mampu melindungi diri secara mandiri paling lambat pada 2030.
Strategi penyimpanan ini juga berfungsi sebagai sinyal politik bahwa Uni Eropa mulai mengembangkan kemandirian dalam hal logistik dan keamanan sipil, di tengah ketidakpastian geopolitik global yang terus meningkat.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Eropa Sudah Bersiap Perang, Minta Warga Timbun Makanan