Ekonom Kritik Inflasi RI Rendah, Begini Penjelasannya!

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Maret 2025 sebesar 1,65% mtm. Secara year on year inflasi 1,03%. Sebelumnya, deflasi terjadi pada Januari dan Februari 2025 yang masing-masing sebesar 0,76% dan 0,48%. Sementara secara tahunan, sempat terjadi deflasi di bulan lalu sebesar 0,09%.

Direktur Eksekutif Segera Institute, Piter Abdullah menjelaskan rendahnya inflasi bukanlah pertanda perekonomian yang sehat. Melainkan sinyal melemahnya permintaan domestik dan potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi ke depan.

Menurutnya, pemutusan hubungan kerja (PHK) yang meningkat serta penurunan penjualan di berbagai sektor telah menyebabkan konsumsi masyarakat menurun. Hal tersebut mendorong inflasi menjadi sangat rendah.

"PHK, menurunnya daya beli, menurunnya penjualan yang artinya konsumsi itu kemudian mendorong Inflasi yang jauh lebih rendah. Kenapa? Ini berarti ada tekanan demand yang turun yang kemudian menyebabkan inflasi kita turun," ujar Piter dalam diskusi publik dikutip Senin (28/4/2025).

Piter pun menjelaskan kenaikan inflasi pada bulan Maret bukan disebabkan oleh permintaan dalam negeri yang tinggi. Melainkan karena harga emas yang melonjak, kurs rupiah yang melemah, hingga harga barang impor yang naik.

"Maka inflasi intinya relatif tinggi tetapi lebih disebabkan oleh kenaikan harga emas dan kenaikan harga barang-barang impor. Demandnya sendiri secara keseluruhan itu mengalami penurunan," ujarnya.

Tak hanya itu, Piter pun mengatakan bahwa inflasi yang rendah patut dikhawatirkan. Apalagi jika disebabkan oleh permintaan yang melemah. Hal tersebut dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

"Inflasi yang sangat rendah saat ini sampai di kisaran 1% itu sebenarnya sesuatu yang perlu kita khawatirkan karena ini adalah cerminan kondisi tidak cukupnya demand yang bisa berdampak kepada tidak cukupnya pertumbuhan ekonomi nantinya," tegasnya.


(mij/mij)

Saksikan video di bawah ini:

Video: BPS Catat Kenaikan Inflasi Maret 2025, Capai 1,65% (mtm)

Next Article Inflasi November Melesat, Harga Bawang Merah & Tomat Naik Gila-gilaan!

Read Entire Article
Photo View |