Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dicecar terkait tidak terealisasinya anggaran pendidikan sebesar 3% atau senilai Rp80 triliun dari total anggaran 20% dari APBN.
Sebagai informasi, realisasi anggaran pendidikan pada APBN 2024 mencapai 17% dari anggaran awal adalah 20% dari APBN. Selisih 3% ini yang kemudian dipertanyakan oleh DPR RI
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Dolfie Frederic Palit mengatakan andai 3% anggaran tersebut mampu direalisasikan.
"Yang 2024 tadi Bu Menteri mengatakan 17%, 3% yang tidak direalisasikan itu, kalau kita hitung dengan nilai, itu Rp80 triliun. Kalau Rp80 triliun itu digunakan untuk memperkuat pendidikan kita, itu kan sangat dahsyat," katanya saat rapat kerja bersama Kementerian Keuangan.
Sri Mulyani pun mengatakan bahwa saat itu saat sudah September, anggaran pendidikan masih ada excess sehingga diberikan belanja tambahan. Namun tiga bulan tahun anggaran tersisa Sri Mulyani menganggap tidak akan bisa menghabiskan Rp80 triliun dalam waktu 3 bulan.
"Waktu itu kalau sudah mendekati September, kita belum mencapai 20%, maka diberikan lah KL itu belanja tambahan di bulan Oktober. Tiga bulan, Pak, Rp80 triliun mau dibelanjakan habis jadi apa, Pak? That's problem juga," ucap Sri Mulyani.
Ia melanjutkan, maka dari itu kemudian dibentuklah dana abadi pendidikan. Ia juga mengatakan bahwa ditakutkan adalah memaksakan anggaran, "Supaya jangan sampai, oh karena harus 20%, harus habis. Nanti sekolah yang pagernya nggak rusak, diganti pagernya. Saya dengar waktu itu."
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anggota DPR Tayangkan Kondisi Pendidikan RI, Minta Ini ke Sri Mulyani
