Breaking News! IHSG Ambruk 3%, Saham Prajogo Anjlok Berjamaah

Jakarta, CNBC Indonesia — Koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semakin dalam. Per pukul 14.00 WIB, indeks anjlok 3,03% dan kembali ke level 7.977,87. 

Mayoritas atau 625 saham  berada di zona merah. Hanya 135 saham yang masih bertahan di zona hijau. 

Sebagai informasi, indeks pagi tadi dibuka menguat 0,36% ke level 8.257,09. IHSG kemudian balik arah pada akhir sesi I dengan koreksi 0,68%.

Pada awal pembukaan sesi II, indeks langsung melorot hingga akhirnya mengalami koreksi hingga lebih dari 2%.

IHSG ambruk seiring dengan merosotnya saham-saham Prajogo Pangestu. Chandra Daya Investasi (CDIA) turun 14,47%, Barito Pacific (BRPT) 8,08%, Chandra Asri Pasific (TPIA) 7,45%, dan Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) 13%.

Adapun pasar keuangan Indonesia dan global memulai pekan ini dalam suasana waspada setelah Presiden AS Donald Trump kembali memantik ketegangan dengan China. Namun, sejumlah kabar positif mulai berdatangan.

Hanya butuh satu kalimat dari Trump untuk membuat volatilitas pasar kembali meningkat, seperti yang terjadi pekan lalu ketika Wall Street kehilangan nilai kapitalisasi lebih dari Rp33.000 triliun dalam 24 jam. Namun, ketegangan mereda setelah Trump menegaskan hubungan AS-China akan baik-baik saja.

Meski tekanan awal pekan cukup terasa, investor mulai merespons pernyataan terbaru Trump yang sedikit meredakan ketegangan. Dalam wawancara di Air Force One, Minggu (13/10/2025), Trump menyebut bahwa hubungan AS-China akan "baik-baik saja" meski sebelumnya ia mengancam akan mengenakan tarif tambahan hingga 100% terhadap produk China mulai 1 November.

Ia juga memuji Presiden Xi Jinping sebagai "pemimpin yang cerdas dan kuat", sinyal bahwa Washington mungkin masih membuka ruang negosiasi .

China sendiri bereaksi cepat atas ancaman tersebut dengan menyatakan siap mengambil langkah balasan untuk "melindungi hak dan kepentingan yang sah".

(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article IHSG Tiba-tiba Balik Arah ke Zona Merah Tertekan Kinerja Saham BBCA