Bocah 15 Tahun Kritik Keras Aturan Baru Pemerintah, Bilang Begini

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang remaja asal Australia 15 tahun bernama Noah Jones mengkritik keras aturan baru pemerintah soal larangan media sosial. Dia juga menggugat Menteri Komunikasi Anika Wells dan Komisioner Keamanan Elektronik Julie Inman Grant terkait masalah ini di Pengadilan Tinggi.

Aturan itu melarang anak di bawah 16 tahun bisa mengakses platform media sosial. Pemerintah setempat beralasan larangan sebagai bentuk perlindungan kepada anak-anak dari konten berbahaya dan predator daring.

Namun Jones berpikir sebaliknya. Dia mengatakan kebijakan itu akan mengisolasi para remaja dan mendorong melakukan perilaku yang berisiko.

"Kita harus menyetop hal-hal buruk soal media sosial. Saat anak-anak melakukan sesuatu diam-diam, itu sangat berbahaya," kata Jones dikutip dari Reuters, Rabu (3/12/2025).

Parahnya, dia mengatakan larangan pemerintah Australia akan menciptakan kesenjangan sosial bagi yang menghindari pembatasan dan tidak melakukannya. Jones memastikan akan menghindari larangannya, begitu juga banyak teman-temannya.

Dia mengatakan media sosial tetap memiliki peranan penting dalam kehidupannya. Platform tersebut jadi tempat untuk tetap terhubung dan berbagi ide.

"Hampir semua teman sekelas saya menggunakan Snapchat, itu cara untuk terhubung," ujarnya.

Dalam hal penggunaan media sosial, Jones berpendapatan seharusnya menjadi tugas orang bukan dilakukan pemerintah.

Gugatan Jones dan siswa 15 tahun lainnya menyebut larangan penggunaan media sosial sebagai pelanggaran hak konstitusional. Seharusnya aturan diganti dengan tindakan terarah terkait masalah bullying dan predator di internet.

Pihak Menteri Komunikasi dan Komisioner Keamanan Elektronik tidak bisa dihubungi untuk dimintai komentar terkait gugatan tersebut.

Peraturan soal pembatasan penggunaan media sosial di Australia akan berlaku efektik mulai 10 Desember 2025 mendatang.

(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]