Awas! Badai dari China Bisa Rusak Pesta Pencapaian Setahun Prabowo

11 hours ago 3
  • IHSG mengalami kenaikan signifikan, sementara SBN dan Rupiah stagnan.
  • Wall Street kompak menguat ditopang kenaikan saham Apple
  • Investor terpantau masih menunggu keputusan dari Rapat Dewan Gubernur BI serta data ekonomi dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia membuka pekan ini dengan gairah yang luar biasa. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses menembus level psikologis baru di atas 8.000, ditopang oleh aksi borong investor terhadap saham-saham perbankan berkapitalisasi besar.

Pasar keuangan hari ini diharapkan kompak menguat. Selengkapnya mengenai proyeksi dan sentimen pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

Pada penutupan perdagangan Senin (20/10/2025), IHSG meroket 2,19% dan parkir di level rekor 8.088,98. Indeks melesat dari posisi pembukaan di 7.915,66 walaupun sempat mencapai titik tertingginya pada sesi kedua mencapai ke level 8.117,27 dengan nilai transaksi yang sangat tebal mencapai Rp 22,83 triliun sepanjang hari.

Penguatan ini sejalan dengan apresiasi nilai tukar rupiah, menandakan kembalinya kepercayaan investor terhadap aset dalam negeri dengan data tercatat bahwa net foreign buy sebesar Rp529,77 milyar. Berdasarkan pencatatan, 199 emiten mengalami penurunan, 229 tidak bergerak, dan 528 mengalami kenaikan.

Aktor utama di balik reli IHSG kali ini adalah saham-saham perbankan yang menjadi buruan utama investor. PT Bank Central Asia (BBCA) (+5.00%) dengan nilai transaksi 3,11 triliun menarik IHSG sebesar 35,06 poin menjadi yang paling menopang kenaikan kinerja IHSG pada hari ini 

Mengekor di belakangnya, ada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) (+6,17%) dan PT Bank Rakyat Indah (BBRI) (+5,14%) dengan nilai transaksi masing-masing sebesar Rp 1,67 triliun dan Rp 1,46 triliun. Masing - masing emiten menyumbang poin sebesar 29,35 dan 20,64 secara berurutan.

Hari ini ditutup dengan kenaikan sektor finansial 3,38% diikuti dengan transport sebesar 3,10%, energi sebesar 2,76%, industri di angka 2,45%, konsumer di angka 1,94%, dan properti pada level 1,67% pada penutupan pasar hari ini.

Dominasi saham perbankan ini mencerminkan keyakinan investor terhadap prospek fundamental ekonomi Indonesia. Sebagai proksi utama kesehatan ekonomi, kinerja sektor perbankan yang solid dianggap sebagai cerminan dari daya beli masyarakat yang terjaga, pertumbuhan kredit yang stabil, dan profitabilitas emiten yang kokoh.

Di luar perbankan, tingginya minat pada saham seperti PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) dengan nilai transaksi sebesar Rp 838 milyar dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dengan nilai transaksi sebesar Rp 812 milyar. Hal juga menunjukkan bahwa selera risiko investor mulai menyebar ke sektor lain yang memiliki katalis pertumbuhan unik.

Sentimen positif tidak berhenti di lantai bursa. Di pasar valuta, nilai tukar rupiah menunjukkan keperkasaannya dengan menguat tipis ke level Rp 16.570 per dolar AS, membaik dari posisi penutupan Jumat lalu di Rp 16.575 per dolar AS.

Kenetralan ini mengindikasikan adanya sikap investor yang masih wait and see terhadap kebijakan suku bunga Bank Indonesia yang akan ditentukan pada pekan ini. Sama halnya seperti yang dapat dilihat di perubahan yield SBN 10Y yang hanya mengalami sedikit peningkatan.

Pasar Surat Berharga Negara (SBN) menunjukkan dinamika yang sedikit kontras. Imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun tercatat naik tipis ke level 5,947%.

Kenaikan yield-yang berarti harga obligasi sedikit terkoreksi-bisa jadi mengindikasikan adanya sebagian investor yang melakukan rotasi aset.

Di tengah euforia pasar saham yang menawarkan potensi keuntungan lebih tinggi, beberapa pelaku pasar mungkin mengalihkan dananya dari aset pendapatan tetap yang lebih aman ke aset ekuitas yang lebih berisiko, sebuah fenomena yang wajar terjadi saat sentimen risk-on mendominasi.

Pages

Read Entire Article
Photo View |