Petaka Ancam 50 Juta Orang, Prabowo Bangun Tanggul Laut Raksasa

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan, pembangunan tanggul raksasa atau giant sea wall sudah masuk persiapan. Tanggul sepanjang 535 kilometer (km) itu akan dibangun melintang di pantai utara (Pantura) Jawa.

Hal itu disampaikan Prabowo saat menggelar sidang kabinet paripurna, tepat satu tahun pemerintahannya, di Istana Negara, Senin (20/10/2025). Dalam kesempatan itu Prabowo menyampaikan capaian pemerintahannya selama satu tahun, hingga arahan kepada menteri dan kepala negara untuk program yang akan dilanjutkan pada tahun 2026 mendatang.

Lalu apa alasan Presiden Prabowo mendorong pembangunan tanggul laut raksasa itu?

"Kita juga sudah mulai persiapan untuk membangun 535 km panjang tanggul laut di pantai utara Jawa," kata Prabowo, dikutip Selasa (21/10/2025).

"Ini untuk menyelamatkan 50 juta penduduk. Air laut naik 5 cm setahun. Jadi harus segera kita selamatkan ini," tambahnya.

Upaya penyelamatan itu bukan tanpa alasan. Prabowo mengungkapkan adanya ancaman yang mengintai penduduk di sepanjang Pantura Jawa.

"Karena di pantai utara Jawa ini. Juga kalau tidak salah, 60% industri kita ada di pantai utara Jawa ini. Dan puluhan ribu hektare sawah-sawah yang subur juga di situ. Harus kita selamatkan," tegas Prabowo.

BRIN Peringatkan Ancaman Silent Killer

Di sisi lain, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebelumnya mengungkapkan temuan yang mengejutkan.

Tanpa disadari, tanah ternyata dapat mengalami penurunan, bahkan hingga 10 cm per tahun. Penurunan tanah terjadi secara perlahan. Menurut BRIN, ada daerah yang sudah mengalami penurunan lebih dari 1 meter dalam 8 tahun.

"Penurunan tanah merupakan ancaman serius, terutama di wilayah Pantai Utara Jawa seperti Jakarta, Pekalongan, dan Sayung, Demak," kata Periset Pusat Riset Geoinformatika BRIN Joko Widodo dalam unggahan di akun media sosial resmi BRIN, dikutip Selasa (21/10/2025).

"Jika tidak ditangani dengan langkah mitigasi dan adaptasi yang tepat, dampaknya bisa sangat merugikan mulai dari hilangnya wilayah daratan hingga terganggunya kehidupan masyarakat pesisir," tambahnya mengingatkan.

Penurunan Tanah di Jakarta Mengkhawatirkan

BRIN memanfaatkan teknologi Persistent Scatterer Interferometric Synthetic Aperture Radar (PS-InSAR) untuk mendapatkan data satelit radar yang mendeteksi pergerakan tanah secara presisi hingga skala milimeter per tahun.

Hasil pantauan BRIN, kondisi tanah di Jakarta cukup mengkhawatirkan.

"Di wilayah utara Jakarta, permukaan tanah mengalami penurunan sekitar 5-6 cm per tahun," tulis BRIN.

"Di Muara Baru, tanah sudah berada 2,4 meter di bawah permukaan laut saat pasang," lanjut BRIN.

Daerah Lain Juga Terancam

Namun, sebut BRIN, tak hanya Jakarta, kota lain juga mengalami penurunan tanah ekstrem.

"Pekalongan mengalami penurunan tanah 10-19 cm per tahun, salah satu yang tertinggi di Pantura," tulis BRIN.

"BRIN menganalisis 45 citra radar dari 2014-2022. Sebanyak 60,9% wilayah kota menunjukkan penurunan signifikan. Beberapa titik bahkan sudah turun 1 meter dalam 8 tahun," beber BRIN.

BRIN menyebut penurunan tanah ini sebagai "pembunuh senyap" alias Silent Killer.

"Penurunan tanah terjadi diam-diam, tapi dampaknya besar seperti bangunan retak dan rusak, air laut makin jauh masuk ke daratan, serta rob puluhan kali lebih cepat dibanding kenaikan muka laut akibat iklim," jelas BRIN.

Ditambahkan, sebenarnya sudah ada kebijakan menyangkut hal ini. Tapi sayangnya belum tepat sasaran.

"DKI Jakarta punya Peraturan Gubernur No. 93/2021 tentang larangan pengambilan air tanah. Tapi hasil analisis PS-InSAR menunjukkan wilayah dengan penurunan tanah terparah, Jakarta Utara dan Jakarta Barat, belum masuk zona larangan," sebut BRIN.

BRIN pun merekomendasikan agar dilakukan pemantauan rutin dengan teknologi InSAR. Selain itu, pengambilan air tanah. Di saat bersamaan, dibutuhkan kesadaran publik.

BRIN memantau penurunan tanah di Jakarta. (Dok. BRIN)Foto: BRIN memantau penurunan tanah di Jakarta. (Dok. BRIN)
BRIN memantau penurunan tanah di Jakarta. (Dok. BRIN)


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Prabowo Ungkap Rencana Proyek Giant Sea Wall Sudah Ada Sejak 1995

Read Entire Article
Photo View |