Australia Belanja Rp130 Triliun Bangun Proyek "Monster Laut" Nuklir

3 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia- Australia semakin serius memperkuat kekuatan bawah lautnya. Melansir dari Reuters, pemerintah di bawah Perdana Menteri Anthony Albanese mengumumkan investasi raksasa senilai 12 miliar dolar Australia atau sekitar US$8 miliar (Rp131 triliun) untuk membangun fasilitas pertahanan baru di Australia Barat.

Proyek ini adalah bagian dari kesepakatan AUKUS bersama Amerika Serikat dan Inggris yang ditandatangani sejak 2021.

Galangan yang akan berdiri di kawasan Henderson, dekat Perth, bakal menjadi pusat pembangunan dan pemeliharaan kapal selam bertenaga nuklir generasi baru.

Menteri Pertahanan Richard Marles menegaskan proyek ini "krusial bagi industri perkapalan Australia" sekaligus menyiapkan jalur jangka panjang menuju armada kapal selam nuklir.

Selain itu, fasilitas ini juga akan memproduksi kapal pendarat untuk Angkatan Darat serta fregat serbaguna baru untuk Angkatan Laut, dengan proyeksi menyerap 10.000 lapangan kerja lokal.

Langkah ini, selain soal modernisasi armada, juga  merupakan bagian dari strategi geopolitik. Dengan AUKUS, Washington akan menjual beberapa kapal selam nuklir kelas Virginia ke Australia.

Selanjutnya, Inggris dan Australia bersama-sama membangun desain baru yang disebut AUKUS-class submarine. Dorongan investasi ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan di Indo-Pasifik, terutama karena ambisi maritim China.

Namun, di tingkat global, kekuatan kapal selam masih dikuasai oleh negara-negara besar lain. Data Global Firepower Index 2025 menempatkan Amerika Serikat sebagai pemilik armada terbesar, mencapai 70 kapal selam, seluruhnya bertenaga nuklir.

Rusia menyusul dengan 63 unit, sementara China berada di posisi ketiga dengan 61 kapal selam yang terdiri dari nuklir dan diesel-listrik.

Dengan demikian, langkah Australia membangun galangan senilai triliunan rupiah ini bisa dibaca sebagai upaya mengejar ketertinggalan.

Meski baru akan mengoperasikan kapal selam nuklir dalam dekade mendatang, komitmen AUKUS menempatkan Australia dalam klub eksklusif negara dengan armada bawah laut strategis.

Investasi besar ini juga mempertegas dinamika persaingan global. Sementara Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok masih menjadi raksasa absolut dengan puluhan kapal selam, Australia memilih jalur investasi jangka panjang agar tidak hanya jadi "penonton" dalam perebutan pengaruh di Indo-Pasifik.

CNBC Indonesia Research

(emb/luc)

Read Entire Article
Photo View |