100 Hari Trump: Bersiaplah! Masih Ada 1.361 Hari Penuh Gejolak

5 hours ago 5
  • Pasar keuangan Indonesia kompak mengakhiri perdagangan di zona hijau, IHSG dan rupiah sama-sama menguat
  • Wall Street kompak menguat di tengah ekspektasi meredanya ketegangan perang dagang
  • Sentimen dari Amerika, laporan keuangan emiten dalam negeri, dan APBN kita diperkirakan akan menggerakkan pasar hari ini

Jakarta,CNBC Indonesia- Pasar keuangan Indonesia kompak mengakhiri perdagangan di zona hijau. Bursa saham dan rupiah diharapkan bisa melanjutkan tren positif hari ini.

Selengkapnya mengenai sentimen pasar hari ini serta proyeksinya bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melaju pada perdagangan Selasa (29/4/2025), memperpanjang reli kuatnya dalam tiga pekan terakhir. 

IHSG ditutup menguat 26,11 poin atau 0,39% ke 6.749,07, memperkokoh kenaikan total 13% dalam tiga pekan sejak penutupan 9 April 2025. Kinerja apik IHSG ditopang oleh saham-saham sektor teknologi dan pertambangan, terutama dari Grup Konglomerat. Saham PT Gojek Tokopedia (GOTO) naik 3,66% dan menyumbang 6,5 poin ke IHSG. Selain itu, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) juga masuk daftar lima besar kontributor positif.

Sentimen utama yang mempengaruhi perdagangan kemarin datang dari perkembangan global. Investor global mencermati rilis data JOLTs AS yang akan keluar malam kemarin waktu Indonesia, serta ketidakpastian lanjutan dari perang dagang AS-China.

Beijing secara tegas membantah adanya pembicaraan soal tarif dengan Washington, memicu reaksi pasar atas kemungkinan panjangnya ketegangan dagang. Di dalam negeri, perhatian juga tertuju pada rilis kinerja Bank Mandiri serta arahan Presiden Prabowo Subianto dalam Townhall Meeting Danantara Group, yang memperkuat ekspektasi terhadap akselerasi hilirisasi dan ekonomi domestik.

Di saat bersamaan, rupiah tampil impresif hingga menekan dolar Amerika Serikat (AS). 

Pada perdagangan Selasa (29/4/2025), mata uang Garuda ditutup menguat 0,56% ke posisi Rp16.755 per dolar AS. Apresiasi tajam ini sekaligus membalikkan pelemahan yang terjadi sehari sebelumnya. Penguatan rupiah terjadi di tengah memburuknya sentimen terhadap dolar akibat ketidakjelasan arah perang dagang AS-China.

Meskipun indeks dolar AS (DXY) justru naik tipis 0,05% ke level 99,06, hal ini lebih disebabkan faktor teknikal akhir bulan. Di sisi lain, dolar AS kesulitan melanjutkan reli karena investor mulai meragukan narasi Gedung Putih. Presiden Trump mengklaim telah berbicara dengan Presiden Xi Jinping, namun pernyataan ini langsung dibantah tegas oleh Kementerian Luar Negeri China. Ketidakpastian ini membuat pelaku pasar melepas dolar dan kembali ke aset safe haven.

Dari dalam negeri, stabilnya kondisi ekonomi makro dan sinyal koordinasi fiskal-moneter memperkuat kepercayaan investor terhadap rupiah. Bank Indonesia juga tampak aktif menjaga stabilitas pasar valas melalui operasi moneter. Kombinasi fundamental yang relatif solid dan pelemahan dolar secara global membuka ruang bagi rupiah untuk kembali menguji level support di kisaran Rp16.700 dalam waktu dekat.

Di pasar obligasi, Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun ditutup turun tipis ke level 6,877% pada Selasa (29/4/2025), dari posisi 6,898% di hari sebelumnya. Penurunan ini menandakan kembalinya minat investor terhadap aset pendapatan tetap di tengah tekanan eksternal yang mulai mereda.

Pages

Read Entire Article
Photo View |