10 Alasan Diabetes Bisa Memicu Demensia, Waspada!

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan antara diabetes dan demensia semakin jelas. Penelitian terbaru menunjukkan bagaimana masalah gula darah memengaruhi kesehatan otak, begitu pula sebaliknya.

Penyakit Alzheimer merupakan salah satu jenis penyakit demensia yang paling sering terjadi. Namun, apa hubungannya penyakit ini dengan diabetes, ya? Berikut sepuluh penjelasan terkait hubungan antara kedua kondisi tersebut dilansir Science Alert.

1. Diabetes meningkatkan risiko demensia
Orang dengan diabetes sekitar 60% lebih mungkin mengalami demensia dibandingkan mereka yang tidak, dan episode gula darah rendah yang sering dikaitkan dengan risiko penurunan kognitif 50% lebih tinggi.

2. Resistensi insulin juga memengaruhi otak

Resistensi insulin penyebab utama diabetes tipe 2 dan terjadi ketika sel-sel berhenti merespons insulin dengan baik. Ini berarti terlalu banyak gula, dalam bentuk glukosa, yang tertinggal di dalam darah, yang menyebabkan komplikasi.

Biasanya memengaruhi hati dan otot, tetapi juga memengaruhi otak. Pada Alzheimer, resistensi ini dapat mempersulit sel-sel otak untuk menggunakan glukosa sebagai energi, yang berkontribusi pada penurunan kognitif.

3. Kekurangan gula otak pada demensia
Otak hanya 2% dari berat tubuh kita, tetapi menggunakan sekitar 20% energi tubuh. Pada demensia, sel-sel otak tampaknya kehilangan kemampuan untuk menggunakan glukosa dengan baik. Kombinasi antara penggunaan glukosa yang buruk dan resistensi insulin ini terkadang secara tidak resmi disebut diabetes tipe 3.

4. Alzheimer dapat meningkatkan risiko diabetes
Penderita Alzheimer seringkali memiliki kadar glukosa darah puasa yang lebih tinggi, meskipun mereka tidak menderita diabetes. Ini merupakan salah satu bentuk pradiabetes. Studi pada hewan juga menunjukkan bahwa perubahan serupa Alzheimer di otak meningkatkan kadar glukosa darah.

Selain itu, faktor risiko genetik tertinggi untuk Alzheimer, varian genetik APOE4, mengurangi sensitivitas insulin dengan menjebak reseptor insulin di dalam sel, sehingga tidak dapat diaktifkan dengan baik.

5. Kerusakan pembuluh darah menghubungkan kedua kondisi tersebut
Diabetes merusak pembuluh darah, menyebabkan komplikasi pada mata, ginjal, dan jantung. Otak juga berisiko. Kadar glukosa darah yang tinggi atau bervariasi dapat melukai pembuluh darah di otak, mengurangi aliran darah dan pengiriman oksigen.

Diabetes juga dapat melemahkan lapisan pelindung otak, sehingga zat-zat berbahaya dapat masuk. Hal ini menyebabkan peradangan. Berkurangnya aliran darah dan peradangan otak sangat terkait dengan demensia.

6. Memantine: obat demensia yang lahir dari penelitian diabetes
Memantine, yang digunakan untuk mengobati gejala Alzheimer sedang hingga berat, awalnya dikembangkan sebagai obat diabetes. Obat ini tidak berhasil mengendalikan glukosa darah, tetapi para peneliti kemudian menemukan manfaatnya bagi fungsi otak. Kisah ini menunjukkan bagaimana penelitian diabetes dapat memberikan petunjuk untuk mengobati gangguan otak.

7. Metformin dapat melindungi otak
Metformin, obat diabetes yang paling banyak digunakan, tidak hanya menurunkan glukosa darah. Obat ini masuk ke otak dan dapat mengurangi peradangan otak.
Beberapa studi menunjukkan bahwa penderita diabetes yang mengonsumsi metformin lebih kecil kemungkinannya mengalami demensia, dan mereka yang berhenti mengonsumsinya mungkin mengalami peningkatan risiko lagi. Uji coba sedang menguji efeknya pada orang tanpa diabetes.

8. Suntikan penurun berat badan dapat mengurangi penumpukan plak
Obat agonis reseptor GLP-1, seperti semaglutida (Ozempic, Wegovy), menurunkan glukosa darah dan mendukung penurunan berat badan. Catatan menunjukkan bahwa penderita diabetes yang mengonsumsi obat-obatan ini memiliki risiko demensia yang lebih rendah.

Membandingkan obat GLP-1 dengan metformin, studi menemukan bahwa obat-obatan tersebut bahkan lebih efektif daripada metformin dalam mengurangi risiko demensia.

Dua uji coba utama, Evoke dan Evoke Plus, sedang menguji semaglutida oral pada orang dengan gangguan kognitif ringan atau Alzheimer ringan tahap awal.

9. Terapi insulin dapat membantu otak
Karena resistensi insulin di otak merupakan masalah, para peneliti telah menguji semprotan insulin yang diberikan melalui hidung. Metode ini mengirimkan insulin langsung ke otak sekaligus mengurangi efeknya pada gula darah.

Studi kecil menunjukkan bahwa semprotan ini dapat membantu daya ingat atau mengurangi penyusutan otak, tetapi metode pemberiannya tetap menjadi tantangan. Semprotan bervariasi dalam hal seberapa banyak insulin yang mencapai otak, dan keamanan jangka panjangnya belum terbukti.

10. Inhibitor SGLT2 dapat menurunkan risiko demensia
Bukti baru menunjukkan bahwa dibandingkan dengan agonis reseptor GLP-1, inhibitor SGLT2 (sejenis obat diabetes) lebih unggul dalam mengurangi risiko demensia, termasuk Alzheimer dan demensia vaskular, pada penderita diabetes tipe 2. Tablet ini menurunkan gula darah dengan meningkatkan pembuangan gula dalam urin.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Lemon Bisa Menurunkan Gula Darah Tinggi, Mitos atau Fakta?

Read Entire Article
Photo View |