Waspada Perang Nuklir, Putin 'Turun Gunung' di Konflik India-Pakistan

7 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Rusia terus berupaya untuk membantu menyelesaikan eskalasi dua negara nuklir Asia, India dan Pakistan. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, yang telah membahas eskalasi ketegangan antara Islamabad dan New Delhi melalui panggilan telepon dengan mitranya dari Pakistan, Ishaq Dar, Minggu (4/5/2025).

Dalam pernyataannya, Lavrov menyatakan kesediaan Moskow untuk mendukung upaya damai guna meredakan ketegangan. Disebutkan juga bahwa panggilan telepon tersebut dilakukan atas permintaan Pakistan. 

"Pihak Rusia menekankan kesiapannya untuk membantu penyelesaian politik atas situasi yang muncul setelah serangan teroris 22 April di wilayah Pahalgam, jika ada kepentingan bersama dari Islamabad dan New Delhi," kata Kementerian Luar Negeri Rusia, dikutip RT.

Menurut Kementerian Luar Negeri Pakistan, selama panggilan telepon tersebut, Dar menolak "tuduhan tak berdasar dan retorika menghasut India terhadap Pakistan". Ia juga mengutuk "langkah ilegal" New Delhi untuk menunda perjanjian air.

Pada Sabtu, Lavrov berbicara dengan mitranya dari India S. Jaishankar. Menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Rusia, Lavrov mendesak juga mendesak jalur-jalur diplomatik sebagai penyelesaian atas ketegangan dua kekuatan nuklir Asia itu.

Adapun "penyelesaian perselisihan antara New Delhi dan Islamabad melalui cara politik dan diplomatik" secara bilateral sesuai dengan ketentuan Perjanjian Simla 1972 dan Deklarasi Lahore 1999, yang merupakan kerangka kerja historis di mana kedua negara Asia Selatan sebelumnya sepakat untuk menyelesaikan perselisihan secara diplomatis," tambah pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.

Senada, juru bicara KremlinDmitry Peskov menyerukan de-eskalasi antara India dan Pakistan.

"Kami berharap para pihak dapat mengambil langkah-langkah ... yang akan mengurangi ketegangan. Kami mengikuti dengan penuh perhatian suasana tegang yang telah berkembang di perbatasan," katanya.

India dan Pakistan menyaksikan penurunan tajam dalam hubungan yang sudah tegang setelah serangan teroris di Kashmir selatan yang menewaskan 26 warga sipil. Serangan teroris itu terjadi di Lembah Baisaran dekat Pahalgam di wilayah persatuan Jammu dan Kashmir India pada 22 April.

India menuduh Pakistan mendukung kelompok militan yang diduga berada di balik serangan Kashmir, menegaskan kembali klaimnya yang sudah lama bahwa Islamabad mendukung terorisme lintas batas dan menggunakan terorisme sebagai alat.

Di sisi lain, Islamabad membantah klaim India. Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif mengklaim bahwa negaranya sendiri merupakan korban terorisme di wilayah tersebut yang berasal dari kebijakan pemerintah Barat, khususnya AS, yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Sementara itu, setelah serangan itu, India mengambil serangkaian tindakan terhadap negara tetangga itu, termasuk mengusir beberapa diplomat Pakistan, membatalkan visa warga negara Pakistan, dan menutup perbatasan darat.

India juga menangguhkan sebagian Perjanjian Air Indus 1960 yang mengatur pembagian air dengan Pakistan. Pada hari Sabtu, New Delhi mengumumkan serangkaian tindakan lebih lanjut yang bertujuan untuk menurunkan hubungan dagang yang sudah terputus dengan Pakistan.

Pakistan telah menanggapi dengan tindakan balasannya sendiri dan memperingatkan akan adanya eskalasi lebih lanjut. Islamabad minggu lalu mengklaim bahwa mereka memiliki "intelijen yang kredibel" bahwa India bermaksud untuk melancarkan tindakan militer terhadapnya, dan telah mengatakan bahwa mereka siap untuk menanggapinya. Kedua negara juga dilaporkan telah mengadakan baku tembak selama sepuluh malam berturut-turut di sepanjang Garis Kontrol di Kashmir.


(tps)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Tensi dengan Pakistan Meningkat, India Gelar Latihan Militer

Next Article Asia Siaga Perang Nuklir, 2 Negara Tetangga Ini Memanas

Read Entire Article
Photo View |