Jakarta, CNBC Indonesia - Matahari pagi bahkan belum menunjukkan kegagahannya. Halaman Balai Kota DKI Jakarta sudah dipenuhi ratusan warga yang berdiri memegang map coklat berisi harapan. Dari pemuda lulusan SMA, mantan pekerja pabrik, hingga ibu rumah tangga, mereka datang sejak subuh demi satu tujuan yang sama, yaitu mencoba peruntungan mendapatkan pekerjaan dengan gaji UMK Jakarta Rp 5.300.000.
Tak ada karpet merah, hanya lantai trotoar dan antrean panjang mengular. Pedagang minuman mulai berdatangan menjajakan dagangannya kepada para pencari kerja yang kehausan mengantre. Semangat para pelamar pun tak surut, meski prosedur tak selalu jelas dan laman pendaftaran online tak kunjung aktif.
Foto: (CNBC Indonesia/Fergi Nadira)
Warga DKI Jakarta memadati Balai Kota pada Rabu (23/4/2025) untuk melamar kerja sebagai PPSU, petugas damkar, kebersihan, hingga lingkungan. (CNBC Indonesia/Fergi Nadira)
Dalam map berisi surat lamaran, terdapat daftar riwayat hidup yang wajib ditulis tangan, fotokopi ijazah, surat kesehatan, hingga hasil tes bebas narkoba. Bukan untuk posisi bergengsi di perusahaan multinasional, tapi demi satu harapan yaitu menjadi bagian dari Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), pekerja lapangan berseragam oranye yang membersihkan jalanan Jakarta.
Muhammad Ihda Rohmanu (22 tahun), misalnya. Lulusan SMA tahun 2020 itu sudah tiga bulan menganggur setelah sempat bekerja di restoran dan gudang Shopee. Kini, ia mencoba peruntungan melamar menjadi tim PPSU DKI Jakarta.
"Syaratnya surat narkoba, surat sehat, sama lamaran biasa aja. Saya dari jam tujuh udah antre, rame banget," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (23/4/2025).
Foto: Warga DKI Jakarta memadati Balai Kota pada Rabu (23/4/2025) untuk melamar kerja sebagai PPSU, petugas damkar, kebersihan, hingga lingkungan. Mereka mengantre sejak pagi sambil membawa berkas lamaran sebagian bahkan mengisi formulir di trotoar dan taman sekitar lokasi. (CNBC Indonesia/Fergi Nadira)
Cerita serupa datang dari Mario Mulyono (45 tahun), mantan pekerja pabrik yang kini mengandalkan penghasilan dari ojek online. Ia berharap PPSU bisa jadi pintu untuk mengubah nasib. Namun, alur pendaftaran yang belum jelas membuatnya kesulitan.
"Disuruh ambil nomor, tapi nggak dapet. Disuruh scan barcode, eh munculnya malah berita. Saya dari jam 9 pagi di sini," keluhnya.
Bagi sebagian besar pelamar, PPSU bukan pilihan pertama, tapi satu-satunya yang tersisa. Siti Zulfa (29 tahun) sebelumnya bekerja sebagai penjaga toko di Mal Kota Kasablanka. Kontraknya diputus awal tahun ini, dan sejak itu ia bertahan dengan usaha kecil-kecilan.
"Sudah lima kali lamar kerja, belum ada yang manggil. Di sini katanya nggak batas umur, makanya saya coba," tuturnya. Ia datang sejak pukul 05.30 pagi, dan sudah mendapati ratusan pendaftar lainnya lebih dulu antre.
Bagi Karina (36 tahun), lowongan ini adalah jalan kembali setelah rehat bekerja karena melahirkan. "Usia nggak dibatasin, diprioritaskan warga DKI. Saya sudah tiga hari ke sini, kemarin sudah dapat tanda terima," katanya sambil menunjukkan dokumen-dokumennya.
Sementara itu, Sani (33 tahun), ibu rumah tangga yang mengetahui lowongan ini dari broadcast WhatsApp, menaruh harapan besar. "Kata broadcast awalnya hoaks, ternyata beneran. Katanya sih tahun ini nggak ada titipan, semua bisa masuk asal lengkap. Ya, saya percaya aja janji gubernur," kata ia berharap.
Balai Kota Kewalahan, Pemprov Siapkan Sistem Online
Tingginya animo warga membuat Balai Kota DKI Jakarta kewalahan. Pemerintah Provinsi mengakui antusiasme ini dan berterima kasih kepada para pelamar. Namun, mereka juga menekankan, Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP), termasuk posisi dan Pemadam Kebakaran (Damkar)
seharusnya dilakukan oleh wilayah atau suku dinas terkait.
"Kami sedang membangun sistem online agar warga tidak perlu datang jauh-jauh ke Balai Kota," ujar Staf Khusus Gubernur DKI Bidang Komunikasi Publik, Cyril Raoul Hakim kepada CNBC Indonesia, Rabu.
Menurutnya, semua lamaran yang sudah masuk akan diteruskan ke instansi terkait. Prosesnya pun, kata ia, akan berjalan tanpa "titipan" dan intervensi.
Pemprov juga mengimbau warga mengakses kanal resmi lowongan kerja di situs www.jakarta.go.id/loker, yang tengah disiapkan agar masyarakat bisa melamar dengan lebih mudah dan transparan.
Di tengah hiruk-pikuk birokrasi dan antrean yang mengular, harapan tak surut dari wajah-wajah yang datang. Seperti Masanas (40-an tahun), yang mengantre sejak pukul enam pagi. Ia pernah bekerja di pabrik, tapi sejak pandemi dipecat dan belum pernah lagi mendapat pekerjaan tetap.
"Harapannya satu diterima, kedua buat bantu keluarga. Kami mohon, tolong dibuka seluas-luasnya lapangan kerja untuk warga," ujarnya lirih.
Di balik ribuan surat lamaran yang menumpuk di meja pendaftaran, tersimpan cerita-cerita tentang daya juang, kegigihan, dan keinginan sederhana untuk bertahan hidup dari rakyat DKI Jakarta kelas bawah. Jakarta mungkin tak menjanjikan segalanya, tapi bagi mereka, satu pekerjaan tetap adalah secercah terang di tengah ketidakpastian ekonomi yang menggulung kehidupan.
(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Di Balik Layar Pabrik Maklon Kosmetik Korea
Next Article Daftar 10 Rute Pesawat Tersibuk di Dunia 2024, Ada ke Jakarta