Wapres Gibran: Tahun Depan, Indonesia Harus Swasembada Gula Konsumsi

5 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka menegaskan target pemerintah untuk mewujudkan swasembada gula konsumsi pada tahun 2026 dan gula industri pada tahun 2028 mendatang. Ia menilai kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan pangan menjadi hal krusial yang harus segera dicapai Indonesia.


Pernyataan itu ia sampaikan saat menghadiri acara Rembug Tani Bersama Wakil Presiden RI yang digelar di Lahan Ketahanan Pangan Lanud Adisucipto, Sleman, Yogyakarta, Senin (8/7/2025), didampingi Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman.


"Ini perintah langsung dari Presiden. Tahun depan, kita harus swasembada gula konsumsi. Tahun 2027, maksimal 2028, kita benar-benar harus mandiri. Semua masalah, air, pupuk, harga, kemitraan, harus segera diselesaikan. Dan saya apresiasi Pak Menteri (Pertanian) yang gerak cepat dan turun langsung ke lapangan," tegas Gibran dalam keterangan tertulisnya, dikutip Selasa (8/7/2025).


Dalam kesempatan itu, Gibran juga menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dan akademisi dalam pengembangan teknologi pertanian, termasuk mekanisasi dan pemanfaatan drone untuk budidaya tebu.

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka didampingi Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman dalam acara Rembug Tani di Lahan Ketahanan Pangan Lanud Adisucipto, Sleman, Yogyakarta, Senin (8/7/2025). (Dok. Humas Kementan)Foto: Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka didampingi Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman dalam acara Rembug Tani di Lahan Ketahanan Pangan Lanud Adisucipto, Sleman, Yogyakarta, Senin (8/7/2025). (Dok. Humas Kementan)


Sementara itu, Mentan Amran mengungkapkan kesiapan Kementerian Pertanian dalam mendukung petani dengan skema jaminan harga, pembiayaan tanpa agunan, serta program bongkar ratun nasional. Pemerintah, melalui BUMN, telah menyiapkan anggaran sebesar Rp1,5 triliun untuk menyerap hasil panen tebu dengan harga minimal Rp14.500 per kilogram (kg).


"Itu harga dasar yang tidak boleh turun. Ini instruksi Presiden dan Wapres. Kami juga ubah skema KUR agar petani bisa akses kredit tanpa akumulasi. Bahkan, nanti kredit bisa dipotong langsung dari hasil tebu di pabrik, tanpa agunan," jelas Amran dalam kesempatan yang sama.


Ia juga menegaskan, produksi tebu akan didongkrak melalui replanting nasional selama tiga tahun berturut-turut, dengan target peremajaan tanaman seluas 500 ribu hektare di seluruh Indonesia.


"Kami pastikan semua ekosistem pendukung siap: benih, pupuk, pompa, teknologi, hingga regulasi. Setelah itu, kami akan kawal langsung di lapangan. Yang tidak produktif, kami evaluasi. Tapi yang serius, pasti kami dukung penuh," ujarnya.


Yogyakarta sendiri menjadi simbol sinergi antar wilayah dalam rantai pasok industri gula nasional. Meski luas lahan terbatas, daerah ini tetap berperan penting sebagai wilayah pengolahan yang terhubung dengan sentra tebu di Jawa Tengah dan sekitarnya.


Kunjungan Wapres ke Sleman ini menjadi momentum penting dalam menegaskan bahwa swasembada gula bukan lagi wacana, melainkan agenda nyata dengan peta jalan yang jelas, program yang konkret, dan kepemimpinan yang responsif.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Keran Impor Gula Dibuka, Ada Apa dengan Produksi Dalam Negeri?

Read Entire Article
Photo View |