Jakarta, CNBC Indonesia - Gaun pernikahan di Amerika Serikat mendadak jadi mahal, imbas tarif dagang yang tinggi telah dikenakan Presiden AS Donald Trump kepada China sebesar 145%.
Denise Buzy-Pucheu, pendiri sekaligus pemilik The Persnickety Bride, tempat belanja perlengkapan pernikahan di Newton, Amerika Serikat, mengatakan kepada para pelanggannya bahwa harga gaun pernikahan telah naik.
Berdasarkan laporan CNBC Internasional, Denise juga sudah berbicara langsung kepada para calon pengantin dan pelanggannya dengan menguraikan bagaimana tarif sebesar 145% atas impor China akan mengguncang bisnis pengantin.
Hampir semua gaun pengantin dibuat di China atau wilayah Asia lainnya. Begitu pula sebagian besar kain, kancing, ritsleting, dan bahan lain yang digunakan.
Penjahit terampil sulit ditemukan dan sering kali berasal dari generasi tua di AS. Selain itu, produksi di negara lain, yang umumnya biaya tenaga kerja lebih rendah, telah membuat harga gaun pengantin berkualitas tinggi terjangkau bagi banyak masyarakat Amerika.
"Jenis pekerjaan ini bukan sesuatu yang bisa Anda bawa ke Amerika Serikat," katanya Denise. "Kami hanya tidak punya teknisi di sini untuk melakukan semua pekerjaan itu."
Selain gaun, sebetulnya tarif impor dari China telah berdampak pada berbagai macam barang konsumen di AS, termasuk kaos, furnitur teras, kereta dorong bayi, hingga mainan.
Namun, bisnis gaun pengantin dan pakaian untuk acara khusus menggambarkan kerugian yang nyata, yang dapat ditimbulkan bea masuk tinggi terhadap usaha kecil di AS yang telah mengakar dalam rantai pasokan global.
Sebagian besar penjualannya berasal dari toko-toko independen di seluruh negeri yang menyediakan gaun pengantin, tuksedo, gaun pesta, dan banyak lagi.
Mereka melayani pelanggan dengan tenggat waktu yang singkat, anggaran yang ketat, dan harapan yang tinggi, sering kali membuat pesanan khusus yang dilakukan beberapa minggu atau bulan sebelum barang dibuat atau dikirim.
Foto: Ilustrasi pernikahan (Photo by Jeremy Wong Weddings on Unsplash)
Industri penyedia barang-barang pernikahan di AS sangat rentan terhadap tarif. Menurut National Bridal Retailers Association (NBRA), diperkirakan 90% gaun pengantin dibuat di China, meskipun semakin banyak merek yang memindahkan produksi ke wilayah lain di Asia, seperti Myanmar dan Vietnam.
Kelompok industri ini mewakili sekitar 6.000 toko perlengkapan pernikahan dan acara khusus di seluruh AS.
Besarnya efek negatif kebijakan tarif resiprokal Trump itu telah membuat NBRA meluncurkan kampanye penolakan tarif selama dua pekan terakhir.
Pengurus NBRA juga telah bersurat kepada senator dan perwakilan AS untuk mendesak anggota parlemen dan Gedung Putih agar mengizinkan pengecualian terhadap produk pernikahan.
Namun, seorang juru bicara Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar oleh CNBC Internasional, tentang apakah Trump akan mempertimbangkan pengecualian.
Beberapa nama besar di dunia gaun pengantin juga telah memulai petisi daring, termasuk Stephen Lang, pendiri dan CEO merek Mon Cheri yang berbasis di Trenton, NJ.
Lang mengatakan dia tidak bisa tidur karena tarif Trump. Dia khawatir tarif tersebut akan membuat perusahaan dengan 120 karyawan yang dia dirikan pada 1991 - dan banyak toko yang menjual gaunnya - gulung tikar.
Lang bilang bahwa banyak dari toko-toko tersebut sudah kesulitan untuk menutupi biaya seperti sewa dan gaji karyawan. Dan model bisnis butik tersebut telah terjepit karena beberapa pelanggan menggunakannya sebagai "toko untuk mencoba barang," hanya untuk membeli alternatif serupa yang lebih murah secara daring.
Jika toko-toko dan merek pakaian tutup untuk selamanya, katanya, bukan hanya bisnis saja - tetapi juga ritual mencari pakaian untuk acara-acara khusus dan momen penting keluarga - akan hilang.
"Industri kita akan hancur jika tidak ada perubahan," katanya.
Jika tarif tetap berlaku pada tingkat yang sama, toko-toko kecil seperti milik Sandra Gonzalez harus membuat pilihan yang sulit. Gonzalez, wakil presiden NBRA, mengatakan gaun-gaun yang ia jual di tokonya di Sacramento, California, harganya naik antara 5% hingga 25% karena tarif.
Dia menunda kenaikan harga, tetapi dia berkata tidak yakin berapa lama lagi dia bisa menunggu.
"Itu dilakukan setiap minggu," kata Gonzalez.
Seorang pengantin wanita di AS menghabiskan rata-rata US$ 2.100 untuk gaun pengantin, menurut studi The Knot dalam laporannya berjudul 2025 Real Weddings Study. The Knot sebuah perusahaan global yang menjual layanan terkait pernikahan dan memiliki direktori vendor pernikahan.
Secara keseluruhan, pengeluaran rata-rata per pernikahan mencapai US$ 31.428, menurut The Wedding Report, sebuah perusahaan riset pasar untuk industri tersebut. Beberapa perkiraan bahkan lebih tinggi: The Knot memperkirakan biaya rata-rata sebesar US$ 33.000, sementara David's Bridal memperkirakan biaya rata-ratanya sebesar US$ 37.500.
David's Bridal, yang memiliki hampir 200 toko di seluruh negeri, telah mempercepat upaya untuk memindahkan semua pabriknya keluar dari China.
Perusahaan pernikahan yang berbasis di Pennsylvania, yang telah mengalami kebangkrutan dua kali dan tengah berupaya memodernisasi bisnisnya, menjual gaun pengantin dengan harga mulai dari US$ 99 hingga sekitar US$ 6.000.
Hingga akhir tahun lalu, sekitar 48% barang dagangan perusahaan dibuat di Tiongkok. Pada akhir tahun ini, perusahaan tersebut menargetkan untuk memindahkan hampir semua produksinya dari Tiongkok dan ke negara-negara lain, termasuk Myanmar, Vietnam, dan Sri Lanka, kata CEO perusahaan, Kelly Cook.
Impor dari negara-negara tersebut menghadapi tarif yang jauh lebih rendah daripada Tiongkok - setidaknya untuk saat ini - setelah Trump mengumumkan penangguhan tarif yang lebih tinggi selama 90 hari untuk beberapa negara pada awal April.
Cook mengatakan perusahaannya juga berupaya mengirim 300.000 gaun ke AS sebelum tarif diberlakukan dan telah mencari cara untuk memangkas biaya di seluruh bisnis, seperti menggunakan alat kecerdasan buatan baru, sehingga tidak perlu menaikkan harga.
"Pilihan terakhir kami, benar-benar pilihan terakhir, adalah mengenakan kenaikan tarif kepada pelanggan," ujarnya.
(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Trump Komunikasi Dengan China, Perang Dagang Segera Berakhir?
Next Article Perang Dagang Trump Nggak Ngaruh? Pertumbuhan Global Diprediksi Naik