E-Commerce China Jadi Korban Trump, Tak Bisa Kirim Barang ke AS

14 hours ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan e-commerce asal China, Temu, tak lagi mampu mengirimkan barang pesanan pelanggannya di AS secara langsung, imbas efek perang dagang antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.

Perang dagang melalui pengenaan tarif tinggi itu tak lagi membuat e-commerce pengecer barang murah itu memungkinkan mendapatkan celah tarif de minimis. De minimis merujuk pada ambang batas minimal dari suatu barang kiriman yang bisa tak kena pajak atau bea masuk.

Dilansir CNBC Internasional, Temu bahkan telah mengubah model bisnisnya di AS saat aturan baru pemerintahan Trump mengenai pengiriman barang bernilai rendah mulai berlaku pada Jumat lalu.

Temu pun secara tiba-tiba mengubah situs web dan aplikasinya dengan hanya menampilkan daftar produk yang dikirim dari gudang-gudang di AS. Barang-barang yang dikirim langsung dari China, yang sebelumnya memadati situs nya, kini diberi label sebagai stok habis.

Temu terkenal di AS sebagai tempat tujuan masyarakat untuk mendapat barang-barang dengan potongan harga tinggi yang dikirim langsung dari China. Misalnya, sepatu kets seharga US$ 5 dan alat penghancur bawang putih seharga US$ 1,50.

Perusahaan ini mampu menjaga harga tetap rendah karena memanfaatkan aturan de minimis, yang telah memperbolehkan barang-barang senilai US$ 800 atau kurang untuk masuk ke wilayah Amerika Serikat tanpa bea masuk sejak 2016.

Namun, celah itu berakhir pada Jumat pukul 12:01 waktu AS, sebagai akibat dari perintah eksekutif yang ditandatangani oleh Presiden Donald Trump pada bulan April. Trump sempat menangguhkan aturan de minimis pada Februari sebelum memberlakukan kembali beberapa hari kemudian saat petugas bea cukai berjuang untuk memproses dan memungut tarif pada sejumlah besar paket bernilai rendah.

Berakhirnya de minimis, serta tarif baru Trump sebesar 145% terhadap China, telah memaksa Temu untuk menaikkan harga, menghentikan periklanan daring yang agresif, dan mengubah pilihan barang yang tersedia bagi pembeli Amerika untuk menghindari pungutan yang lebih tinggi.

Seorang juru bicara Temu mengonfirmasi kepada CNBC bahwa semua penjualan di AS kini ditangani oleh penjual lokal dan mengatakan bahwa penjualan dilakukan "dari dalam negeri." Temu mengatakan harga untuk pembeli AS "tetap tidak berubah."

"Temu telah aktif merekrut penjual AS untuk bergabung dengan platform ini," kata juru bicara itu. "Langkah ini dirancang untuk membantu pedagang lokal menjangkau lebih banyak pelanggan dan mengembangkan bisnis mereka."

Sebelum perubahan tersebut, pembeli yang mencoba membeli produk Temu yang dikirim dari Tiongkok dihadapkan dengan "biaya impor" antara 130% dan 150%. Biaya tersebut sering kali lebih mahal daripada harga barang satuan dan lebih dari dua kali lipat harga banyak pesanan.

Temu mengiklankan produk lokal "tidak memiliki biaya impor" dan "tidak ada biaya tambahan saat pengiriman."

Perusahaan yang dimiliki oleh raksasa e-commerce China PDD Holdings, secara bertahap membangun inventarisnya di AS selama setahun terakhir untuk mengantisipasi meningkatnya ketegangan perdagangan dan penghapusan de minimis.

E-commerce asal China, yang menjadi pesaing Temu, yakni Shein juga selama ini diuntungkan oleh celah de minimis. Namun, kini mereka bergerak untuk menaikkan harga sejak pekan lalu.

Peritel mode cepat daring itu menambahkan label di tempat pembayarannya dengan tulisan, "Tarif sudah termasuk dalam harga yang Anda bayar. Anda tidak perlu membayar ekstra saat pengiriman."

Banyak penjual pihak ketiga di Amazon mengandalkan produsen China untuk mendapatkan atau merakit produk mereka. Pesaing perusahaan Temu, yang disebut Amazon Haul, mengandalkan de minimis untuk mengirimkan produk dengan harga US$ 20 atau kurang langsung dari China ke AS

Amazon mengatakan pada Selasa menyusul keributan dengan Gedung Putih yang membuat pihaknya mempertimbangkan untuk menunjukkan biaya terkait tarif pada produk Haul sebelum pemotongan de minimis tetapi kemudian membatalkan rencana tersebut.

Sebelum masa jabatan kedua Trump, pemerintahan Biden juga berupaya untuk membatasi ketentuan tersebut.

Kritikus ketentuan de minimis berpendapat ketentuan ini justru merugikan bisnis Amerika dan memfasilitasi pengiriman fentanil dan zat terlarang lainnya karena menurut mereka, paket tersebut kecil kemungkinannya untuk diperiksa oleh petugas bea cukai.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: RI Banjir Impor Pakaian Anak - Aplikasi Pembunuh UMKM Berkeliar

Next Article Perang Dagang Trump Nggak Ngaruh? Pertumbuhan Global Diprediksi Naik

Read Entire Article
Photo View |