Menperin Beri Bocoran 'Pabrik Hijau' akan Mudah Dapat Pendananaan

8 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita memberi bocoran segera rilis Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) baru mengenai pembiayaan industri hijau. Regulasi itu mengatur pembentukan badan Green Industry Service Company atau GISCO.

"Kami sekarang sudah dalam proses persiapan penerbitan Peraturan Menteri Perindustrian tentang fasilitasi pembiayaan industri hijau. Nanti akan diatur keberadaan atau pendirian Green Industry Service Company atau GISCO. Kami fasilitatornya," kata AGK di Mata Lokal Fest 2025 di Jakarta dikutip Jumat (9/8/2025).

Dengan adanya GISCO, maka dapat membantu perusahaan untuk mendanai, merancang, dan mengimplementasikan teknologi hijau di perusahaan. Teknisnya akan ada investor yang berasal dari financial institution, untuk kemudian mendanai proyek industri hijau yang diajukan perusahaan.

"Nanti akan ada di dalam GISCO itu baik para investor, baik itu yang berasal dari financial institution, itu untuk kemudian mereka yang akan mendanai program-program transformasi dari industri yang ada di Indonesia menuju industri hijau," sebut AGK.

Ia mengakui bahwa proses menuju industri hijau memiliki tantangan, pasalnya mindset dari sebagian pelaku usaha menempatkan industri hijau ini berbiaya tinggi.

"Transformasi ini pasti mahal dan sebagian besar perusahaan masih menganggap bahwa ini cost bukan investasi," ujarnya.

Namun ada pendorong kuat agar perusahaan segera beralih ke industri hijau, yakni regulasi dari sejumlah negara seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, hingga Uni Eropa (UE). Negara tersebut menerapkan kebijakan impor ketat untuk memastikan produk yang mereka terima ramah lingkungan.

AS menerapkan kebijakan aturan import bebas polusi atau polluter import fee, Inggris dengan kebijakan anti-deforestasi untuk sejumlah komoditas tertentu, dan Uni Eropa yang menerapkan kebijakan Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM). Alhasil ada peluang lembaga pembiayaan menanamkan modalnya di perusahaan atau industri yang ramah lingkungan.

"Ini ketertarikan dari para pendana, dari financial institution untuk mengeluarkan dananya untuk transformasi industri itu cukup-cukup besar dan kami sangat optimis," sebut AGK.


(hoi/hoi)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bahan Baku Langka, Pabrik Olahan Kelapa Tutup Massal

Next Article Tanda 'Kiamat' Ancam Pabrik Garmen, Ini Buktinya

Read Entire Article
Photo View |