Jakarta, CNBC Indonesia - Industri hiburan Korea Selatan tengah diguncang polemik setelah aktor ternama Cho Jin-woong memutuskan berhenti dari dunia akting. Keputusan itu muncul usai laporan yang mengungkap rekam jejak kriminalnya saat remaja kembali mencuat dan memicu perdebatan nasional tentang keadilan, penebusan, serta etika pengungkapan masa lalu di era digital.
Cho (49 tahun) selama ini dikenal lewat karakter-karakter pejuang kebenaran dalam drama dan film populer, mulai dari Signal hingga Believer. Namun pekan lalu, media Dispatch memberitakan ia pernah dikirim ke pusat tahanan remaja saat SMA karena kasus perampokan dan dugaan pelecehan seksual.
Laporan itu juga menyinggung klaim lain yang belum terverifikasi, termasuk dugaan penganiayaan dan kasus mengemudi dalam keadaan mabuk. Agensi Cho mengakui sang aktor pernah melakukan kesalahan di masa muda, tetapi menegaskan ia tidak pernah terlibat kasus pelecehan seksual.
Mereka juga membantah tudingan pergantian nama dari Cho Won-joon dilakukan untuk menyembunyikan masa lalunya. Meski sudah memberikan klarifikasi, Cho tetap mengumumkan pengunduran diri.
"Saya menerima semua kritik dan akan menghentikan seluruh kegiatan mulai hari ini. Saya berniat mengakhiri karir akting," ujarnya dikutip dari South China Morning Post, Selasa (9/12/2025).
Setelah pengumuman itu, sejumlah stasiun TV bergerak cepat menjaga jarak. SBS menghapus narasi Cho dari dokumenter War on Crime, KBS menurunkan dokumenter YouTube yang menampilkan dirinya, sementara masa depan drama The Second Signal di tvN kini tidak jelas.
Publik Terbelah: Hukuman Abadi atau Kesempatan Kedua?
Reaksi publik di Korea Selatan pun cukup keras, terutama karena popularitas Cho dibangun dari citra sebagai sosok penegak keadilan dalam karya-karyanya. Namun polemik ini juga memunculkan pertanyaan lebih dalam, sejauh mana kesalahan remaja boleh menghantui seseorang seumur hidup?
Sosiolog Chun Sang-chin dari Sogang University membandingkan gelombang kecaman ini dengan hukuman sosial ala The Scarlet Letter. Ia memperingatkan penghukuman tanpa akhir atas kesalahan masa kanak-kanak hanya akan membunuh masa depan seseorang.
Muncul pula suara pembelaan. Pastor Anglikan Song Kyung-yong menilai Cho seharusnya didukung, bukan disingkirkan. "Jika kita terus menghakimi seseorang hanya dari masa lalunya, bagaimana mereka bisa hidup?" katanya.
Pakar hukum senior dari Seoul National University, Han In-seop menilai, keputusan Cho mundur adalah langkah keliru. Ia bilang, Cho sudah menjalani sanksi hukum sebagai remaja dan justru bisa menjadi contoh bagi anak muda yang pernah terjerumus.
Kontroversi makin memanas ketika pengacara sekaligus aktivis Kim Kyung-ho melaporkan dua jurnalis Dispatch ke polisi. Ia menduga dokumen pengadilan yang menjadi dasar pemberitaan diperoleh secara ilegal.
Kim mempertanyakan urgensi membuka ulang kesalahan 30 tahun lalu. "Apakah ini betul-betul untuk kepentingan publik?" ujarnya.
Di sisi lain, isu ini juga masuk ke ranah politik. Politisi Partai Demokrat mempertanyakan batas waktu sebuah kesalahan harus dibebankan pada seseorang. Sebaliknya, anggota Partai Kekuatan Rakyat, Joo Jin-woo, menilai pembelaan terhadap Cho merupakan sikap partisan yang tidak objektif.
Di dunia maya, opini tetap cenderung menghukum. "Korban hidup dengan trauma seumur hidup. Melihat dia di TV adalah luka kedua," tulis salah satu komentar. "Harap pertimbangkan perspektif korban."
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]






























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5318733/original/009741500_1755495163-Dirgahayu_ke-80_Republik_Indonesia_Semoga_semangat_kemerdekaan_selalu_hadir_dalam_hal-hal_kecil___1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5313569/original/057794800_1755019430-Blackpink._Custom_Rosso._lalalalisa_m_wore_a_bespoke_Ferrari_creation_by__rocco.iannone_for__bla.jpg)








:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5319194/original/083630100_1755507727-Web_Photo_Editor_-_2025-08-18T153227.024.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5311828/original/002082300_1754896970-HOP_1.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5337590/original/033950300_1756917993-WhatsApp_Image_2025-09-03_at_23.42.17.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5341662/original/098956200_1757320693-downloadgram.org_542267009_18540863665047688_9096491130815971427_n.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5353128/original/096377000_1758167792-photo-grid__95_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5311886/original/082397400_1754898386-BATU_ALAM_KALIMANTAN_1_.jpeg)
