Lembaga AS Beri Bocoran: RI Bisa Jadi Negara Maju, Ini Syarat Terberat

14 hours ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia- Indonesia menatap tahun 2045 dengan harapan besar, menjadi negara berpendapatan tinggi dengan pendapatan per kapita mencapai US$14.000.

Untuk mencapainya, pertumbuhan ekonomi perlu didongkrak dari rata-rata 4,9% menjadi 5,4% per tahun. Namun tantangannya tak main-main pertumbuhan produktivitas harus naik 1,6 kali lipat dari tren historis. Mungkinkah?

Laporan terbaru dari McKinsey Global Institute (MGI) "The enterprising archipelago: Propelling Indonesia's productivity" menyatakan bahwa target ini masih berada dalam jangkauan.

Sejak tahun 2000, Indonesia telah menunjukkan kinerja solid dengan rata-rata pertumbuhan 4,9% per tahun, lebih tinggi dari rerata global. Namun, faktor demografi yang dulunya menjadi "angin buritan", perlahan kehilangan tenaga. Di masa mendatang, kontribusi dari pertumbuhan jumlah penduduk hanya menyumbang 0,5 poin persentase terhadap PDB. Sisanya, sekitar 4,9%, harus datang dari lonjakan produktivitas.

Bagaimana caranya? Salah satunya adalah dengan mentransformasi lanskap bisnis nasional. Saat ini, lebih dari separuh tenaga kerja Indonesia bekerja di usaha mikro, yang sebagian besar tidak formal.

Jika Indonesia ingin mengejar status negara maju, maka jumlah perusahaan skala menengah dan besar perlu ditingkatkan tiga kali lipat dari sekitar 80.000 saat ini menjadi 240.000 pada 2045. Perusahaan-perusahaan besar ini akan menjadi motor utama akumulasi modal (capital deepening) dan penciptaan lapangan kerja formal yang produktif.

Simulasi McKinsey menunjukkan bahwa jika Indonesia mampu menggandakan pangsa pekerja di perusahaan besar dari 15% menjadi 31%, dan meningkatkan produktivitas tiap kelas perusahaan, maka produktivitas nasional bisa melonjak tiga kali lipat. Hal ini menandai pergeseran struktural besar, dari dominasi mikro ke perusahaan menengah dan besar yang padat modal dan berorientasi pada efisiensi.

Namun, momentum produktivitas Indonesia justru melambat. Antara 2002-2016, produktivitas tumbuh sekitar 3% per tahun, namun pasca 2016 melorot jadi hanya 2%. Ini menjadi sinyal bahwa transformasi tidak bisa lagi ditunda. Apalagi, tantangan urbanisasi yang tak efektif, kesenjangan antarwilayah, hingga rendahnya kompleksitas ekspor manufaktur makin menekan ruang pertumbuhan.

Dari sisi sektor, 70% pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di masa depan diprediksi datang dari sektor jasa.

Modernisasi perdagangan, transportasi, serta pariwisata berkelanjutan menjadi sangat krusial. Sebagai contoh, produktivitas sektor akomodasi dan makanan Indonesia hanya US$6.700 per pekerja per tahun bandingkan dengan Thailand yang mencapai US$26.300. Untuk mendongkrak angka ini, dibutuhkan infrastruktur, digitalisasi, dan peningkatan kualitas layanan.

McKinsey menekankan bahwa kunci Indonesia menuju ekonomi maju bukan hanya kuantitas pertumbuhan, tetapi kualitas pertumbuhan. Perusahaan besar yang produktif, tenaga kerja terampil, modal yang lebih dalam, infrastruktur yang konektif, serta iklim regulasi yang ramah menjadi lima jenis "modal penggerak" yang harus dibangun serempak.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
Photo View |